TEMPO.CO, Jakarta - Sterilisasi kucing adalah tindakan pengangkatan organ reproduksi agar tidak bisa menghasilkan keturunan. Tindakan ini bisa dilakukan pada jantan maupun betina. Dokter hewan dari Institut Pertanian Bogor, Trima Naimmah, menjelaskan sterilisasi kucing bukan hanya bisa mengontrol populasi hewan tersebut tapi juga baik untuk kesehatannya.
“Steril kucing merupakan salah satu upaya untuk mengontrol populasi kucing, khususnya kucing-kucing liar di luar sana, dianjurkan jika populasi kucing sudah tidak dapat tertampung atau tidak terurus,” jelas anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) itu.
Meski demikian, sterilisasi hewan peliharaan masih menjadi pro dan kontra di masyarakat sebab masih dianggap kurang baik untuk kesejahteraan hewan. Namun, Trima menjelaskan sterilisasi hewan juga memiliki manfaat kesehatan.
Kurangi stres kucing
Menurutnya, sterilisasi bisa mengurangi faktor stres akibat musim kawin, terutama pada kucing jantan. Selain itu, sterilisasi juga bisa mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada hewan.
“Beberapa manfaatnya antara lain bisa mengurangi faktor stres akibat musim kawin, terutama untuk kucing jantan yang suka berkelahi rebutan betina. Dengan disteril akan mengurangi naluri untuk mencari hewan betina sehingga terhindar dari perkelahian,” ujar Trima.
“Kemudian, steril juga bisa mengurangi frekuensi pipis sembarangan bagi kucing jantan (menandai wilayah teritori). Biasanya kucing jantan suka sekali spraying atau menandai wilayah kekuasaannya dengan air kencing. Lalu, bisa juga mengurangi terjadinya infeksi saluran kemih, khususnya yang sering terjadi di kucing jantan,” tambahnya.
Bagi kucing betina, sterilisasi juga memiliki manfaat. Trima menjelaskan melakukan sterilisasi pada kucing betina bisa berguna untuk menghindarinya dari penyakit kelamin atau infeksi rahim.
Pilihan Editor: Memelihara Kucing: Jangan Lupa Ada 8 Hal yang Perlu Diperhatikan
