2. Kualitas Sperma
Begitu pula dengan kualitas sperma yang akan mulai menurun setelah usia 35 tahun. Motilitas atau pergerakan sperma juga akan terpengaruh.
3. Motiltas
Kualitas, motilitas, dan kesehatan sperma dalam kondisi sempurna sebelum usia 25 tahun. Kualitas turun ke titik terendah setelah usia 55 tahun. Pada saat itu, pria dapat kehilangan kekuatan reproduksinya hampir 50%.
4. Faktor Gaya Hidup
Selain usia, apa lagi yang bisa memengaruhi kesehatan reproduksi pria? Kebiasaan seperti merokok, kurang gizi, mengenakan pakaian dalam yang ketat, dan insomnia juga perlahan bisa memengaruhi tingkat kesuburan pria.
5. DNA
Setelah usia 30 tahun, kadar testosteron dalam tubuh mulai menurun setiap tahun. Selain itu, mutasi dalam DNA bisa terjadi setelah usia 35 tahun.
Jadi, lebih baik merencanakan untuk memiliki anak jauh sebelum tahap-tahap tersebut.
Usia yang Tepat
Jadi, berapa usia yang tepat bagi seorang pria untuk menjadi seorang ayah? Meskipun periode antara usia 22 hingga 25 tahun dalam kondisi baik, sebagian besar pria mungkin masih berada di awal karier dan belum mapan pada usia itu.
Jadi, masa antara usia 28-30 tahun bisa menjadi waktu terbaik bagi seorang pria untuk menikah lalu menjadi seorang ayah.
Pasalnya, setelah usia 35 tahun, di sisi kesehatan, kebanyakan produksi sperma dan kualitas sperma akan mulai menurun. Artinya kesuburan tak bisa dipungkiri nyaris berbanding lurus dengan usia seseorang.
IDRIS BOUFAKAR
Baca : 6 Langkah Mempersiapkan Kehamilan setelah Keguguran