TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis kulit Arini Widodo mengingatkan bahwa kualitas udara yang sedang buruk di Jakarta juga bisa berdampak pada kesehatan kulit.
“Udara yang terkontaminasi di Jakarta mengandung polutan seperti partikel debu, asap kendaraan, dan bahan kimia berbahaya yang dikenal sebagai radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul-molekul yang tidak stabil dan memiliki kecenderungan untuk merusak struktur sel,” kata Arini pada Rabu 7 Juni 2023.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini menjelaskan bahwa radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif pada kulit. Akibatnya, terjadi peningkatan produksi enzim dan senyawa inflamasi di kulit. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan kolagen, elastin, dan DNA kulit. “Hal ini dapat mempercepat proses penuaan kulit dan menyebabkan munculnya kerutan, garis halus, serta kehilangan kekenyalan kulit,” kata Arini.
Selain dampak dari radikal bebas, kualitas udara yang buruk juga dapat menyebabkan akumulasi kotoran pada kulit. Partikel debu, polusi, dan zat-zat lainnya dapat menempel pada permukaan kulit dan menyumbat pori-pori.
Sumbatan pori-pori dapat menyebabkan munculnya jerawat dan komedo. Kotoran yang terperangkap di dalam pori-pori juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami kulit, sehingga meningkatkan risiko infeksi kulit seperti dermatitis atau eksim.
Pilihan Editor: 6 Cara Menjaga Elastisitas Kulit agar Tampak Awet Muda
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.