Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Alasan Orang Suka Pamer Kekayaan seperti Mario Dandy

Reporter

image-gnews
Barang bukti 1 unit mobil Rubicon dengan plat palsu yang dikendarai Mario Dandy Satrio saat menganiaya David disita Polres Jakarta Selatan, Jumat, 24 Februari 2023. Shane terbukti bersalah karena telah membiarkan adanya kekerasan dan memprovokasi Mario untuk menganiaya David yang merupakan anak dari petinggi GP Anshor, kini Shane dan Mario mendekam di sel tahanan Polres Metro Jakarta Selatan, sementara David masih menjalani pengobatan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Barang bukti 1 unit mobil Rubicon dengan plat palsu yang dikendarai Mario Dandy Satrio saat menganiaya David disita Polres Jakarta Selatan, Jumat, 24 Februari 2023. Shane terbukti bersalah karena telah membiarkan adanya kekerasan dan memprovokasi Mario untuk menganiaya David yang merupakan anak dari petinggi GP Anshor, kini Shane dan Mario mendekam di sel tahanan Polres Metro Jakarta Selatan, sementara David masih menjalani pengobatan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan aksi penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio. Tak hanya tindakannya yang merugikan, kehidupan Mario yang masih berusia berusia 20 tahun ini pun juga disorot lantaran sering menampilkan gaya hidup mewah di media sosial.

Dalam video dan foto yang beredar, Mario tampak menunjukkan dirinya sedang mengendarai Moge Harley Davidson. Di samping itu, ia juga memiliki Rubicon yang kemudian menjadi barang bukti oleh kepolisian dalam kasus penganiayaan.

Melihat perilaku tersebut, netizen pun geram dan melontarkan beragam komentar. Mario dianggap termasuk golongan orang suka pamer atau flexing di media sosial. 

"Perilaku Mario pamer harta + aniaya remaja David sampai koma, benar² gambarkan istilah Jawa, "anak polah bapak kepradah." tulis akun @ilhamkhoiri

"Orang Bijak Taat Pajak : Numerasi (anak) Pegawai Pajak Sementara anak pejabat direktorat pajak Mario Dandy Satriyo pamer kendaraan di medsos serta aniaya remaja." tulis akun @iwanalidarmawan
·

Mario hanya satu dari sekian orang yang mungkin terjerat dalam kebiasaan flexing. Menurut Urban Dictionary, sebagaimana dikutip dari Bustle, flexing dapat diartikan pamer atau menyombongkan diri. Sementara arti lain yakni memasang muka palsu, memalsukannya, atau memaksanya. Lantas mengapa orang suka pamer?

Alasan Orang Suka Pamer di Media Sosial

Tindakan pamer dapat membuat seseorang terlihat luar biasa di mata orang lain. Meski demikian, tindakan tersebut tidak dapat membantu seseorang untuk mendapatkan teman. Berikut ada beberapa penyebab seseorang suka pamer.

1.    Rendah Diri

Menurut Nurhayat dan Noorizki dalam Jurnal Flourishing, fenomena flexing erat kaitannya dengan penghargaan diri (self esteem) yang rendah. Biasanya para pelaku cenderung lebih sensitif dan terganggu dengan kritikan. Memiliki sikap kehati-hatian, fokus pada diri-sendiri, dan berupaya meminimalisir kesalahan. Dikatakan juga jika mereka jauh dari kebahagiaan hingga rentan menderita penyakit mental, seperti depresi.

2.    Butuh Pengakuan

Hampir setiap manusia membutuhkan validasi dari lingkungan sekitar. Baik itu tentang kecantikan, prestasi, maupun kekayaan. Namun, apabila dilakukan secara berlebihan ternyata berdampak pada kepercayaan diri. Dilansir dari laman 2 Know Myself, orang yang secara gamblang menampilkan kemewahan sesungguhnya hanya mencari pembuktian. Mereka bakal berasumsi bahwa orang lain akan memandang rendah jika tidak menunjukkan bukti nyata harta yang dimiliki.

3.    Pengalaman Traumatik

Peristiwa buruk di masa lalu ternyata juga berpengaruh pada alasan orang suka pamer di media sosial. Di masa kecil, beberapa pelaku flexing kerap dipandang rendah, entah oleh orang tua, teman sebaya, hingga guru di sekolah. Bisa karena sering mengalami kekerasan ataupun perundungan (bullying). Dalam upaya ‘balas dendam’, mereka tak mau jatuh dalam lubang yang sama. Sehingga untuk memulihkan nama baik, selalu unjuk gigi dianggap sebagai cara terbaik.

