TEMPO Interaktif, Jakarta: Mulai jenuh tampil dengan sepatu berhak tinggi? Ada baiknya, untuk sementara waktu, Anda simpan sepatu stilletto Anda ke dalam kotak. Dalam beberapa waktu ke depan, sepatu yang "lebih menjejak bumi" akan menjadi primadona. Sepatu jenis itu hanya berhak pendek yang disebut kitten heels.
Kitten heels memiliki tinggi hak antara 3,5-5 sentimeter dengan bentuk melengkung seperti kuku anak kucing (kitten claw) berada di tengah. Hal ini untuk menciptakan keseimbangan pada saat melangkah dan kenyamanan tumpuan kedua kaki.
Desain sepatu kitten mengesankan keanggunan dan fashionable. Hak yang tidak terlalu tinggi juga membuat pengguna, yang tidak biasa bersepatu tinggi sekalipun, masih bisa bergerak lincah. Kesan feminin juga melekat kuat. Hal inilah yang sulit diperoleh dari sepatu flat yang terlihat lebih santai dan untuk "main-main".
Sepatu jenis ini pertama kali menyeruak dunia fashion era 50-an. Remaja perempuan berusia 13 tahun--umur mekar dan mulai ingin bergaya--di Amerika Serikat mengenakan sepatu kitten sebagai latihan sebelum menggunakan sepatu berhak tinggi. Maklum, saat itu, sepatu stilletto nan runcing dikonotasikan dalam persepsi seksual, tetapi ketidaknyamanan berjalan.
Artis Audrey Hepburn ikut berperan mempopulerkan sepatu kitten. Saat itu, Audrey melejit sebagai bintang cantik papan atas sekaligus piawai akting. Film-film seperti Roman Holiday, Sabrina, dan Breakfast at Tiffany's memposisikannya sebagai bintang stylish, sekaligus ikon fashion.
Baca Juga:
Konon, dengan tinggi hampir 170 sentimeter, Audrey selalu mengenakan hak rendah agar pria lawan main dalam film tidak tampak lebih pendek. Akhirnya, kitten heels pun booming dan menjadi tren untuk segala usia di era 60-an hingga 80-an.
Seperti siklus, tren selalu kembali berulang. Kini, para desainer dan brand berusaha menggali gaya 50-an ke dalam desain yang lebih modern. Manolo Blahnik, yang identik dengan stiletto-nya, pun memperkenalkan sepatu hak yang lebih pendek. Evita Peroni juga terinspirasi gaya 50-an dalam desain aksesori rambut bandana lebar atau scarf penutup kepala berdesain optical print.
Kembali ke soal pilih-pilih alas kaki, pada dasarnya, sepatu bertumit tinggi memperbesar risiko cedera kaki. Apalagi jika terlalu lama dipakai berdiri. Secara anatomis, kaki kita berfungsi sebagai penyangga berat tubuh. Karena itu, pilihan sepatu yang salah bisa menyebabkan kaki cepat lelah, rasa sakit di tumit dan telapak kaki. Bahkan, bisa mengakibatkan varises dan sakit punggung.
Nah, sepatu kitten sangat layak menjadi pilihan. Tinggi hak yang termasuk "moderat" menjadi keunggulan. Kaki-kaki tetap tampil menawan, melangkah pun tidak membikin pegal-pegal.
Saat ini, gaya kitten heels tersedia dalam berbagai model yang bisa di mix and match dengan atasan. Tinggal sesuaikan dengan selera, kebutuhan, atau acara. Di beberapa mal di Jakarta, kehadiran sepatu ini mulai marak.
Di antaranya, coba tengok koleksi anyar department store Centro. Sepatu kitten heels dengan ujung terbuka berwarna perak metalik terkesan semiformal, sekaligus trendi. Warna emas metalik, putih, dan hitam masih mendominasi.
Atau simak tone dua warna yang unik. Seperti paduan biru cerulean dengan perak metalik atau kombinasi merah jambu dan putih. Ada pula yang klasik, hitam-putih bak kulit zebra.
Bahan atau materi sepatu biasanya berasal dari plastik, beludru, atau semiflanel. Sebagai pemanis alas kaki, pada ujung sepatu terdapat aksentuasi seperti bunga, gesper, atau batu permata.
Soal harga, tergantung bahan dan produsennya. Yang pasti, tak sampai menembus angka Rp 700 ribu. Silakan kenakan dan ucapkan kalimat klasik dari bibir Audrey Hepburn, How do I look?" untuk penampilan Anda.
DEWI RETNO