TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda mencintai hewan peliharaan seperti kucing atau anjing, tetapi mengalami alergi terhadap mereka, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengatasinya. Alergi terhadap hewan peliharaan dapat menyebabkan gejala seperti bersin, mata berair, hidung tersumbat atau berair, tenggorokan gatal, hingga sesak napas. Namun, ada beberapa cara untuk meredakan gejala ini, mulai dari obat-obatan hingga perubahan gaya hidup.
Dilansir dari CNA, alergi terhadap hewan peliharaan sebenarnya bukan disebabkan oleh bulu hewan, melainkan oleh protein dalam air liur dan sekresi kulit mereka yang menempel pada serpihan kulit (dander). Menurut Dr. Gwenda Lowe, dokter hewan dari Brighton Vet Care, bulu hanya menjadi perantara yang menangkap serpihan kulit ini. Bahkan, dalam beberapa kasus, alergi mungkin disebabkan oleh tungau debu atau kutu yang ada di bulu hewan, bukan hewannya sendiri.
Baca juga:
Menurut Dr. Ker Liang, seorang ahli bedah THT, alergi terhadap kucing lebih umum daripada alergi terhadap anjing. Ini karena kucing menghasilkan protein alergen Fel d 1 yang lebih kuat, yang dapat bertahan di udara lebih lama dan menyebabkan reaksi yang lebih parah.
Meskipun tidak ada ras kucing atau anjing yang sepenuhnya hipoalergenik, ada beberapa ras yang menghasilkan lebih sedikit dander atau bulu yang jarang rontok, seperti anjing poodle atau schnauzer, serta kucing Siberia. Namun, bahkan dengan hewan peliharaan dari ras yang “kurang alergi”, orang dengan alergi parah tetap dapat mengalami reaksi.
Untuk mengurangi paparan alergen, Anda dapat melakukan beberapa langkah seperti menggunakan filter udara HEPA, membatasi akses hewan peliharaan ke area tertentu, serta menjaga kebersihan rumah dengan sering membersihkan debu dan menyedot debu. Namun, isolasi hewan peliharaan ke satu ruangan tidak disarankan karena dapat menyebabkan stres pada hewan.
Mengubah Pola Makan Hewan Peliharaan
Selain itu, Anda dapat mempertimbangkan perubahan pola makan hewan peliharaan. Menurut Dr. Lowe, makanan seperti Purina Pro Plan LiveClear dapat membantu mengurangi alergen pada kucing hingga 47 persen setelah tiga minggu pemberian rutin. Namun, penggunaan tisu basah atau mandi terlalu sering untuk mengurangi serpihan kulit tidak disarankan karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit hewan.
Obat-obatan seperti antihistamin dan semprotan hidung juga dapat membantu meredakan gejala alergi. Namun, penggunaannya perlu diperhatikan, terutama dalam jangka panjang, karena efek samping seperti mulut dan hidung kering, atau ketergantungan pada semprotan hidung dapat terjadi.
Jika gejala alergi Anda parah dan berkelanjutan, terapi imun (immunotherapy) bisa menjadi solusi jangka panjang. Terapi ini melibatkan pemberian alergen dalam dosis kecil untuk membantu tubuh beradaptasi dan mengurangi reaksi alergi dari waktu ke waktu. Namun, tidak semua orang cocok dengan terapi ini, terutama mereka yang memiliki asma tak terkendali atau kondisi autoimun.
Dengan langkah-langkah ini, pemilik hewan peliharaan yang alergi masih bisa menikmati keberadaan hewan peliharaan mereka tanpa terlalu banyak terganggu oleh gejala alergi.
Pilihan Editor: Jangan Anggap remeh Alergi Kucing, Bisa Memicu Penyakit Lebih Serius