Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Syarat Sembuh Pasien TBC, Teratur Jalani Pengobatan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis paru di RSUP Persahabatan, Fathiyah Isbaniah, mengatakan pada prinsipnya tuberkulosis (TBC) bisa sembuh asal diketahui lebih cepat dan pasien berobat teratur. Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu mengatakan pengobatan pasien TBC juga dapat mencegah menularkan penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis itu pada orang lain.

Bakteri umumnya menyerang paru, juga bagian tubuh lain seperti perut, kelenjar, tulang, dan sistem saraf. Ketika kuman TBC bertahan dan berkembang biak di paru-paru maka disebut infeksi TB. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan orang yang terinfeksi memiliki risiko sekitar 5-10 persen mengalami TBC.

Bakteri dapat menyebar saat orang menghirup tetesan kecil dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Menurut Mayo Clinic, tuberkulosis menyebar dengan mudah di tempat orang berkumpul dalam keramaian atau di tempat tinggal dalam kondisi padat. WHO mencatat orang dengan TB aktif dapat menginfeksi 5-15 orang lain melalui kontak dekat selama setahun.

Orang dengan HIV/AIDS dan dengan sistem kekebalan lemah memiliki risiko lebih tinggi tertular tuberkulosis, termasuk pemilik komorbid. Perokok juga masuk dalam kategori berisiko. Pada t2021, 0,69 juta kasus TBC baru di seluruh dunia disebabkan kebiasaan merokok. Meski demikian, orang dari segala usia, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia, dapat terkena.

Mereka yang terkena biasanya mengalami gejala seperti batuk berdahak selama lebih dari dua pekan dan terkadang disertai darah apabila ada pembuluh darah yang rusak. Menurut Kementerian Kesehatan, gejala TBC juga meliputi penurunan berat badan, berkeringat pada malam hari, kelelahan, kehilangan selera makan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Segera periksa
Fahtiyah menyarankan orang yang mengalami gejala seperti batuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dahak dan foto rontgen. Apabila hasil pemeriksaan positif maka pasien bisa menjalani pengobatan hingga dinyatakan pulih. Sebenarnya, gejala yang muncul ini menandakan kondisi sudah lanjut dan kebanyakan ditemui pada pasien TBC. 

Berdasarkan Global TB Report 2022, WHO melaporkan pada 2021 sekitar 10,6 juta orang terdiagnosis TBC atau naik sekitar 600.000 kasus dibanding 2020. Indonesia berada di posisi kedua dengan jumlah kasus terbanyak setelah India dengan jumlah 969.000 kasus.

"Kadang ada juga yang stadium awal, yakni saat berkontak dengan pasien positif. Setelah diperiksa, tubuhnya mengandung kuman TB tetapi belum menjadi penyakit dan ini disebut TB laten. Orang ini perlu diobati dengan terapi preventif. Kalau yang bergejala sebenarnya sudah lanjut," jelas Fathiyah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengobatan
WHO menegaskan TBC termasuk penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. TBC yang rentan terhadap obat diobati dengan standar waktu 4-6 bulan dan ini membutuhkan dukungan dari petugas kesehatan dan keluarga pasien agar patuh berobat.

Menurut Fathiyah, obat TBC sama seperti obat pada umumnya yang memiliki efek samping. Khusus untuk obat TBC, efek yang bisa dihadapi pasien seperti mual dan muntah. Akan tetapi, ini seharusnya tak membuat takut pasien. Sebelum pengobatan, petugas kesehatan sebaiknya memberikan informasi mengenai hal ini. 

Selama menjalani pengobatan, pasien bisa menjalani terapi tambahan berupa asupan vitamin dari makanan atau suplemen bila diperlukan. Pengobatan pun dilakukan tergantung dari tipe TB yang dialami sehingga membutuhkan pengawasan dari dokter dan harus dilakukan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas.

Menurutnya, walau sudah sembuh total, pasien masih memiliki kemungkinan kambuh. Kasus kambuh ini sering terjadi pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, menjaga daya tahan tubuh setelah dinyatakan sembuh itu sangat penting. Fathiyah meminta para penyintas TBC memastikan diri mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung semua nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.

