Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaitan Konsumsi Susu Kental Manis dan Anak Stunting

Reporter

image-gnews
Susu kental manis. Pxhere.com
Susu kental manis. Pxhere.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter anak di Rumah Sakit Permata Depok, Agnes Tri Harjaningrum, mengatakan pemberian susu kental manis menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting.

“Kalau kita berbicara mengenai stunting, itu dua tahun pertama sangat penting. Jadi di usia balita ini kita harus memberikan makanan yang benar agar anak tidak stunting,” kata Agnes.

Ia menuturkan berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), susu kental manis dapat dikenalkan pada anak jika usianya sudah di atas 5 tahun namun harus diperkenalkan sebagai toping makanan saja, bukan sebagai pengganti ASI eksklusif atau kebutuhan protein pada anak.

Sayangnya, hal tersebut belum bisa dipahami oleh banyak orang tua di Indonesia. Banyak kasus ditemukan orang tua memberikan kental manis yang dianggap sebagai susu untuk membuat anak kenyang. Akibatnya, banyak anak stunting yang kini angka prevalensinya mencapai 21,6 persen berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Hingga kini, anak stunting juga masih ditemukan di DKI Jakarta. Rasa manis yang kuat pada kental manis justru membuat anak ketagihan dan tidak berselera untuk memakan makanan sehat. Hal tersebut, bertentangan dengan program pemerintah yang sedang menggaungkan pentingnya protein hewani untuk mencegah stunting.

“Hubungannya dengan stunting itu, mereka proteinnya rendah, gulanya tinggi itu kental manis. Itu membuat anak kenyang, akhirnya dia tidak mau makan sayur dan lain-lain, hanya makan gula saja, jadi kalorinya tinggi,” kata ahli gizi itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurang gizi
Menurut Agnes, menurunnya nafsu makan akibat konsumsi kental manis yang berlebihan memberikan dampak secara bertahap pada anak. Pertama, anak akan mengalami defisiensi makronutrien. Kemudian, anak secara perlahan akan mengalami defisiensi mikronutrien atau kekurangan gizi mikro. Salah satunya adalah zinc atau protein hewani yang bisa didapat dari ikan ataupun telur. 

Jika berat badan terus menurun maka anak bisa terindikasi stunting akibat kekurangan gizi kronis. Selain kurang asupan protein hewani, kurangnya pengetahuan terkait pola makan yang baik dalam keluarga juga bisa menyebabkan anak stunting. Dalam kasus yang Agnes temukan, masih banyak ibu yang beranggapan jajanan manis atau yang ada di sekitar sekolah tidak berbahaya dan bisa memenuhi gizi anak meski sedikit.

Agnes mengimbau pemikiran tersebut perlu diubah. Disarankan para ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan mematuhi anjuran yang sudah disepakati para pakar sehingga asupan gula anak tidak berlebihan dan bisa memicu stunting atau terkena diabetes tipe 2 yang kini semakin meningkat di Indonesia. Ia menyarankan orang tua dapat memaksimalkan pemberian ASI eksklusif dan mengolah makanan lokal sebagai MPASI agar gizinya dapat terpenuhi.

“Sudah saya jelaskan di atas satu tahun kemampuan (mengolah) makan yang penting 70 persen dari makanan padat dan 30 persen cair, jadi susunya kalau untuk usia 2-5 tahun hanya maksimal 600 ml saja,” katanya.

Pilihan Editor: Ahli Gizi Sebut Kaitan Susu Kental Manis dan Risiko Diabetes Anak

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ganjar Pranowo: Swasembada Pangan Tak Menggelinding Begitu Saja

3 jam lalu

Bacapres Ganjar Pranowo berjalan meninggalkan ruangan usai mengikuti pertemuan partai-partai politik pengusungnya di Jakarta, Rabu, 27 September 2023. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ganjar Pranowo: Swasembada Pangan Tak Menggelinding Begitu Saja

Ganjar Pranowo menyebut, swasembada pangan tidak bisa terjadi begitu saja. Perlu peran negara untuk mewujudkan program kedaulatan pangan itu.


Inovasi Muba Entaskan Kemiskinan

1 hari lalu

Inovasi Muba Entaskan Kemiskinan

Penanganan kemiskinan ekstrem menjadi fokus kami dan menunjukkan tren positif.


Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Unair Gunakan Warisan Leluhur Atasi Stunting di Desa

6 hari lalu

Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Unair Gunakan Warisan Leluhur Atasi Stunting di Desa

Terapi pijat Tuina yang diinisiasi oleh Unair untuk mengatasi stunting terlaksana mulai 1 Juni hingga 30 September 2023.


Apa Itu Gangguan Makan ARFID?

7 hari lalu

Ilustrasi keluarga makan bersama di meja makan. Foto: Freepik.com
Apa Itu Gangguan Makan ARFID?

ARFID adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan karena gangguan makan.


5 Kebiasaan yang Wajib Dihindari agar Berat Badan Tetap Ideal

9 hari lalu

Ilustrasi wanita dan timbangan. shutterstock.com
5 Kebiasaan yang Wajib Dihindari agar Berat Badan Tetap Ideal

Jaga berat badan dengan menghindari kombinasi makanan yang tidak sehat, statis sepanjang hari, hingga sarapan dengan kandungan gula yang tinggi.


Sering Dianggap Sama, Pahami Perbedaan Stunting dengan Stunted

14 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Sering Dianggap Sama, Pahami Perbedaan Stunting dengan Stunted

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk. Sementara stunted dikenal dengan perlambatan pertumbuhan pada anak.


Pentingnya Sarapan untuk Bekal Energi Anak

20 hari lalu

Ilustrasi sarapan. Shutterstock
Pentingnya Sarapan untuk Bekal Energi Anak

Sarapan sangat penting sebagai bekal energi tubuh untuk beraktivitas seharian sehingga memerlukan asupan makanan yang sehat dan bergizi.


Gejala dan Penyebab Malnutrisi yang Perlu Diketahui

21 hari lalu

Rawda Mohammed Ismail, seorang wanita Sudan yang melarikan diri dari konflik di Geneina di wilayah Darfur Sudan, mengipasi anaknya Abdelerrahman Bakr, yang menderita kekurangan gizi, di rumah sakit misi Medecins Sans Frontieres (MSF) di Adre, Chad 24 Juli 2023. REUTERS/Zohra Bensemra
Gejala dan Penyebab Malnutrisi yang Perlu Diketahui

Malnutrisi bisa dialami oleh siapa saja, tetapi umumnya dialami balita dan lansia. Kondisi ini terjadi karena kekurangan maupun kelebihan gizi.


Jenis-jenis Malnutrisi dan Efeknya untuk Kesehatan

21 hari lalu

Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock
Jenis-jenis Malnutrisi dan Efeknya untuk Kesehatan

Malnutrisi dapat berarti kekurangan gizi atau kelebihan gizi.


Hingga Ganjar Lepas Jabatan Gubernur, Penanganan Stunting Masih Jadi PR Pemprov Jateng

22 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Hingga Ganjar Lepas Jabatan Gubernur, Penanganan Stunting Masih Jadi PR Pemprov Jateng

Hingga berakhirnya masa jabatan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah, penanganan stunting menjadi salah satu pekerjaan rumah pemprov