Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Beretika di Dunia Maya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dedy Triawan, CTO Teman Baik Indonesia, mengingatkan pentingnya penegakan etika dalam beraktivitas di dunia maya untuk mencegah terjerat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Etika tersebut bisa berupa penggunaan kata dan bahasa yang sopan dan santun, tidak menggunakan huruf besar secara keseluruhan dalam kalimat, serta menyertakan sumber asli kutipan yang digunakan.

"Internet adalah anugerah tetapi bisa menjadi bencana manakala teknologi hanya bisa mengendalikan kita sebagai manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika," ujar Dedy.

Menurutnya, ada pula pantangan atau larangan yang tidak boleh dilakukan dalam membuat konten di media sosial. Contohnya penyebaran kabar bohong, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, atau konten yang melanggar undang-undang maupun norma kesusilaan. Pasalnya, pelanggaran tersebut akan berujung pidana lantaran menabrak aturan UU ITE.

Sementara itu, kreator konten dan YouTuber Arman Vesona membagikan kiat membuat konten kreatif tanpa nuansa negatif. Dia mengatakan sebanyak 77 persen penduduk Indonesia sudah mampu mengakses internet atau setara 272 juta orang. Adapun, jumlah pengguna media sosial di Indonesia tercatat 191 juta orang. Rinciannya 139 juta pengguna YouTube, 99 juta pengguna Instagram, dan 92 juta pengguna TikTok.

“Dengan jumlah sebanyak itu menjadi peluang untuk pembuatan konten. Apa saja konten yang menarik itu? Sebaiknya konten yang kreatif, menghibur, dan edukatif,” ujar Arman.

Ia menjelaskan konten kreatif adalah yang mampu mengelola masalah dari sudut pandang yang berbeda. Sementara konten hiburan adalah yang mampu memberikan kesenangan dan mengurangi rasa bosan atau stres. Konten edukatif dikategorikan sebagai konten yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual, sosial, emosional, dan moral yang positif.

Untuk membuat konten yang memenuhi berbagai kriteria di atas, modal yang diperlukan cukup ponsel pintar. Selanjutnya memilih media sosial yang menjadi fokus pembuatan konten, apakah di YouTube, Instagram, atau di TikTok. Tahapan berikutnya adalah menentukan algoritma atau sistem dan cara kerja platform tentang bagaimana ia merekomendasikan kerelevanan konten kepada audiens.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jenis kreativitas konten
Vice President Program ACBS Indonesia East Java M Adhi Prasnowo menambahkan, kreativitas membuat konten bisa diawali dengan kecintaan terhadap budaya asli Indonesia yang begitu beragam. Selain itu, bisa juga dengan cara mendukung kecintaan terhadap aneka produk buatan dalam negeri. Caranya dengan mengutamakan dan bangga menggunakan produk asli Indonesia, memberikan masukan yang positif, turut mempromosikan, dan tidak mengonsumsi secara berlebihan.

“Hal lain yang bisa dilakukan dengan pembuatan konten kreatif adalah dengan mewujudkan kesetaraan lewat gerakan digital inklusif, misalnya memberikan pendidikan literasi digital bagi kelompok disabilitas, masyarakat di daerah terpencil, anak-anak, perempuan, atau kepada warga berusia lanjut,” ucapnya.

Adhi juga mengingatkan pentingnya memahami hak-hak dan kewajiban dalam menggunakan media digital. Hak tersebut antara lain mengakses internet, berekspresi, dan  merasa aman. Namun, ada kewajiban yang tak kalah penting, seperti menjaga ketertiban di masyarakat, bangsa, dan negara.

Pilihan Editor: Tips Manfaatkan Media Sosial untuk Cari Penghasilan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

3 jam lalu

Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

Peringatan HUT TNI ke-79 diselenggarakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Bisa turut merayakannya dengan mengunggah foto profil dari twibbon berikut.


WhatsApp Siapkan Fitur Menandai Kontak Teman di Status

17 jam lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
WhatsApp Siapkan Fitur Menandai Kontak Teman di Status

Fitur WhatsApp ini memungkinkan pengguna untuk menandai kontak tertentu dalam status mereka dan mengirimi mereka pemberitahuan instan dengan penyebutan.


Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

18 jam lalu

Logo aplikasi Meta Threads. REUTERS/Dado Ruvic
Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

Untuk mengedit postingan di Threads, ikuti langkah-langkah berikut.


Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

1 hari lalu

Retno Marsudi/Foto: Instagram/Retno Marsudi
Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

Retno Marsudi menyebut Israel ingin mengubah narasi perjuangan kemerdekaan Palestina lewat media sosial.


Aplikasi Canva Sediakan Elemen Konten Khas Indonesia, Begini Cara Menggunakannya

2 hari lalu

Tenan Canva saat acara Inacraft 2024 di Jakarta Convention Center, Gelora Bung Karno, Rabu, 2 Oktober 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Aplikasi Canva Sediakan Elemen Konten Khas Indonesia, Begini Cara Menggunakannya

Aplikasi Canva menyediakan elemen dan template konten bertema seputar kebudayaan di Indonesia.


Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

2 hari lalu

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

Masyarakat lakukan doom spending untuk menghadapi stres, kecemasan, atau kekhawatiran banyak dilakukan Gen Z dan milenial.


Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat di ruang digital menjadi solusi bijak bagi pengguna media sosial.


FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

3 hari lalu

Boneka Labubu yang pernah diendorse Lisa BLACKPINK. Foto: Instagram.
FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

FOMO merupakan ketakutan tertinggal momen di ranah daring, termasuk tak dapat memanfaatkan kesempatan dalam pergaulan dan aktivitas di media sosial.


Psikolog Ungkap Alasan Orang Suka Mengecek Profil Diri di Media Sosial

4 hari lalu

Ilustrasi wanita stalking media sosial. Freepik.com/Kamran Aydinov
Psikolog Ungkap Alasan Orang Suka Mengecek Profil Diri di Media Sosial

Mengecek profil sendiri di media sosial alasannya sederhana, karena kita ingin belajar lebih banyak soal diri sebagai individu.


Cuitan Ridwan Kamil Diskreditkan Orang Jakarta Beberapa Tahun Lalu, Ingatlkan Cara Bijak Bermedia Sosial

4 hari lalu

Ridwan Kamil di GIIAS 2023. (Foto: TEMPO/ Erwan Hartawan)
Cuitan Ridwan Kamil Diskreditkan Orang Jakarta Beberapa Tahun Lalu, Ingatlkan Cara Bijak Bermedia Sosial

Cuitan Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil, di media sosial Twitter-kini X- bertahun lalu dinilai mendiskreditkan orang Jakarta masih jadi polemik.