Pilihan Editor: Syarat Pasien TBC Bisa Berpuasa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar FKUI Ungkap Kelumpuhan TBC Tulang Tak Sama dengan Polio

3 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes kepada seorang anak saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Posyandu Lavenda, Simpang Rimbo, Jambi, Selasa 23 Juli 2024. Dinas Kesehatan Kota Jambi menargetkan cakupan imunisasi sebesar 95 persen atau sebanyak 80.297 anak. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Guru Besar FKUI Ungkap Kelumpuhan TBC Tulang Tak Sama dengan Polio

Guru Besar FKUI menjelaskan beda kelumpuhan pada tuberkulosis (TB) tulang belakang dengan kasus polio. Berikut penjelasannya.


5 Cairan Termahal di Dunia, Ada Parfum, Darah, hingga Bisa Kobra

11 hari lalu

Seorang pekerja mengekstrak racun dari kalajengking untuk memproduksi obat homeopati Vidatox di LABIOFAM di Cienfuegos, Kuba, 3 Desember 2018. Para peneliti di Kuba telah menemukan bahwa racun dari kalajengking biru memiliki sifat anti-inflamasi dan pereda nyeri, dan mungkin dapat menunda pertumbuhan tumor pada beberapa pasien kanker. REUTERS/Stringer
5 Cairan Termahal di Dunia, Ada Parfum, Darah, hingga Bisa Kobra

Terdapat sejumlah cairan dengan harga tinggi, bisa mencapai ratusan juta rupiah per liter.


Minim Kepala Daerah Tanda Tangan Penanganan TBC-Polio

18 hari lalu

Ilustrasi kuman tuberculosis atau TBC (pixabay.com)
Minim Kepala Daerah Tanda Tangan Penanganan TBC-Polio

Baru 47 dari total 514 kepala daerah yang menandatangani SK Penanganan TBC dan Polio. Kenapa angkanya masih rendah?


Perlunya Skrining di Tempat Berisiko Tinggi TBC untuk Turunkan Kasus

25 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Perlunya Skrining di Tempat Berisiko Tinggi TBC untuk Turunkan Kasus

Kemenko PMK menyebut perlunya skrining di tempat-tempat berisiko tinggi untuk mengatasi TBC, juga perlunya sosialisasi dan edukasi.


Tren Perawatan Kecantikan dan Pengobatan Herbal Meningkat, Indonesia Punya Dua Modal Besar

29 hari lalu

Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Tren Perawatan Kecantikan dan Pengobatan Herbal Meningkat, Indonesia Punya Dua Modal Besar

Riset menunjukkan kekayaan pengetahuan dan sumber daya alam lokal Indonesia yang penting untuk perawatan kecantikan dan pengobatan.


Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

30 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

Dokter penyakit dalam menyebut batuk memiliki perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya. Berikut penjelasannya.


Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

34 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

Pakar mengatakan kontak erat di lingkungan rumah merupakan faktor risiko paling kuat terhadap penularan TBC, terutama pada anak.


Pakar Sebut Obat TBC Tak Berbahaya buat Ibu Hamil

35 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pakar Sebut Obat TBC Tak Berbahaya buat Ibu Hamil

Pakar menyebut obat TBC yang digunakan ibu hamil sudah aman dengan bahaya lebih kecil sehingga tak berisiko ke janin.


Sebab Obat TBC Sebaiknya Diberikan pada Anak saat Perut Kosong

36 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Sebab Obat TBC Sebaiknya Diberikan pada Anak saat Perut Kosong

Obat TBC pada anak sebaiknya diberikan pada anak di waktu yang sama dan saat perut kosong agar obat bisa bekerja dengan lebih optimal.


Mendagri Tito Sebut Salah Satu Ancaman Bonus Demografi adalah Penyakit Tuberkulosis

46 hari lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat memberikan keterangan kepada awak media di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis 2 Mei 2024. ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri
Mendagri Tito Sebut Salah Satu Ancaman Bonus Demografi adalah Penyakit Tuberkulosis

Mendagri Tito Karnavian menyebut ancaman bonus demografi di Indonesia salah satunya penyakit tuberkulosis atau TB.