Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari DBD ASEAN, Beda Demam Dengue dengan Tipes

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak demam. webmd.com
Ilustrasi anak demam. webmd.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN (ASEAN Dengue Day) diperingati seitap 15 Juni dalam rangka menyerukan kepada semua untuk memerangi demam berdarah. Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)-FKUI Jakarta, Mulya Rahma Karyanti, mengatakan demam dengue berbeda dengan demam tifoid atau yang dikenal dengan penyakit tipes.

“Itu adalah dua hal yang berbeda. Infeksi dengue itu penyebabnya virus dengue sedangkan demam tifoid itu berasal dari bakteri salmonella thyphi,” jelasnya.

Karyanti menjelaskan demam yang timbul karena virus dengue biasanya terjadi secara mendadak dalam tingkat suhu yang langsung tinggi. Durasinya pun secara terus menerus selama satu minggu. Pada anak-anak, demam dengue membuat wajah berubah menjadi merah merekah secara mendadak. 

Demam disebabkan gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti yang membawa virus dengue. Penularannya bisa terjadi dari penderita ke orang sehat dalam jarak sekitar 100 meter saja. Sedangkan pada demam tifoid, suhu tubuh akan naik atau secara bertahap layaknya anak tangga sejak awal kemunculan dengan penularan berasal dari bakteri makanan atau minuman.

Bakteri yang mendominasi makanan itu masuk melalui mulut ke saluran cerna. Akibatnya, sering muncul keluhan berupa mual, muntah, mencret. Adapun keluhan pada dewasa seperti sembelit. Bila pada minggu ketiga demam tidak kunjung turun dan tidak mendapatkan penanganan medis, demam tifoid bisa menyebabkan komplikasi seperti peradangan usus atau kebocoran usus berat.

“Ini juga beda sekali kalau penyakitnya akut. Tapi kalau bakteri itu lebih dari seminggu, virus itu sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi kalau tidak tertangani, fase kritis ini bisa mengancam nyawa,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bedakan gejala keduanya
Karena adanya perbedaan tersebut, Karyanti meminta masyarakat bisa membedakan gejala kedua penyakit tersebut, terlebih dengue yang saat ini menurut Kementerian Kesehatan kasusnya semakin meningkat. Ia menyebutkan orang yang terkena demam dengue harus segera dibawa ke rumah sakit ketika terlihat lemas dan tidur terus, muntah terus menerus, sakit perut hebat, ada pendarahan, merasa gelisah, dan kulit tangan maupun kaki menjadi dingin dan lembab. Kemudian tidak ada aktivitas Buang Air Besar (BAB) kurang dari 4-6 jam dan mengalami kejang.

Ia juga mengimbau untuk memahami tiga fase demam dengue yang terdiri dari fase demam, kritis, dan pemulihan. Ia menambahkan kedua penyakit dapat membuat tubuh anak sangat lemas dan mengalami dehidrasi sehingga dalam penanganannya ia meminta orang tua untuk tetap memperhatikan kadar cairan tubuh anak agar terus terjaga, baik melalui ASI, susu, jus buah, agar-agar, atau minuman elektrolit yang disukai anak.

“Orang tua kadang suka salah persepsi. Mereka bilang anak kondisinya sudah baik tapi tidur terus dan muntah darah, itu sudah tidak baik. Begitu kita periksa nadinya tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, artinya dia sudah jatuh ke sindrom syok dengue atau mengalami kolaps dari pembuluh darahnya,” tandasnya.

Pilihan Editor: Cegah DBD Berat pada Anak dengan Vaksinasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

17 jam lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

2 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.


5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

Seorang siswa menjawab modul pembelajarannya setelah penangguhan kelas tatap muka, di toko kosong milik keluarganya, di Manila, Filipina, 26 April 2024. REUTERS/Lisa Marie David
5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.


IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

7 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

7 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

9 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

9 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

9 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

10 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.