TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang kehujanan, kemudian mengalami flu, itu terjadi karena perubahan suhu tubuh. Itu sebabnya virus penyebab flu atau pilek mudah berkembang saat hujan, seperti dikutip dari situs web PennState.
Bukan kehujanan yang menyebabkan flu, tapi kondisi tubuh yang terinfeksi virus atau bakteri. Saat hujan, perubahan suhu yang mendadak memaksa tubuh beradaptasi. Kondisi itu membutuhkan energi. Perubahan suhu yang ekstrem ini menurunkan daya tahan tubuh, sehingga rentan terinfeksi virus atau bakteri.
Mengutip situs web Winchester Hospital, virus dan bakteri ditularkan dari bersin atau batuk. Percikan cairan pernapasan (droplet) menyebar melalui udara, kemudian terhirup orang lain.
Droplet yang menempel di kulit atau barang tertentu yang tersentuh tangan juga menulari. Itu terjadi ketika tangan yang terkena droplet menyentuh mata atau hidung. Tak ada bukti ilmiah yang menjelaskan, seseorang mengalami flu karena kehujanan.
Ahli pencegahan penyakit menular dari Universitas Vanderbilt, William Schaffner menjelaskan, seseorang menularkan (tertular) virus penyebab flu dipengaruhi juga kelembapan yang rendah seperti musim hujan, sebagaimana dikutip dari Healthline. Kondisi itu menyebabkan virus akan berada di udara dalam waktu yang cukup lama.
Cuaca dingin memungkinkan virus flu beredar. Centers for Disease Control and Prevention menyarankan cara terbaik untuk menghindari virus dan bakteri dengan teratur mencuci tangan. Cuci tangan dengan sabun minimal selama 20 detik.
Tidak menyentuh wajah, mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci. Cara itu termasuk yang perlu dilakukan selain membatasi diri berkontak dengan seseorang yang sedang flu.
WILDA HASANAH