TEMPO.CO, Jakarta - Bidan memiliki peran penting dalam kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkelanjutan, Good Doctor Technology Indonesia (GDTI) membangun kerangka komunikasi antara tenaga kesehatan seperti bidan dengan dokter melalui Program Sahabat Bidan.
Program yang diselenggarakan oleh Good Doctor bekerja sama dengan Danone Indonesia ini bertujuan untuk membantu memberikan akses dan memperkenalkan layanan kesehatan digital bagi bidan dalam menangani kasus yang dihadapi. CoE Medical Manager Good Doctor Technology Indonesia, dr. Wawan Harimawan, mengatakan melalui Program Sahabat Bidan, para bidan yang berpartisipasi dapat melakukan konsultasi dengan dokter umum berdedikasi di aplikasi Good Doctor dan GrabHealth. "Para bidan bisa memperoleh expert opinion untuk kasus yang ditangani atau berkonsultasi untuk masalah kesehatan yang dialami,” kata Wawan dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 25 Januari 2022.
Program ini terdiri dari dua fase. Program fase pertama berlangsung dari Mei hingga Juli 2021, yang diikuti oleh 232 bidan. Kasus yang dikonsultasikan beragam, mulai dari konsultasi terkait gizi anak, kesehatan anak secara umum, hingga infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare. Bidan yang mengikuti fase pertama ini berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Pada fase kedua, yang berlangsung dari November 2021 hingga Januari 2022, jangkauan lokasi bidan peserta lebih luas, yakni Jakarta, Makassar, Balikpapan, Medan, dan Palembang. "Jumlah bidan yang mengikuti fase kedua ini lebih dari 450 bidan dalam 1 bulan program berjalan. Peluncuran fase kedua dilaksanakan pada 23 Oktober dan dihadiri lebih dari 1.000 bidan yang tersebar di berbagai kota,” ujar Wawan.
Untuk mengumpulkan pandangan dari para bidan, Good Doctor telah melakukan serangkaian survei mendalam pada 2 - 11 Juli 2021. Hasil survei menunjukkan bahwa program ini menjadi pengalaman pertama para bidan dalam konsultasi online, terutama terkait manajemen gizi anak. Para bidan juga merasa bahwa Sahabat Bidan membantu mereka mendapatkan akses yang lebih mudah dan respons dokter serta resep yang lebih cepat.
Memberdayakan Lebih Banyak Bidan dengan Layanan Kesehatan Digital Termasuk Telekonsultasi
Ibu hamil sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan. Hal ini bertujuan agar perkembangan janin dan ibu bisa dipantau secara berkala sehingga ketika ada sesuatu yang berjalan tidak semestinya dapat diberikan penanganan sedini mungkin. Bidan memainkan peran yang semakin penting dalam mengurangi kematian ibu dan bayi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Analisis yang dilakukan sebagai bagian dari State of the World's Midwifery (SoWMy) 2021 yang dirilis oleh United Nations Population Fund (UNFPA), World Health Organization (WHO), dan International Confederation of Midwives (ICM) menunjukkan bahwa bidan dapat membantu secara substansial menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta lahir mati di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Analisis dari 88 negara yang menjadi penyebab sebagian besar kematian ibu dan bayi serta lahir mati di dunia ini menunjukkan bahwa peningkatan substansial dalam cakupan intervensi yang diberikan bidan (meningkat 25 persen setiap lima tahun hingga 2035). Intervensi bidan juga dapat mencegah 40 persen kematian ibu dan bayi baru lahir serta mencegah 26 persen bayi lahir mati. Bahkan peningkatan sebanyak 10 persen setiap lima tahun, dalam cakupan intervensi yang dilakukan oleh bidan dapat mencegah 23 persen kematian ibu dan bayi serta 14 persen kelahiran mati. Cakupan universal intervensi yang diberikan bidan akan mencegah 65 persen kematian ibu dan bayi serta kelahiran mati.
Baca: Mengapa Bidan Hanya untuk Perempuan? Begini Syarat Menjadi Bu Bidan