TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang berbeda dari penampilan Ferdy Sambo saat sidang putusan kasus pembunuhan berencana terhadap ajudannya, Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin lalu, 13 Februari 2023.
Mantan Kadiv Propam Polri yang divonis mati tersebut tampil dengan gaya rambut mullet, yakni bentuk pendek pada bagian depan dan atas kepala dan agak panjang serta tipis pada bagian samping tetapi gondrong di bagian belakang.
Gaya rambut ini sempat menjadi tren pada 1970-1980-an. Orang-orang zaman itu mendeskripsikan gaya rambut itu dengan kalimat “bisnis di depan, pesta di belakang” karena gayanya yang pendek di bagian depan dan panjang di belakang.
Dilansir dari readersdigest.co.uk, kolumnis Financial Time, Robert Armstrong, berkata bahwa mullet merupakan simbol dari segala hal yang salah pada abad ke-20. Perjalanan mullet dapat dilihat mulai dari Chernobyl hingga Henry Kissinger.
Pada awalnya, gaya rambut ini sering diasosiasikan dengan hal yang buruk dan sering diejek dan dicaci. Gaya rambut ini seringkali menyimbolkan kelas pekerja dalam film-film Amerika yang berkulit putih dan berkumis tebal.
Selain itu, gaya rambut mullet identik dengan orang-orang yang mendengarkan music rock lawas. Gaya rambut ini seringkali dipakai oleh penyanyi-penyanyi rock Inggris seperti David Bowie pada 1960-an.
RECHA TIARA DERMAWAN
Pilihan Editor: Camila Cabello Tampil Edgy dengan Gaya Rambut Mullet