TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendapatkan vaksinasi booster kedua pada Rabu, 30 Maret 2022. Sehari sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat memang menerbitkan kebijakan yang mengizinkan vaksin booster kedua untuk kelompok tertentu.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, dasar penentuan kelompok yang bisa mendapatkan vaksin booster berpedoman pada "World Health Organization Strategic Advisory Group of Experts atau WHO SAGE Roadmap for Prioritizing use of Covid-19 Vaccines" versi terbaru 2022. Dalam pedoman tersebut, organisasi kesehatan dunia membagi menjadi tiga kelompok prioritas penerima vaksin.
- Prioritas paling tinggi atau highest priority adalah orang lanjut usia atau ansia, tenaga kesehatan, dan orang dengan immunocompromised.
- Prioritas tinggi
- Prioritas menengah
- Prioritas rendah.
"WHO melalui Strategic Advisory Group of Experts on Immunization memang belum memberikan rekomendasi yang jelas dan pasti tentang perlu tidaknya pemberian vaksin booster kedua ini," kata Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 April 2022. "Tetapi, dengan makin banyaknya negara yang memberi vaksin booster kedua dan upaya transisi menuju terkendalinya Covid-19, maka akan baik kalau ditetapkan kebijakan pemberian vaksinasi booster kedua di dalam negeri."
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. REUTERS/Joshua Roberts
Apabila pemerintah menerbitkan kebijakan vaksinasi booster kedua dalam waktu dekat, menurut Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI ini, maka akan baik kalau diimplementasikian pada kelompok yang pertama, yaitu prioritas tertinggi, yakni lansia, tenaga kesehatan, dan orang dengan immunocompromised. Meski begitu, dia juga mengingatkan agar pemerintah tetap memperluas cakupan vaksinasi dosis pertama, kedua, dan booster pertama.
Mengutip laman resmi Satgas Covid-19, hingga 31 Maret 2022 pencapaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 196.534.266 individu, vaksinasi kedua sebanyak 159.325.260 orang, dan vaksinasi booster pertama sebanyak 22.215.377 orang. Sementara jumlah sasaran vaksinasi Covid-19 nasional sebanyak 208.256.720 penduduk.
Dari angka tadi, cakupan vaksinasi booster pertama baru sekitar 10 persen dari target total. "Vaksinasi booster pertama harus digalakkan, demikian juga cakupan vaksinasi primer yang terus ditingkatkan," kata Tjadra Yoga Aditama yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.
Baca juga:
Satgas Sebut Vaksinasi Covid-19 Tak Batalkan Puasa Ramadan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.