Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tren Kerja Jadi Pekerja Lepas Meningkat, Ini 3 Solusi dari Solos

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi pekerja lepas. Alexey Makhinko-Pexels
Ilustrasi pekerja lepas. Alexey Makhinko-Pexels
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, tren freelance atau pekerja lepas sedang meningkat di dunia. Solos, sebuah platform e-commerce yang membantu solopreneur (solo-entrepreneur) dan pekerja lepas menjual layanan mereka dengan cepat dan mudah secara online, mengestimasi saat ini terdapat 70 juta pekerja lepas dan solo entrepreneur di Asia Tenggara. Nilai pemasukan tahunan pekerja lepas di Asia Tenggara tersebut mencapai US 93 miliar dollar.

World Bank mencatat pertumbuhan pekerja lepas mencapai 30 persen setiap tahunnya dengan dominasi segmentasi usia 18-44 tahun. Penelitian School of Business University of Brighton menyatakan bahwa 97 persen pekerja lepas lebih bahagia daripada pekerja kantoran.

Tren yang sama terjadi di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat 33,34 juta orang bekerja sebagai pekerja lepas dan pemilik perusahaan kecil hingga Agustus 2020. Angka ini naik 4,32 juta orang atau 26 persen dari tahun sebelumnya.

Menurut CEO Solos, Ricky Willianto, pasokan tenaga kerja yang menginginkan pekerjaan jam 9-5 kini semakin berkurang, terutama untuk kategori pekerjaan yang banyak diminati seperti teknik, desain, UI/UX, penelitian, pembinaan (training), dan strategi. Selain faktor fleksibilitas waktu dan tempat bekerja, ada kecenderungan sosial yang mendasari, terutama di kalangan generasi muda, untuk mendapatkan pekerjaan yang memiliki makna bagi hidup mereka. Hal ini dapat berupa melakukan pekerjaan yang berdampak positif bagi dunia, atau bahkan hanya pekerjaan yang selaras dengan nilai-nilai pribadi seseorang seperti kreativitas atau kebebasan.

Akibatnya, perusahaan berjuang untuk mengisi jumlah karyawan mereka, dan karena itu mereka mencari cara alternatif untuk bekerja dengan generasi muda. Ricky mengatakan perusahaan sukses seperti Google sudah memanfaatkan tenaga kerja kontrak dan pekerja lepas dalam bisnis mereka. Faktanya, 54 persen tenaga kerja Google adalah outsource. Sementara SAP menemukan bahwa rata-rata 25 persen tenaga kerja dari organisasi terbesar terdiri dari pekerja lepas dan kontraktor.

Menurut Ricky, skema ini memungkinkan organisasi untuk mengelola sumber daya mereka dengan lebih baik dan memaksimalkan efisiensi dan output mereka. Organisasi dengan tenaga kerja yang fleksibel lebih mampu menyesuaikan biaya mereka berdasarkan lingkungan dan situasi bisnis.

“Kami percaya bahwa terjadi transisi besar pada angkatan kerja masa kini. Generasi baru lebih menyukai kebebasan, fleksibilitas, dan pekerjaan yang berdampak dan didorong oleh hasrat. Hasilnya, orang-orang yang dulu bergantung pada pekerjaan kantoran kini memulai bisnis mereka sendiri yang dimungkinkan oleh teknologi dan kerja jarak jauh. Solos ingin menjadi solusi terdepan bagi orang-orang yang memulai perjalanan ini, dan menjadi mitra yang membantu mereka sukses dalam bisnis mereka,” kata Ricky dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada pertengahan Mei 2022.

Ricky mengatakan platform Solos akan fokus membantu pekerja lepas dan solopreneur menemukan klien baru dengan cepat. Harapannya Solos bisa mempersingkat waktu yang diperlukan pekerja lepas untuk menyepakati transaksi, yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak pendapatan. Solos dirancang untuk melayani kebutuhan pekerja profesional. Siapa pun yang menjual keahlian, keterampilan, dan pengetahuan mereka adalah target pengguna Solos. Solos memberdayakan desainer grafis, penulis, tutor belajar, pelatih pribadi, instruktur yoga, konsultan PR, peneliti profesional, dan pakar strategi.

“Saat ini Solos fokus pada pertumbuhan di Indonesia. Kami saat ini berbasis di Bali karena kami percaya Bali adalah pusat bisnis yang tepat untuk pekerja lepas, solopreneur, dan digital nomads,” kata Ricky.

