TEMPO.CO, Jakarta - Sosok yang mungkin sering disalahkan dalam hal infertilitas adalah para wanita. Padahal, kemungkinan infertilitas atau kemandulan pada pria sama besarnya dengan wanita.
Dokter Spesialis Andrologi dan Seksologi Rumah Sakit Pondok Indah, Silvia Werdhy Lestari, menjelaskan infertilitas atau kemandulan didiagnosa jika pasangan suami-istri tidak dapat melahirkan bayi hidup setelah setahun menikah dan berhubungan secara teratur.
Hubungan seksual teratur normalnya dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Bila tidak hamil juga, ia menyarankan agar pasangan segera memeriksakan diri ke dokter.
Baca Juga:
“Pasangan suami-istri yang menderita fertilitas nggak banyak, sekitar 1 dari 6 pasangan,” kata Silvia dalam acara “Seminar Gangguan Kesuburan Pria” oleh Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta, Kamis 11 Mei 2023.
Ada beberapa faktor infertilitas pada pria. Salah satunya adalah stres berlebihan, radiasi dari perangkat elektronik, terutama jika gawai ditaruh di kantung celana atau memangku laptop, kurang berolah raga, polusi udara, mengonsumsi makanan rendah gizi, dan gaya hidup tidak sehat. Silvy pun meminta para lelaki agar waspada ketika mengenakan celana terlalu ketat, atau selalu bersepeda. Kebiasaan buruk merokok tentu saja juga bisa mengakibatkan kemandulan pada laki-laki.
Namun, ada faktor lain yang tidak atau sulit diketahui penyebabnya, yaitu genetik. "Sebanyak 20 persen penyebab infertilitas diakibatkan oleh faktor tertentu di luar infertilitas pada laki-laki ataupun perempuan. Faktor genetik tersebut pada kasus tertentu membuat sperma tidak dapat membuahi sel telur," katanya.
Baca Juga:
Secara umum, ada beberapa kondisi pada alat dan saluran kelamin pria yang dapat mengganggu kesuburan mereka, yaitu bila ukuran testis pria dewasa kurang dari 12-25 ml atau sebesar telur ayam. Jika testis pria dewasa tidak terlihat atau kurang dari standar ukuran normal, maka proses pembentukan sperma dapat mengalami masalah.
Faktor yang juga mungkin terjadi adalah masalah pada vas deferens atau saluran sperma. Jika tersumbat, sperma tidak dapat keluar menuju sel telur dengan normal dan menyebabkan gagalnya pembuahan. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan infertilitas adalah kista, hernia, mikropenis, hipospadia, infeksi, dan lainnya.
Adapun hal berikutnya yang menyebabkan infertilitas karena adanya masalah pada sperma. Kondisi ini pun dapat disebabkan karena bentuk sperma tidak normal (<4 persen atau disebut teratozoospermia), jumlah sperma kurang dari 15 juta/ml (oligozoospermia), tidak ada sperma dalam air mani (azoospermia), dan sperma yang bergerak maju kurang dari 32 persen (astenozoospermia).
Masalah gangguan seksual juga memengaruhi kesuburan laki-laki, seperti gangguan ereksi atau impotensi, gangguan ejakulasi, hingga gangguan libido atau hormon. Oleh sebab itu, saat seseorang merasa ada yang salah dengan kondisinya saat ejakulasi dalam melakukan hubungan seksual, dokter akan memeriksa nilai Premature Ejaculation Tool (PEDT) atau skala ejakulasi.
Untuk mencegah masalah kesuburan pada pria, ada beberapa kiat yang disarankan oleh Silvia. Pertama Silvia menyarankan agar para kaum Adam ini menghindari olahraga yang berisiko terhadap organ reproduksi pria, seperti bersepeda. Ia lebih menyarankan agar para pria melakukan olahraga yang lebih aman seperti lari, berenang, atau senam ringan.
Silvia pun menyarankan agar para pria mengkonsumsi makanan bergizi, seperti segala jenis protein. Ada daging, ikan, atau ayam atau telur. Asupan buah, kacang-kacangan, serta sayuran juga tidak boleh dilupakan. "Semua protein boleh, asalkan, hindari memasak makanan dengan cara digoreng atau berlemak agar nutrisi pada makanan tetap terjaga. Hindari juga mengonsumsi garam dan gula berlebih," katanya.
Ada beberapa cara dokter mengatasi masalah kesuburan yang mungkin dialami pria. Dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi medical dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu sesuai anjuran. Namun, jika obat-obatan tersebut tidak berpengaruh, dokter akan menyarankan metode pengobatan lain, yakni bayi tabung, inseminasi, hingga In Vitro Fertilization (IVF) Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI). “Kita bantu dengan reproduksi berbantu, bisa inseminasi, bayi tabung konvensional, atau ICSI,” ujar Silvia.
Pilihan Editor: Dokter Sebut Pakaian Ketat Dapat Pengaruhi Kualitas Sperma
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.