TEMPO.CO, Jakarta - Banyak faktor yang bisa menyebabkan data bocor atau pencurian data. Oleh karena itu, pakar selalu meminta pengguna internet berhati-hati saat berada di ruang digital.
Ahli keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, membagi empat cara yang bisa dipraktikkan pengguna internet. Pertama, pengguna bisa memanfaatkan aplikasi manajer kata sandi untuk menyimpan semua kredensial akun. Aplikasi seperti ini berguna jika pengguna memiliki banyak akun di platform digital, antara lain supaya bisa mengingat kata sandi setiap akun.
Kedua, Alfons mengimbau selalu menyalakan fitur keamanan berlapis otentikasi dua faktor, terutama untuk akun-akun yang penting. Ketika menyalakan fitur ini, pengguna akan diminta memasukkan kode ketika masuk (login) akun, biasanya kode tersebut dikirimkan ke email atau SMS. Dengan fitur ini, pengguna harus melewati setidaknya dua tahap ketika masuk ke sebuah akun.
Cara ketiga, hindari memakai WiFi yang tidak diketahui keamanannya. Jika terpaksa menggunakan WiFi yang tidak dikenal, Alfons menyarankan menggunakan VPN untuk melindungi data yang ditransmisikan dalam aktivitas tersebut. Terakhir, pakai kata sandi yang unik untuk setiap akun alias jangan gunakan satu kata sandi untuk berbagai akun.
"Jangan pernah menggunakan password yang sama pada berbagai akun dan gunakan kombinasi password yang baik," jelasnya.
Perusahaan keamanan Hive Systems menyarankan kata sandi paling sedikit delapan karakter agar tidak mudah ditembus peretas, biasanya terdiri dari huruf besar dan kecil, angka, dan karakter khusus. Berdasarkan survei mereka, kata sandi sembilan karakter yang hanya menggunakan huruf kecil bisa diretas dalam 10 detik. Kata sandi 10 karakter yang memiliki huruf kapital, huruf kecil, angka, dan simbol bisa membuat peretas menghabiskan waktu lima bulan untuk menembusnya. Jika 11 karakter dengan kombinasi demikian, peretas bisa membutuhkan waktu sampai 34 tahun.
Baca juga: 3 Penyebab Nomofobia atau Kecanduan Ponsel