Bali dianggap Ricky sebagai pusat bagi para digital nomads (orang yang bisa bekerja di manapun). Menurut Ricky, ada banyak dari target pengguna Solos berada di Bali karena mereka ingin memiliki gaya hidup yang seimbang. Mereka pergi berselancar dan melakukan yoga di pagi hari, membangun bisnis mereka di siang hari, dan kemudian memiliki kehidupan sosial yang hebat di malam hari.

“Selain itu, Bali adalah kota berskala internasional yang menarik minat orang-orang dari berbagai negara. Kami pikir Bali akan memungkinkan kami untuk membangun komunitas global, namun juga masih memungkinkan kami untuk mempertahankan identitas kami sebagai bangsa Indonesia," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Solos menghadirkan 3 solusi utama yaitu sebagai pembuat portfolio, online shop for service, dan payment solutions for service sellers. Solusi ini diciptakan untuk mewujudkan misi Solos membantu pekerja lepas dan solopreneur menemukan klien baru dengan cepat. “Solos diciptakan untuk membantu mereka mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menyepakati transaksi, yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak pendapatan. Kami ingin meningkatkan pendapatan bagi para profesional Asia dari US 20 dollar per hari menjadi US 20 dollar per jam,” ujar Ricky.

Solos menjawab tantangan yang selama ini dihadapi pekerja lepas ketika menggunakan platform sejenis, seperti biaya administrasi/bagi hasil yang mahal, komunikasi dengan klien yang dibatasi pada satu platform tertentu, dan skema pembayaran yang terbatas. Solos dilengkapi dengan teknologi yang memudahkan para pekerja lepas untuk membangun website dan toko online, dengan tampilan yang menarik dan memungkinkan para pekerja lepas untuk memamerkan karya dan jasa mereka secara online dan kredibel. Sehingga pekerja lepas tidak perlu lagi membuat website terpisah atau mencantumkan Linktree atau tool sejenis yang berisikan tautan website, portfolio, nomor telepon, email, dan sosial media mereka karena Solos menghadirkan seluruh fungsi tersebut dalam satu tempat.

Solos juga didukung dengan teknologi di belakang layar (back-end) yang membantu pengaturan proyek pekerja lepas dengan lebih mudah dan teratur, mulai dari project management, chat, tagihan, hingga sistem pembayaran.

Selain itu Solos memberi kebebasan dan keleluasaan bagi para pekerja lepas untuk menentukan cara bekerja dengan klien, kebebasan komunikasi langsung dengan klien, serta bebas menentukan cara pembayaran dengan klien. “Berbeda dengan platform pencarian layanan pekerja lepas lainnya yang membatasi cara komunikasi dan skema pembayaran antara klien dengan pekerja lepas, Solos memberi kebebasan bagi pekerja lepas dan solopreneur untuk menawarkan layanan jasa mereka secara langsung kepada klien dengan platform komunikasi dan skema pembayaran yang bisa mereka tentukan sendiri,” ungkap Ricky.

Solos baru diluncurkan pada 10 Mei lalu. Solos adalah kata jamak untuk solo - yang mengacu pada beberapa solopreneur yang bekerja bersama. "Esensi gotong royong ini berpusat pada keragaman, membangun komunitas, dan bekerja sama. Bagi kami, Bali mewakili semua hal di atas,” kata Ricky.

Solos, bagi Ricky, tidak hanya menjadi akan penyedia solusi, tetapi juga membangun komunitas yang dapat disebut sebagai rumah atau kantor oleh para pekerja lepas dan solopreneur. Solos berkomitmen membangun komunitas yang menyediakan sumber daya dan praktik terbaik, dan yang lebih penting adalah persahabatan dan kawan yang dapat mendukung perjalanan sebagai seorang wirausaha.

Menjadi pekerja lepas bukan hal asing bagi Ricky. “Dalam 11 tahun lebih perjalanan karier dan bisnis saya, yang di mana 5 tahun saya menjadi seorang pekerja lepas, saya belajar bahwa menjadi seorang pekerja lepas adalah cara baru untuk semakin berdaya secara ekonomi serta langkah awal melatih diri menjadi seorang entrepreneur kedepannya. Solos adalah startup ke-4 yang telah saya bangun bersama anak muda Indonesia lainnya," katanya.

Semangat kewirausahaan Ricky terinspirasi dari ayah dan ibunya yang bekerja keras membangun kembali bisnisnya dari nol ketika terjadi krisis finansial Asia pada tahun 1997. "Semangat ini menjadi komitmen saya untuk membangun Solos menjadi community center yang mendukung setiap individu meraih kebebasan waktu, finansial dan aspirasi hidup mereka,” ungkap Ricky.

