Beberapa hal yang dapat memicu depresi dan kecemasan, seperti yang diungkapkan dalam Mcleanhospital.org. media sosial juga digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan harga diri atau “panjat sosial” dengan konten yang terus dibandingkan dengan pengguna lain, seperti perbandingan likes dan komentar.
Cemas FOMO, Apa Itu?
Tak hanya itu fear of missing out atau FOMO juga berperan dalam meningkatkan kekhawatiran pengguna media sosial.
Kondisi seseorang takut tidak mengetahui dan mengikuti apa yang terjadi dapat memengaruhi pikiran dan perasaan bahkan secara fisik terpengaruh.
Mengutip dari Lancastergeneralhealth.org, perlu untuk mengenali tanda dari depresi akibat media sosial terutama dalam diri sendiri untuk mencoba mengurangi intensitas penggunaan media sosial.
Tanda tersebut meliputi merasa kesepian, terlalu banyak menggunakan media sosial dibanding berinteraksi secara langsung, membandingkan dengan orang lain yang ada di media sosial, bullying online, merasa paling menderita dan tidak merawat diri sendiri seperti kurang tidur dan tidak melakukan aktivitas.
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Untuk mengatasi hal tersebut disarankan untuk secara perlahan mengurangi screen time penggunaan media sosial, meluangkan waktu untuk bertemu orang lain dan keluar untuk olahraga serta mencoba menjadi relawan.
Jika masih belum dapat mengendalikan diri untuk menjauhi media sosial dan terus merasa cemas dapat meminta bantuan profesional untuk memperoleh tindakan dan perawatan yang tepat.
TATA FERLIANA
Baca juga : Dampak Positif dan Negatif Remaja Main Media Sosial
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.