4.    Mengekspresikan Diri

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini karya Daviq Chairilsyah, disebutkan apabila kebiasaan menunjukkan kehebatan (show off) tidak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Pamer pada anak-anak menjadi wujud mengekspresikan imajinasi, bagian dari perkembangan kemampuan kognitif. Biasanya dilakukan untuk mendapatkan perhatian atau apresiasi dari orang tua.

5.    Tidak Benar-benar Kaya

Masih menurut 2 Know Myself, orang yang sering membicarakan pencapaian dirinya sendiri sebenarnya merasa belum bisa mencapai target. Mungkin, Anda tidak akan pernah menemui super model asli yang mengakui dirinya cantik. Begitu pula dengan orang yang mengklaim masuk dalam kelas atas, berusaha memperlihatkan barang-barang mewah yang sudah dibeli. Sementara orang yang benar-benar tajir melintir lebih memilih untuk hidup sederhana.

6.    Pengaruh Lingkungan

Perilaku hidup berfoya-foya atau hedonisme juga berhubungan dengan alasan orang suka pamer di media sosial. Dalam jurnal bertajuk Wabah Gaya Hidup Hedonisme Mengancam Moral Anak, keterikatan dengan komunitas mendorong seseorang bertindak seperti sesamanya. Misalnya, berada di lingkar pertemanan yang terbiasa bergaya hidup mewah, maka individu juga dipaksa untuk mengikuti. Karena kelompok sosial yang relatif homogen akan bertahan lama di tengah masyarakat.

7.    Perbedaan Budaya

Kondisi geografis juga menciptakan konsekuensi tak sama pada tindakan seseorang. Organisasi Society for Personality and Social Psychology (SPSP) menemukan bahwa persepsi masing-masing individu dari berbagai belahan bumi membentuk cara berpikir yang berbeda.

Bagi sebagian orang, mengendarai Ferrari dianggap mewah di Asia, tetapi mungkin akan biasa saja menurut warga dari Benua Eropa. Budaya Barat cenderung liberal dan lebih menghargai kesetaraan dibandingkan Budaya Timur yang jauh konservatif. Sehingga tidak ada patokan kuat untuk memaknai istilah mewah dan pamer.

Itulah alasan mengapa seseorang suka pamer di media sosial berdasarkan tinjauan ilmu psikologi. Demi memperoleh penghargaan, tak jarang manusia melakukan segala cara, termasuk flexing. Meskipun mungkin tidak merugikan orang lain, menjadi diri-sendiri adalah hal terbaik daripada harus berpura-pura demi sebuah pengakuan. 

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Perilaku Pamer atau Flexing Apakah Dipengaruhi Narsistik?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan

Berita Selanjutnya

Ilustrasi minum susu. Shutterstock


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Gen Z Pamer Foto sedang Olahraga, Hanya Flexing?

8 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Alasan Gen Z Pamer Foto sedang Olahraga, Hanya Flexing?

Hobi generasi Z membuat konten olahraga dan dibagikan di beragam platform media sosial benarkah hanya flexing?


Bamsoet Dukung Gelaran Indonesia Harley Davidson Fest 2024 di Bali

37 hari lalu

Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mendukung diselenggarakannya Indonesia Harley Fest 2024 oleh JLM Auto Indonesia, pada 31 Agustus 2024 di Bali.
Bamsoet Dukung Gelaran Indonesia Harley Davidson Fest 2024 di Bali

Bamsoet mendukung gelaran Indonesia Harley Fest 2024, pada 31 Agustus 2024 di Bali.


Setahun dalam Penjara, AG Pacar Mario Dandy Sudah Bisa Bikin Kue dan Sekolah Kejuruan

38 hari lalu

Mario Dandy Jadi Tersangka Pencabulan AG, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjar
Setahun dalam Penjara, AG Pacar Mario Dandy Sudah Bisa Bikin Kue dan Sekolah Kejuruan

Kabar AG, 16 tahun, anak pidana dalam pusaran perkara Mario Dandy Prasetyo penganiaya Cristalino David Ozora, kini lebih ceria.


Kondisi David Ozora Setahun Usai Dianiaya Mario Dandy

39 hari lalu

Cristalino David Ozora (17), korban penganiayaan Mario Dandy Satriyo (20), berjalan menemui rekan media di Rumah Sakit Maypada, Kuningan, Jakarta, Minggu, 16 April 2023. Menurut tim Dokter kondisi kesehatan David telah membaik meskipun pada saat tertentu ia susah mengingat, kini, David telah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kondisi David Ozora Setahun Usai Dianiaya Mario Dandy

David Ozora menderita Diffuse Axonal Injury (DAI) atau cedera otak traumatis akibat penganiayaan Mario Dandy


Kejaksaan Tunggu Orang Tua David Ozora Pulang dari Tanah Suci

40 hari lalu

Terdakwa utama Mario Dandy Satrio dalam kasus penganiayaan David Ozora divonis 12 tahun penjara.
Kejaksaan Tunggu Orang Tua David Ozora Pulang dari Tanah Suci

Kejaksaan meminta orang tua David Ozora datang langsung menerima uang restitusi hasil penjualan mobil Jeep Rubicon Mario Dandy


Pemenang Lelang Rubicon Mario Dandy Perusahaan Asal Palu Sulawesi Tengah

43 hari lalu

Kondisi mobil Jeep Rubicon Mario Dandy Satriyo yang terparkir di Polres Jakarta Selatan, Senin, 27 Februari 2023. Desty Luthfiani/Tempo
Pemenang Lelang Rubicon Mario Dandy Perusahaan Asal Palu Sulawesi Tengah

Kejari Jaksel menyatakan pembayaran lelang mobil Jeep Rubicon milik Mario Dandy telah dilunasi oleh PT Adiguna Bumi Petrol.


Rubicon Mario Dandy Berhasil Dilelang, Kejari Jaksel Segera Serahkan Uangnya ke David Ozora

44 hari lalu

Barang bukti 1 unit mobil Rubicon dengan plat palsu yang dikendarai Mario Dandy Satrio saat menganiaya David disita Polres Jakarta Selatan, Jumat, 24 Februari 2023. Shane terbukti bersalah karena telah membiarkan adanya kekerasan dan memprovokasi Mario untuk menganiaya David yang merupakan anak dari petinggi GP Anshor, kini Shane dan Mario mendekam di sel tahanan Polres Metro Jakarta Selatan, sementara David masih menjalani pengobatan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Rubicon Mario Dandy Berhasil Dilelang, Kejari Jaksel Segera Serahkan Uangnya ke David Ozora

Kejari Jaksel menyatakan masih menunggu pelunasan uang hasil lelang Jeep Rubicon Mario Dandy.


Rubicon Mario Dandy Akhirnya Laku Rp 725 Juta

45 hari lalu

Mario Dandy berfoto di Sabana Gunung Bromo dengan mobil Jeep. Istimewa
Rubicon Mario Dandy Akhirnya Laku Rp 725 Juta

Kejari Jaksel berhasil menjual mobil Jeep Rubicon Mario Dandy senilai Rp 725 juta dalam lelang ketiga.


Rubicon Mario Dandy Belum Ada yang Beli, Padahal Harga Lelang Terus Diturunkan

51 hari lalu

Kondisi mobil Jeep Rubicon Mario Dandy Satriyo yang terparkir di Polres Jakarta Selatan, Senin, 27 Februari 2023. Desty Luthfiani/Tempo
Rubicon Mario Dandy Belum Ada yang Beli, Padahal Harga Lelang Terus Diturunkan

Harga lelang mobil Rubicon milik Mario Dandy belum ada yang minat, harga terus diturunkan hingga Rp 600 juta. Berikut kronologi lelang mobil tersebut.


Kejaksaan Kembali Turunkan Harga Mobil Rubicon Mario Dandy, Kajari Jaksel: Semuanya Diserahkan untuk Korban

52 hari lalu

Mario Dandy berfoto di Sabana Gunung Bromo dengan mobil Jeep. Istimewa
Kejaksaan Kembali Turunkan Harga Mobil Rubicon Mario Dandy, Kajari Jaksel: Semuanya Diserahkan untuk Korban

Sampai saat ini, sudah tiga kali proses lelang mobil Jeep Wrangler Rubicon Mario Dandy tersebut dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.