Ricky mengungkapkan Solos mengalami pertumbuhan eksponensial dalam jumlah pengguna sejak pertama kali dioperasikan. Solos juga memiliki daya tarik global dan telah menerima minat dari pekerja lepas dan solopreneurs dari Filipina, Australia, India, Amerika Serikat, dan pasar lain secara global. Solos saat ini tengah mengumpulkan dari investor di Asia Tenggara dan Eropa. Sejauh ini Solos memiliki beberapa angel investor dari perusahaan seperti Microsoft, HSBC, JP Morgan, dan Blackberry.

“Kami percaya bahwa pekerja lepas dan solopreneurs ingin berkembang dalam komunitas yang saling mendukung. Untuk itu kami membangun komunitas Discord dari solopreneurs dan pekerja lepas yang ingin membawa bisnis mereka ke tingkat berikutnya. Di dalam komunitas ini, kami menghubungkan anggota dengan klien dan peluang baru, mendiskusikan proyek dan praktik terbaik, dan membantu solopreneur bertemu satu sama lain sehingga mereka dapat berkolaborasi dalam proyek yang lebih besar. Pada akhirnya kami ingin setiap orang mampu melakukan pekerjaan yang mereka sukai dengan cara yang berkelanjutan secara finansial,” kata Ricky.

Baca: CSIS: Pekerja Lepas di Platform Digital Bisa Perkuat Ekonomi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

12 jam lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.


Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

1 hari lalu

Ilustrasi TikTok dan Tokopedia. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang


Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

8 hari lalu

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut. Foto: Canva
Cara Daftar Shopee Video Top Creator untuk Pemula yang Mudah

Sebagai pengguna Shopee, Anda bisa mendaftar Shopee Video Top Kreator dengan cara berikut ini. Ketahui juga beberapa persyaratannya berikut.


Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

23 hari lalu

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto memberikan sambutan saat peluncuran kampanye Beli Lokal 12.12 di Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) di Tokopedia Tower, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Gelaran ini menjadi momentum kembalinya TikTok Shop yang bekerja sama dengan Tokopedia. TEMPO/Tony Hartawan
Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

Setelah menonaktifkan personalisasi data, laman belanja di TikTok itu akan menampilkan produk-produk sesuai algoritma umum.


Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

23 hari lalu

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto menjelaskan soal integrasi sistem TikTik Shop dan Tokopedia di kantornya, Jakarta Selatan pada Rabu, 3 April 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.


Komitmen Telkom Bantu Masyarakat Hadapi Era Ekonomi Digital

23 hari lalu

Komitmen Telkom Bantu Masyarakat Hadapi Era Ekonomi Digital

Gelar kelas digital marketing gratis untuk cetak talenta siap bisnis yang mampu bersaing di dunia internasional.


6 Tips Sukses Jualan di E-Commerce Saat Ramadan

39 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
6 Tips Sukses Jualan di E-Commerce Saat Ramadan

Daya beli masyarakat semakin meningkat di bulan Ramadan. Simak tips sukses jualan di e-commerce saat bulan suci.


Apakah Pekerja Lepas Wajib Melaporkan SPT Tahunan?

42 hari lalu

Pegawai membantu Wajib Pajak yang hendak melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga, Jumat 31 Maret 2023. Seluruh warga negara Indonesia yang sudah memiliki nomor pokok wajib pajak diwajibkan untuk melaporkan SPT pajak adapun deadline penyampaian SPT wajib pajak orang pribadi akan berakhir hari ini, Jumat (31/3/2023). Tempo/Tony Hartawan
Apakah Pekerja Lepas Wajib Melaporkan SPT Tahunan?

Bagi para pekerja lepas atau freelance, melaporkan SPT Tahunan menjadi suatu kewajiban yang harus dipenuhi setiap tahunnya


Ramadan, Lazada Catat Peningkatan Penjualan hingga 3 Kali Lipat pada Jam Tertentu

43 hari lalu

Senior Vice President Campaigns, Traffic, and Onsite Marketing Lazada Indonesia Amelia Tediarjo dalam media gathering di Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, 14 Maret 2024. Tempo/Annisa Febiola
Ramadan, Lazada Catat Peningkatan Penjualan hingga 3 Kali Lipat pada Jam Tertentu

Memasuki bulan Ramadan, Lazada Indonesia mencatat peningkatan penjualan hingga tiga kali lipat pada jam-jam tertentu.


Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

43 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau pasar pakaian Blok A Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Zulkifli Hasan mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang untuk melihat secara langsung para pedagang  penjual barang lokal menjelang hari raya Lebaran Idul Fitri nanti. TEMPO/Tony Hartawan
Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

Mendag Zulhas mengklaim geliat ekonomi Indonesia selama Ramadan di atas rata-rata karena melihat ramainya Pasar Tanah Abang. Seperti apa realitanya?