Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Big Quit, Sebab Karyawan Mengundurkan Diri saat Pandemi Covid-19

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi wanita keluar kerja atau resign. shutterstock.com
Ilustrasi wanita keluar kerja atau resign. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terjadi fenomena The Great Resignation atau Big Quit selama hampir dua tahun pandemi Covid-19. Ini adalah kondisi di mana para karyawan mengundurkan diri dari pekerjaan mereka karena berbagai sebab.

Adalah Anthony Klots, seorang profesor manajemen dari Texas A&M, Amerika Serikat, yang mempopulerkan istilah The Great Resignation atau Big Quit. "Ini merupakan kondisi pengunduran diri besar-besaran oleh pekerja sebagai tren yang meluas selama pandemi Covid-19," katanya seperti tertera dalam keterangan tertulis JobStreet, Sabtu, 12 Februari 20.

Bidang kerja dengan karyawan yang paling banyak mengundurkan diri adalah sektor teknologi dan kesehatan. Menurut Anthony Klots, para pekerja memutuskan berhenti karena mereka memikirkan kembali karier, kondisi perusahaan, dan tujuan jangka panjang dalam kehidupan pribadi.

Data Office for National Statistics atau ONS di Inggris menunjukkan, sekitar 1 juta pekerja mengundurkan diri selama pandemi. Di Amerika Serikat, sekitar 4,3 juta karyawan memutuskan berhenti dari pekerjaan mereka. Pemicunya, karyawan mengalami kelelahan berlebihan dan pertimbangan individu untuk memprioritaskan kondisi kesehatan mental mereka.

Setelah berhenti, mereka kemudian mencari pekerjaan yang tidak menguras tenaga secara mental. Menurut laporan JobStreet Jobs, sebanyak 50 persen karyawan yang bekerja dari rumah atau WFH memiliki durasi bekerja yang lebih lama. Berikut analisis Anthony Klotz atas tren The Great Resignation atau Big Quit:

  • Meninggalkan ambisi
    Jika sebelumnya karyawan memilih bertahan ketimbang mengundurkan diri karena berharap mendapatkan posisi baru atau naik pangkat, pada masa pandemi mereka berpikir lagi apakah benar-benar menginginkan jabatan itu. Dengan beban kerja yang kian bertambah, akhirnya mereka memutuskan untuk melepas ambisi itu dan memilih berhenti. Menurut data JobStreet, pada 2021, jumlah lowongan kerja meningkat 31 persen setiap bulannya. Sedangkan jumlah lamaran per lowongan juga meningkat sebesar 89 persen.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

  • Kelelahan
    Anthony Klotz mengutip laporan yang menunjukkan tingkat kelelahan yang tinggi pada karyawan yang bekerja dalam bidang kesehatan, ritel, restoran, dan perhotelan. Data JobStreet menunjukkan, industri dengan karyawan yang pengunduran diri terbanyak adalah sektor kesehatan dan teknologi. Seiring banyaknya pekerja yang berhenti, terdapat peningkatan lowongan kerja di bidang kesehatan sebesar 45 persen dan 66 persen di bagian digital marketing.

  • Perubahan jadwal kerja
    Selama pandemi, banyak perusahaan yang mengubah jadwal kerja, dari work from office atau WFO menjadi work from home atau bekerja dari rumah. Dengan begitu, pekerja bebas mengatur waktu bekerja. Hanya saja, kondisi ini justru membuat karyawan yang bekerja dari rumah memiliki durasi bekerja yang lebih panjang ketimbang saat bekerja di kantor. Dampak bekerja dari rumah juga membuat karyawan mempertanyakan apa pentingnya punya kantor secara fisik atau kenapa harus bersusah payah datang ke kantor.

Baca juga:
5 Karir Pekerjaan yang Diprediksi Berjaya di Tahun 2022

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Budi Karya Sebut Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen dengan Infrastruktur, Timur Tengah Memanas Harga Emas Terus Naik

2 jam lalu

Foto udara suasana pembangunan jalan tol Bayung Lencir - Tempino (Baleno) Seksi 3 di Sebapo, Muaro Jambi, Jambi, Selasa, 2 Juli 2024. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) menyebutkan progres pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) penghubung Jambi dengan Sumatera Selatan sepanjang 33 kilometer itu telah mencapai 85,4 persen dan ditargetkan selesai pada Agustus 2024 atau molor satu bulan dari target sebelumnya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Terkini: Budi Karya Sebut Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen dengan Infrastruktur, Timur Tengah Memanas Harga Emas Terus Naik

Budi Karya menyatakan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Prabowo bisa dicapai lewat pembangunan infrastruktur.


Saran Pakar untuk Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

3 jam lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Saran Pakar untuk Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Kecerdasan emosional anak bisa dibangun dengan membiarkannya mengekspresikan perasaan dalam suasana santai dan ramah. Simak saran lainnya.


Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Luka Kronis yang Dialami Pekerja Bisa Triliunan, Guru Besar Unair: Di Indonesia Tidak Dihitung

6 jam lalu

Ilustrasi produktivitas pekerja.
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Luka Kronis yang Dialami Pekerja Bisa Triliunan, Guru Besar Unair: Di Indonesia Tidak Dihitung

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), David S. Perdanakusuma, menyinggung besarnya potensi kerugian ekonomi akibat pekerja tidak masuk kerja karena mengalami luka kronis.


Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

17 jam lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

Media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Kemenkes sebut enyebut pentingnya literasi.


Psikiater Ungkap Pemicu Gen Z Rentan Alami Gangguan Mental

17 jam lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Psikiater Ungkap Pemicu Gen Z Rentan Alami Gangguan Mental

Gen Z merupakan kaum yang rentan terkena gangguan mental yang dipengaruhi banyak hal, termasuk pola asuh, lingkungan, dan kemajuan zaman.


Boeing Umumkan Rencana PHK pada 10 Persen Karyawan

18 jam lalu

Logo Boeing terlihat di sisi Boeing 737 MAX di Farnborough International Airshow, di Farnborough, Inggris, 20 Juli 2022. REUTERS/Peter Cziborra
Boeing Umumkan Rencana PHK pada 10 Persen Karyawan

Boeing terus-menerus mengalami kerugian dan adanya aksi mogok kerja telah berdampak pada produksi penjualan pesawat


Tujuan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Tema Kesehatan Mental

1 hari lalu

Konferensi pers film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis di Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024. TEMPO/Wilna Liana
Tujuan Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis Angkat Tema Kesehatan Mental

Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis berusaha menyoroti isu kesehatan mental yang relevan dengan generasi sekarang.


Gelar Aksi di Depan DPR, Masyarakat Adat Tagih Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat

1 hari lalu

Rukmini Petoheke, 53 tahun, warga Ngata Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat ditemui di sela-sela aksi masyarakat adat di depan Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024. TEMPO/Han Revanda Putra
Gelar Aksi di Depan DPR, Masyarakat Adat Tagih Janji Sahkan RUU Masyarakat Adat

Ratusan masyarakat adat dari berbagai wilayah berkumpul di depan Gedung DPR pagi ini, Jumat, 11 Oktober 2024. Tuntut pengesahan RUU Masyarakat Adat.


Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

1 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Ketahui Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental saat Bekerja

Mengetahui batasan atau kemampuan diri terkait beban pekerjaan yang ditanggung bisa membantu menjaga kesehatan mental selama bekerja.


Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Saran Psikiater untuk Hindari Stres karena Pekerjaan

Psikiater menjelaskan kerja tanpa batas waktu memiliki risiko terhadap kesehatan fisik dan mental akibat kelelahan, termasuk stres.