TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi booster kedua memang patut diberikan di Indonesia, setidaknya pada kelompok risiko tinggi karena empat alasan. Pertama, efikasi vaksin Covid-19 primer akan menurun sesudah lebih dari enam bulan. Kedua, varian dan subvarian baru cenderung dapat menghindar dari sistem imun yang terbentuk. Ketiga, kasus yang terus meningkat sekarang, dan keempat sesuai dengan kebijakan beberapa negara.
Singapura pada 10 Juni 2022 menyatakan vaksinasi booster kedua dapat diberikan pada semua penduduk 50 tahun ke atas. Kemudian, pada 1 Juli 2022, Kementerian Kesehatan Singapura merekomendasikan orang di atas 18 tahun yang rentan terkena COVID-19 parah untuk mendapat booster kedua pula, setidaknya sesudah lima bulan dari booster pertama.
Di Malaysia, pada 20 Juli 2022 Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin menyebutkan, "Kasus Covid-19 kembali meningkat. Banyak yang tidak terinfeksi tahun terakhir kini terjangkiti. Jadi, kalau Anda berusia 50 tahun ke atas, sudah mendapat dosis penggalak (booster) pertama, Anda boleh mendapat dosis penggalak kedua."
Disebutkan juga meskipun orang-orang yang berusia 50 ke atas dalam keadaan sehat dan tidak termasuk berisiko tinggi, mereka tetap boleh mendapatkan vaksinasi booster kedua di Malaysia. Golongan lain yang juga boleh mendapatkan booster dosis kedua di sana adalah petugas garis depan dan orang yang berisiko tinggi tertular COVID-19. Dosis penguat kedua tersebut dapat diperoleh sekurang-kurangnya enam bulan setelah booster pertama diberikan.
Di Eropa, European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) dan European Medicines Agency (EMA) pada 11 Juli 2022 menyampaikan dengan kenaikan kasus sekarang ini maka perlu dipertimbangkan pemberian booster kedua pada yang berusia 60-79 tahun dan juga kelompok rentan berapa pun usia mereka. Booster kedua di Eropa ini dapat diberikan setidaknya empat bulan sesudah yang pertama, tetapi prioritasnya memang untuk yang sudah mendapat booster pertama lebih dari enam bulan sebelumnya.
Di Amerika Serikat, pada 29 Maret 2022 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sudah mengeluarkan rekomendasi orang dengan gangguan imunologi tertentu dan yang berusia di atas 50 tahun dan telah divaksin booster pertama dapat diberikan booster kedua dengan vaksin mRNA untuk meningkatkan perlindungan terkena COVID-19 yang berat.
Karena cakupan vaksinasi booster kita masih rendah maka perlu dijalankan bersama antara peningkatan cakupan vaksinasi booster pertama dengan ketersediaan booster kedua pada kelompok risiko tinggi. Demikian keterangan dari Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit, serta Mantan Kabalitbangkes.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Sudahkan Anda Vaksin Booster?