Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan membagikan tips sederhana agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat belanja online di ruang digital.

1. Cek Berulang

Mulai dari mencermati visual yang terlihat berlebihan hingga melakukan pengecekan berulang dengan layanan yang tersedia di layanan mesin pencarian menjadi beberapa kiat yang dibagikan. "Pertama kalau dari visual untuk melihat sesuatu itu asli atau dari AI biasanya untuk yang AI hasilnya terlampau sempurna. Jadi kalau misalnya gambar bergerak dalam bentuk video, dia itu mulus tidak ada jeda padahal kalau di kenyataan saat orang bicara kadang suka ada jeda atau diam sebentar," kata Firman pada 21 April 2024.

Ia mencontohkan salah satu konten video buatan AI yang viral di media sosial ialah saat video pidato Presiden Joko Widodo direkayasa seolah-olah ia berbicara dengan Bahasa Mandarin pada Oktober 2023.

Video itu beredar luas dan menyebabkan kegaduhan karena di dalam video rekayasa buatan AI itu terlihat Presiden sangat mahir berbincang menggunakan Bahasa Mandarin.

Padahal setelah diselidiki video tersebut sumbernya berasal dari 2015 yang diunggah oleh YouTube The U.S. - Indonesia Society (USINDO) dan dalam video itu Presiden Joko Widodo berpidato menggunakan Bahasa Inggris. "Nah yang terlalu lancar seperti itu bisa jadi pembeda. Kasus video Pak Jokowi pakai Bahasa Mandarin itu terlihat dia lancar dan tidak ada jeda. Padahal di video aslinya dia malah banyak jeda," kata Firman.

Hal serupa juga dapat menjadi pembeda pada konten iklan produk-produk buatan AI agar masyarakat tidak tertipu saat membeli produk tersebut.

2. Biasanya Ada Testimoni dari Selebritas

Penipuan belanja daring menggunakan AI yang marak dilakukan biasanya memang kerap menggunakan konten visual dan audio, dalam penipuan berbelanja daring menggunakan AI biasanya pelaku menampilkan testimoni seolah berasal dari selebritas atau pesohor.

Dengan teknologi deepfake menggunakan suara selebritas membuat video-video itu terasa nyata seolah testimoni, padahal pihak yang bersangkutan tidak pernah membuat konten tersebut.

Salah satu contoh kasusnya seperti yang terjadi pada pesohor Melaney Ricardo yang pada Januari 2024 mengaku suaranya direkayasa menggunakan AI dan digunakan seolah-olah menjadi testimoni untuk obat pelangsing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum itu bahkan, pesohor lainnya seperti Titi DJ, Tika Panggabean, Ivan Gunawan, hingga Prilly Latuconsina juga pernah dicatut nama dan suaranya pada November 2023 dengan kondisi yang serupa. Tika Panggabean bahkan memberikan klarifikasi agar masyarakat tidak tertipu iklan buatan AI tersebut.

3. Cek Manfaat Layanan

Kiat lainnya yang dibagikan Firman ialah untuk melihat konten jualan daring dalam bentuk gambar buatan AI atau tidak ialah masyarakat bisa memeriksa keasliannya dengan memanfaatkan layanan yang tersedia di mesin pencarian.

"Biasanya untuk produk yang tidak bergerak itu kadang hasil gambarnya terlalu indah. Jadi sejak awal patut dicurigai dan itu bisa dicek langsung misalnya pakai Google, itu bisa dicari dan biasanya bisa keluar asal atau gambar aslinya. Banyak aplikasi lain juga dicari saja sebagai alat detektor konten AI," kata Firman.

4. Sebaiknya Belanja di Marketplace atau E Commerce

Langkah selanjutnya, agar masyarakat tidak tertipu oleh konten AI untuk berbelanja daring ialah Firman menyarankan agar masyarakat lebih baik berbelanja di aplikasi dengan penyelenggara yang otoritatif seperti marketplace dan e-commerce.

"Dengan layanan yang memang ada penanggung jawabnya memang lebih baik, sehingga apabila ada produk yang tidak sesuai atau produk tidak sampai itu bisa dikomplain dan ditanggapi. Itu menjadi keunggulan dari marketplace karena ia bergerak sesuai aturan yang berlaku dari pemerintah," katanya.

5. Ada Testimoni dari Pelanggan di Akun Medsos

Meski demikian apabila masyarakat ingin berbelanja di media sosial, Firman menyebutkan hal itu tidak bermasalah tapi masyarakat tetap perlu jeli sehingga bisa membedakan penjual yang jujur atau penipu.

