TEMPO.CO, Jakarta - Suntik epinefrin digunakan untuk perawatan darurat reaksi alergi parah (anafilaksis) terhadap gigitan atau sengatan serangga, obat-obatan, makanan, atau zat lain. Suntik ini juga dapat digunakan untuk mengobati anafilaksis akibat adanya zat yang tidak diketahui atau dipicu oleh olahraga.
Selain itu, suntik ini juga digunakan untuk meningkatkan tekanan darah pada pasien dewasa dengan hipotensi (tekanan darah rendah) dan syok septik. Namun, tidak semua bisa menggunakannya karena epinefrin hanya tersedia dengan resep dokter, seperti tercatat dalam mayoclinic.
Epinefrin berada dalam kelas obat yang disebut agonis alfa dan beta-adrenergik (agen simpatomimetik). Suntikan epinefrin ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot di saluran udara dan mengencangkan pembuluh darah. Suntikan ini hadir sebagai perangkat injeksi otomatis yang sebelumnya berisi larutan dalam botol untuk disuntikkan secara subkutan (di bawah kulit) atau secara intramuskular (ke dalam otot).
Kegunaan dari suntikan ini untuk mengobati reaksi alergi yang dapat mengancam jiwa seseorang. Biasanya, epinefrin disuntikkan sesuai kebutuhan pada tanda pertama dari reaksi alergi yang serius. Jika injeksi epinefrin digunakan untuk mengobati tekanan darah rendah yang mengancam jiwa terkait dengan syok septik, suntikan dilakukan secara intravena (ke dalam pembuluh darah) oleh dokter.
Suntikan epinefrin harus digunakan sama seperti yang diarahkan oleh dokter. Jangan menyuntikkannya lebih sering atau kurang dari yang ditentukan dokter. Sebelum menggunakan suntikan epinefrin untuk pertama kali, bacalah informasi dari seorang pasien yang menyertainya. Informasi ini meliputi petunjuk tentang cara menggunakan perangkat injeksi otomatis yang telah diisi sebelumnya.
Mengacu medlineplus.gov, epinefrin harus segera disuntikkan setelah seseorang mencurigai bahwa dirinya mengalami reaksi alergi yang serius. Adapun, tanda-tanda reaksi alergi yang serius, di antaranya saluran udara tersumbat (mengi, bersin, suara serak), ruam, gatal-gatal, bengkak (wajah, mata, mulut, tenggorokan, tangan), kulit kemerahan, detak jantung cepat, denyut nadi lemah, kecemasan, kebingungan, sakit perut, muntah, diare, pingsan, atau kejang. Saat mengetahui gejala tersebut, bicaralah dengan langsung dokter dan pastikan seseorang memahami bagaimana mengetahui reaksi alergi serius tersebut muncul. Akibatnya, seseorang tersebut dapat secepatnya menyuntikkan epinefrin.
Seseorang harus selalu membawa dua alat suntik otomatis setiap saat karena satu dosis epinefrin mungkin tidak cukup mengobati reaksi alergi yang serius. Jika gejala berlanjut atau kembali setelah injeksi pertama, segera menggunakan injeksi epinefrin dosis kedua dengan alat injeksi baru. Selain itu, jika larutan berubah warna atau mengandung partikel, hubungi dokter untuk mendapatkan alat suntik baru.
Epinefrin harus disuntikkan hanya di bagian tengah sisi luar paha dan dapat disuntikkan melalui pakaian dalam keadaan darurat. Jangan menyuntikkan epinefrin ke bokong atau bagian lain dari tubuh, seperti jari, tangan, kaki, atau ke pembuluh darah. Jangan pula meletakkan jari, atau tangan di atas area jarum alat injeksi otomatis. Jika epinefrin secara tidak sengaja disuntikkan ke area ini, segera dapatkan perawatan medis darurat.
Suntik epinefrin dapat membantu mengobati reaksi alergi yang serius, tetapi tidak dapat menggantikan perawatan medis intensif. Seseorang harus mendapatkan perawatan medis darurat segera setelah menyuntikkan epinefrin.
Pilihan editor : Saran Dokter Buat Orang Tua dengan Anak Alergi