TEMPO.CO, Jakarta - Ginekolog lulusan Universitas Indonesia, Devi Marischa Malik, mengatakan wanita dengan kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang semakin berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular, karena ketiadaan hormon estrogen.
“Kalau misalnya ada gangguan hiperkolesterol akan lebih membahayakan karena lebih gampang terjadi kelainan jantung dan pembuluh darah,” ujarnya dalam diskusi kesehatan, Minggu, 21 April 2024.
Ia mengatakan risiko penyakit kardiovaskular pada perempuan akan meningkat seiring penambahan usia, terutama saat perempuan sudah memasuki fase menopause karena hormon estrogen yang berkurang pada fase tersebut sehingga berpengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Keluhan lain adalah sering berkeringat di malam hari yang mirip gejala infeksi paru-paru.
“Keluhannya bisa memberat, salah satunya hot flashes atau perasaan gerah sampai berkeringat, biasanya berkeringat pada saat malam hari. Tapi waspada juga ada infeksi paru-paru, jadi dilihat-lihat dulu,” katanya.
Waspadai depresi
Dokter di RS Permata Depok ini juga menambahkan keluhan wanita yang masuk masa menopause mulai dari kepala, seperti masalah ingatan dan mudah lupa, serta rambut yang lebih gampang rontok. Selain itu, persendian juga akan terdampak karena menopause adalah awal munculnya pengeroposan tulang atau osteoporosis. Karena itu, wanita disarankan mengonsumsi tambahan kalsium dan vitamin D3.
Menopause juga bisa menyebabkan depresi dan perubahan suasana hati karena kadar hormon estrogen dan progestrone yang naik turun. Jika ada kerabat yang menunjukkan gejala depresi, ia menyarankan untuk segera diberi bantuan agar depresi tidak berujung pada menyakiti diri sendiri atau orang di sekitar.
“Kalau misalnya saudara, teman, yang mengalami tanda ini sebaiknya harus memberikan bantuan. Kalau ada riwayat baby blues, ada keluarga riwayat depresi, sebaiknya cepat memberikan bantuan,” saran Devi.
Pilihan Editor: 4 Tanda Nyeri Menstruasi Sudah Tak Wajar dan Gejala Kondisi Serius