Ia pun menyebutkan beberapa ciri pelaku usaha yang berjualan di media sosial dan bisa dipercaya ialah penjual yang memiliki pengikut yang banyak dan memiliki testimoni dari pelanggan.

"Jadi walaupun berbelanja di media sosial, dengan melihat ciri-ciri itu masyarakat bisa tetap aman dari penipuan," katanya.

Pilihan Editor: Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Faktor Penentu Kesuksesan Pelanggan Saat Checkout di Website

2 jam lalu

Foto Ilustrasi. Dok. Rankpillar
Faktor Penentu Kesuksesan Pelanggan Saat Checkout di Website

Dengan memperhatikan elemen-elemen utama yang mempengaruhi proses checkout, bisnis dapat meningkatkan tingkat konversi dan kepuasan pelanggan secara signifikan.


KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

1 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

Kontrol manusia tetap dipertahankan dalam AI di militer agar mencegah penggunaan yang memicu penyebaran senjata pemusnah massal.


60 Negara Dukung Cetak Biru Kecerdasan Buatan dalam Militer

1 hari lalu

Para pembicara termasuk Dr. Radha Plumb, Kepala Pejabat Digital dan Kecerdasan Buatan, Departemen Pertahanan AS (ketiga dari kiri), membahas penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam sesi pleno di KTT Responsible AI in the Military Domain (REAIM) di Seoul, Korea Selatan, 9 September 2024. Yonhap via REUTERS
60 Negara Dukung Cetak Biru Kecerdasan Buatan dalam Militer

HRW mengkritik penggunaan Kecerdasan Buatan dalam serangan-serangan Israel ke Gaza.


Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

2 hari lalu

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki usai menerima audiensi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki angkat bicara soal status aplikasi e-commerce asal Cina, Temu.


Telkom Sematkan AI pada Chatbot OCA

3 hari lalu

Ilustrasi dok. Telkomsel
Telkom Sematkan AI pada Chatbot OCA

Kegiatan ini dirancang sebagai wadah untuk mempromosikan produk fashion dan kerajinan lokal, serta melestarikan budaya daerah


OCA Gunakan AI untuk Layanan Chatbot yang Lebih Pintar

6 hari lalu

OCA Automated Interaction (OCA AI) hadir dengan teknologi AI untuk membalas chat secara otomatis, membantu pelaku usaha mengefisienkan pemanfaatan karyawan dan fokus pada hal strategis. Dok. Telkom
OCA Gunakan AI untuk Layanan Chatbot yang Lebih Pintar

Teknologi mutakhir di OCA AI mampu membalas chat secara pintar dan otomatis, sehingga dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam membalas pesan atau menangani keluhan secara manual.


Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

6 hari lalu

Pelaku lUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), membuat lukisan wayang secara tradisional. Dok. Bank BRI
Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

Pinduoduo Inc. adalah perusahaan e-commerce asal Cina disebut bisa mengancam UMKM Indonesia


Paus Fransiskus Punya Keprihatinan Besar Atas AI, Ini Daftar Pernyataannya

8 hari lalu

Paus Fransiskus menyampaikan pesan saat melaksanakan Misa Kudus Malam Natal di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 24 Desember 2021. Paus Fransiskus mengingatkan kepada jemaahnya bahwa melayani orang lain lebih penting daripada mencari status, visibilitas sosial atau menghabiskan seumur hidup untuk mengejar kesuksesan. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Punya Keprihatinan Besar Atas AI, Ini Daftar Pernyataannya

Paus Fransiskus telah selama ini terus mengingatkan akan dampak cepat dari teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).


Rayakan HPN, BRI Menggunakan AI untuk Memberikan Layanan Terbaik Pelanggan

8 hari lalu

Karyawan BRI tengah melayani nasabahnya. Dok. BRI
Rayakan HPN, BRI Menggunakan AI untuk Memberikan Layanan Terbaik Pelanggan

BRImo super apps menjadi salah satu produk yang menjadi andalan yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mengakses berbagai layanan perbankan dengan mudah dan cepat.


Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Penjual Mulai 16 September 2024

9 hari lalu

Logo Tokopedia. foto: Tokopedia
Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Penjual Mulai 16 September 2024

Tokopedia menaikkan biaya layanan penjual mulai 16 September 2024. Kebijakan ini berlaku untuk penjual kategori apa saja?