TEMPO.CO, Jakarta - Maca adalah tanaman dengan populasi berada di Peru, telah digunakan selama ribuan tahun sebagai makanan dan obat-obatan. Selama beberapa dekade terakhir, maca telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia sebagai obat alami untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti kemandulan dan libido yang rendah.
Apa itu maca? Tumbuhan maca, yang secara ilmiah dikenal sebagai Lepidium meyenii, terkadang disebut ginseng Peru. Maca berasal dari Pegunungan Andes yang tinggi di Peru, sayuran silangan yang berhubungan dengan brokoli, kembang kol, kubis, dan kangkung.
Faktanya, orang-orang di Andes telah membudidayakan maca selama lebih dari 2.000 tahun. Ini adalah salah satu dari sedikit tanaman yang dapat dimakan dan dapat menahan kondisi cuaca ekstrem di ketinggian 4.000 meter di Pegunungan Andes Peru.
Secara tradisional, orang Andes menggunakan maca sebagai makanan, mengonsumsinya dalam minuman fermentasi atau bubur. Selain itu, masyarakat Andes menggunakan maca sebagai obat alami untuk berbagai kondisi kesehatan, seperti gangguan pernapasan dan penyakit rematik.
Permintaan produk maca telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Mungkin karena klaim tanaman tersebut dapat meningkatkan libido dan kesuburan. Dengan meningkatnya permintaan maca di seluruh dunia, orang-orang mulai memproduksi tanaman secara massal di bagian lain dunia, termasuk daerah pegunungan di Cina.
Akar maca, bagian tanaman yang paling umum digunakan, mengandung serat, asam amino, vitamin, dan mineral. Akar ini juga mengandung senyawa bioaktif lain, termasuk macamida, macaridin, alkaloid, dan glukosinolat, yang dianggap bertanggung jawab atas manfaat obat maca.
Banyak yang mengklaim maca mendukung kesehatan dalam banyak hal. Tetapi penelitian saat ini terbatas dan hasil penelitian tentang efeknya beragam. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang efektivitas maca. Berikut beberapa manfaat maca.
Meningkatkan libido
Beberapa bukti menunjukkan mengonsumsi suplemen maca terkonsentrasi dapat bermanfaat bagi orang dengan libido atau hasrat seksual yang rendah, mengalami disfungsi seksual yang diakibatkan antidepresan. Sebuah studi 2015 terhadap 45 wanita menemukan mengonsumsi 3.000 mg akar maca per hari selama 12 minggu secara signifikan meningkatkan fungsi seksual dan libido dibanding plasebo.
Sebuah tinjauan tahun 2010 yang mencakup empat penelitian berkualitas tinggi yang melibatkan total 131 peserta menemukan bukti konsumsi maca meningkatkan hasrat seksual setidaknya setelah enam minggu. Meskipun penelitian menjanjikan, saat ini belum diketahui apakah maca benar-benar membantu mengobati libido rendah dan disfungsi seksual.
Meningkatkan aspek kesuburan pria
Mengonsumsi suplemen maca dapat membantu meningkatkan aspek kesuburan tertentu pada orang dengan sperma yang telah terbukti meningkat. Konsentrasi sperma erat kaitannya dengan kesuburan pria. Sebuah studi 2020 meneliti efek maca pada 69 pria yang didiagnosis dengan jumlah sperma sedikit rendah atau motilitas sperma rendah, yakni kemampuan sperma berenang dengan baik.
Dua gram maca per hari selama 12 minggu secara signifikan meningkatkan konsentrasi air mani dibandingkan plasebo. Namun, tidak ada perbedaan signifikan dalam motilitas sperma dengan kelompok plasebo. Meskipun hasil menjanjikan, penelitian saat ini terbatas.
Studi yang dirancang dengan baik diperlukan untuk menguji efek suplemen maca pada kualitas air mani dan aspek lain dari kesuburan pria, aspek khusus kualitas sperma. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya bagaimana maca mempengaruhi kesuburan pria.
Membantu meringankan gejala menopause
Menopause terjadi secara alami pada orang yang sedang menstruasi. Ini adalah periode ketika menstruasi berhenti secara permanen. Penurunan alami kadar estrogen yang terjadi selama waktu ini dapat menyebabkan berbagai gejala, beberapa di antaranya tidak menyenangkan, termasuk rasa panas, vagina kering, perubahan suasana hati, masalah tidur, dan lekas marah.
Sebuah tinjauan 2011 yang mencakup empat penelitian berkualitas tinggi menemukan beberapa bukti pengobatan maca memiliki efek menguntungkan pada gejala menopause. Namun, para peneliti mencatat tidak ada cukup bukti untuk menentukan keamanan atau efektivitas maca untuk mengobati gejala menopause.
Meningkatkan suasana hati dan energi
Bukti terbatas menunjukkan maca dapat membantu meningkatkan energi dan suasana hati pada beberapa orangi. Sebuah studi 2016 terhadap 175 orang yang tinggal di dataran rendah atau tinggi menemukan mengonsumsi 3 gram maca merah atau hitam per hari selama 12 minggu meningkatkan skor suasana hati dan energi dibandingkan dengan plasebo.
Selain itu, sebuah studi 2015 terhadap 29 wanita di Cina pascamenopause menemukan mengonsumsi 3,3 gram maca per hari selama enam minggu mengurangi gejala depresi dibandingkan pengobatan plasebo. Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan maca dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi pada wanita pascamenopause. Maca secara positif mempengaruhi suasana hati dan tingkat energi, tetapi saat ini tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tegas.
Jessyca Gazella | Healthline
Baca juga: Ihwal Daging Kambing Terhubung untuk Libido Seksual, Mitos atau Fakta?
