Opsi lain, para tamu akan diminta untuk datang lebih awal ketika cuaca mulai terlihat berangin. "Biasanya dinner mulai jam 18, tapi akhirnya kami minta tamu datang jam 17.15 untuk menghindari angin malam," kata Ayu Lasmini.
Makan malam romantis alias romantic dinner di Big Fish Grill, The Stones Hotel Legian Bali /The Stones
Ada beberapa dampak ketika angin yang kencang hadir dalam momen makan malam romantis itu. Pertama dekorasi cantik yang sudah disiapkan bisa rusak. Salah satu dekorasi yang rentan hancur adalah kelopak bunga mawar yang disusun menjadi tulisan khusus seperti 'Will You Marry Me' atau simbol hati. "Agar kelopak tidak berterbangan, biasanya kami buat hiasannya 15 menit sebelum pasangan tiba di lokasi makan malam romantis," kata Ayu.
Menurut Ayu, rata-rata makan malam romantis itu menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam. Pasangan, kata Ayu, tentu saja tidak hanya akan makan malam saja. Pada kesempatan spesial itu, mereka juga akan mengobrol ditemani beberapa gelas anggur. Para pasangan pun kerap menghabiskan waktu menikmati suasana sambil berpegangan tangan. Tak jarang beberapa di antara mereka pun menambahkan layanan musik pada malam spesial itu.
Cuaca dengan angin yang terlalu kencang pun bisa berdampak pada makanan yang disediakan Ayu dan tim. "Makanannya bisa cepat dingin. Padahal standar makanan kami sudah sangat baik," kata Ayu.
Tantangan lain yang juga terkadang dialami Ayu adalah soal fotografer. Ayu mengatakan timnya sebenarnya sudah menyediakan fotografer, namun terkadang para tamu ingin membawa fotografer mereka sendiri. Ayu bercerita, pernah suatu kali, sepasangan tamu membawa fotografer mereka sendiri, sayang hingga 30 menit sebelum acara, sang fotografer pun belum datang juga. Akhirnya, tamu meminta tim hotel untuk mencarikan fotografer baru. "Karena dadakan, ya kami meminta fotografer yang bisa saja untuk membantu mengambil momen itu. Meminta jasa dadakan membuat tamu jadi mengeluarkan dana lebih mahal dari biasanya," kata Ayu.
Ikut Deg-Degan di Momen Lamaran
Ayu menceritakan pengalamannya dalam mempersiapkan salah satu makan malam romantis untuk sebuah pasangan asal Australia. Kala itu, pasangan tersebut hendak melamar sang kekasih di malam spesial tersebut. Ia dan tim sudah menyiapkan berbagai dekorasi manis serta kata-kata 'Will You Marry Me' di tempat khusus itu. Ketika pasangan datang, si lelaki mulai berlutut dan langsung menanyakan si perempuan apakah ingin menikah dengannya. "Saat itu, saya juga ikutan deg-degan," kata Ayu yang ikut menyaksikan momen tegang tersebut.
Food and Beverage Sales Coordinator The Stones Hotel Legian-Bali, Ayu Lasmini/Tempo-Mitra Tarigan
Ayu sangat khawatir si perempuan menolak ajakan menikah si lelaki. Menurut Ayu, dalam momen lamaran, pastinya ada kemungkinan lamaran tersebut ditolak oleh pasangannya. Ayu gelisah, ketika ada yang menolak lamaran sang kekasih, maka momen makan malam romantis pun akan buyar. Maklum, biasanya momen lamaran dilakukan sesaat sebelum acara makan malam dimulai. "Kalau ditolak kan mood tamu bisa jadi berubah sebelum makan malam romantis dilakukan. Nanti mereka berantem lagi, kan tetap ada kemungkinan itu," kata Ayu yang selalu berharap momen lamaran pasangan berakhir bahagia. Bersyukur, sampai saat ini penolakan lamaran di tempatnya belum pernah terjadi.
Beruntung kala itu, si pasangan Australia berakhir bahagia. Si perempuan menerima lamaran kekasihnya itu. Makan malam yang diawali dengan lamaran itu pun berakhir sempurna.
Menyesuaikan Makanan
Dalam momen makan malam romantis, tentu saja makanan yang menjadi fokus utama. Menurut Ayu, dalam momen makan malam romantis, ada 4 tahap sajian yang disediakan. Pertama adalah appetizer, kedua sup, ketiga tenderloin steik, dan terakhir adalah makanan penutup. Timnya pun menyediakan sebotol anggur untuk momen makan malam romantis itu.
Namun tentu jenis makanan akan disesuaikan dengan selera tamu. Ada tamu yang ternyata alergi udang sehingga makanan berbasis makanan laut itu, akan disesuaikan. Ada pula tamu yang ternyata vegetarian sehingga ogah makan daging. Ayu dan tim akan menawarkan menu lain, misalnya mengubah steik daging menjadi makanan olahan ikan.