Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Headphone dan Sejenisnya Bisa Jadi Penyebab Gangguan Pendengaran

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Headphone Nirkabel (pexels.com)
Ilustrasi Headphone Nirkabel (pexels.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHeadphone, earphone dan sejenisnya kini memang sering digunakan, khususnya bagi kawula muda. Namun ternyata penggunaan headphone dalam jangka waktu lama dan intensitas suara yang cukup tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Berdasarkan analisa terbaru, tingkat kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi gangguan pendengaran di masa depan.

Dikutip dari healthline, anak-anak, remaja, dan dewasa muda mungkin sangat berisiko jika seringkali mendengarkan musik berjam-jam dengan volume melebihi batas normal. Menurut Institut Kesehatan Nasional, rata-rata normal paparan kebisingan yang diterima telinga yaitu 70 desibel.

World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 50 persen orang berusia 12 hingga 35 tahun berisiko mengalami gangguan pendengaran karena terlalu lama dan berlebihan terpapar suara keras, seperti musik yang didengar melalui perangkat audio pribadi.

Headphone dan Sejenisnya Bisa Rusak Pendengaran

Fink dan audiolog, Jan Mayes memiliki kesimpulan bahwa orang yang menggunakan sistem audio pribadi seperti headphone dan sejenisnya dapat merusak pendengaran mereka. "Khususnya anak muda, penggunaan sistem audio pribadi adalah sumber utama paparan kebisingan di waktu senggang,” kata Fink.

Selain mengalami kesulitan berkomunikasi, gangguan pendengaran juga dikaitkan dengan penurunan kognitif. Menurut studi pada 2011, dibandingkan dengan orang tanpa gangguan pendengaran, orang yang mengalami gangguan pendengaran lebih berisiko terkena demensia.

Hal itu dibenarkan Mary L. Carson, audiolog klinis berlisensi yang menyatakan penelitian menunjukkan bahwa individu dengan gangguan pendengaran yang tidak diobati, dari waktu ke waktu memiliki risiko yang lebih tinggi untuk demensia.

Dikutip dari m.timesofindia.com, penggunaan earphone dapat merusak telinga yaitu suara yang melewati gendang telinga melalui tulang pendengaran untuk mencapai telinga bagian dalam. Getaran kemudian menyebar ke koklea yang berisi cairan dan terdiri dari banyak 'rambut' kecil. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika getaran mencapai koklea, cairan bergetar yang membuat rambut bergerak. Semakin keras suaranya, semakin kuat getarannya dan semakin banyak rambut yang bergerak. Paparan musik keras dalam jangka panjang dan terus menerus membuat sel-sel rambut akhirnya kehilangan kepekaannya terhadap getaran suara. 

Kadang-kadang, musik yang keras juga menyebabkan sel-sel rambut tertekuk atau terlipat yang menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Ketika suara terlalu keras dan dimainkan dalam waktu lama, sel-sel pendengaran di telinga bisa rusak. Selain itu, earphone dapat mendorong kotoran di telinga lebih jauh ke dalam saluran telinga yang dapat menyebabkan infeksi.

Musik keras yang diputar melalui headphone atau earphone dapat merusak sel-sel di telinga. Khawatirnya, sel-sel ini tidak memiliki kemampuan untuk beregenerasi. Sehingga ketika kerusakan terjadi, tidak mungkin untuk membalikkan kerusakan yang terjadi dan malah dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca: 5 Tips Menjaga Kesehatan Telinga bagi yang Sering Pakai Earphone

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

25 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

26 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

27 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

28 hari lalu

Ilustrasi wanita mendengarkan musik di kafe. shutterstock.com
Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.


Apple akan Memperluas Lini Airpods dengan Dua Model Baru, Ini Detailnya

29 hari lalu

Apple AirPods Pro 2 (Apple)
Apple akan Memperluas Lini Airpods dengan Dua Model Baru, Ini Detailnya

Apple disebut merencanakan perombakan untuk jajaran earphone nirkabel populernya, AirPods, pada akhir tahun ini.


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

29 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza