Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Viral Fenomena Self Harm, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua

Reporter

image-gnews
ilustrasi luka (pixabay.com)
ilustrasi luka (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, meminta orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan jiwa anak untuk mencegah anak melakukan self harm atau tindakan menyakiti diri. Ia menanggapi kasus pelajar sekolah menengah pertama secara massal melukai tangan di sejumlah daerah. 

"Antisipasi yang bisa segera dilakukan adalah membangun rekayasa antara orang tua, sekolah, dan sekitar untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dalam memberi akses konseling, ruang aman konseling, ruang privasi, menjaga kerahasiaan anak, jaminan keamanan, dan petugas yang mumpuni," kata Jasra.

Sebanyak 52 pelajar sebuah SMP di Kabupaten Bengkulu Utara, secara massal melukai tangan sendiri. Fenomena self harm ini diduga karena pengaruh media sosial. Kasus serupa juga terjadi di Bali.

Berdasarkan pengalaman mendampingi korban, Jasra menduga anak-anak tersebut mengalami gangguan kejiwaan. "Anak-anak yang mengalami gangguan kejiwaan tidak hanya menyayat tangan sendiri tetapi juga ditandai dengan mengalihkan kesakitan kejiwaannya dengan memukul kepala sendiri, menjambak rambut, memukul dinding, menendang dinding, mimisan, melukai hidung, dan potong rambut," jelasnya.

Deteksi lebih dini
Menurutnya, sangat penting orang tua, guru, dan lingkungan mendeteksinya lebih dini. "Jika tidak, anak-anak akan mengalami situasi kejiwaan yang lebih buruk," tutur Jasra.

Ia berharap agar Undang-undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pendidikan dan Layanan Psikologi dapat diimplementasikan dengan baik di sekolah agar anak mendapatkan layanan psikologi yang layak dalam mengenal jiwanya sejak dini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kita berharap Undang-undang Pendidikan dan Layanan Psikologi (UU PLP) bisa benar-benar efektif disediakan dan terselenggara secara baik di sekolah," katanya. 

KPAI juga meminta pihak sekolah terkait mengistirahatkan sementara korban anak dengan mengganti aktivitas seperti kebutuhan wajib terapi dan cara penilaian sekolah dengan pemulihan yang bertujuan pada perubahan karakter, penyediaan dukungan, dan ketersediaan akses pemeriksaan ke ahli. Pihak sekolah juga diminta mengatasi ketertinggalan belajar dengan mengganti tugas-tugas belajar mereka dengan tugas pemulihan.

Pilihan Editor: Orang Tua Harus Mewaspadai Fenomena Self Harm pada Remaja

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

11 jam lalu

Anak-anak Palestina yang menderita kekurangan gizi menerima perawatan di pusat kesehatan, di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 4 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
PBB: Israel Lakukan Pelanggaran Berat Konvensi Hak Anak di Gaza

Sebuah komite PBB mengecam pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap Konvensi Hak Anak terhadap anak Palestina di Gaza


Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

1 hari lalu

Ilustrasi bayi sedang bermain. Foto: Unsplash.com/Yuri Shirota
Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

Jika mendapati anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, segera berkonsultasi ke dokter dan tidak perlu menunggu sampai usianya bertambah.


Jumlah Lansia di Jepang Cetak Rekor Tertinggi, Sepertiga Populasi di Atas 65 Tahun

2 hari lalu

Sejumlah lansia menari saat direkam, di Tokyo, Jepang, 12 April 2021. Grup pemandu sorak atau cheerleader bernama Japan Pom Pom ini tampil beda karena beranggotakan lansia. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Jumlah Lansia di Jepang Cetak Rekor Tertinggi, Sepertiga Populasi di Atas 65 Tahun

Sepertiga dari jumlah populasi di Jepang adalah lansia berumur di atas 65 tahun. Orang muda mulai ogah punya anak.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

5 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

6 hari lalu

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

Waktu bermain bukan saat anak memegang gawai melainkan berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan hal ini harus jadi perhatian orang tua.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

6 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

7 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

7 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


Saran Psikolog agar Anak Aman Gunakan Gawai

21 hari lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Saran Psikolog agar Anak Aman Gunakan Gawai

Psikolog menyarankan orang tua memakai aplikasi yang aman untuk mengontrol penggunaan gawai pada anak.


Cegah Pernikahan Dini, Orang Tua Bisa Mulai Ajarkan Tanggung Jawab dan Komitmen

23 hari lalu

Ilustrasi pesta pernikahan. Pexel/Kha Ruxury
Cegah Pernikahan Dini, Orang Tua Bisa Mulai Ajarkan Tanggung Jawab dan Komitmen

Simak peran penting keluarga dalam mencegah pernikahan dini.