Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Reporter

image-gnews
Aktivitas Tenggara Youth Community yang dalam menyampaikan materi edukasi kesehatan reproduksi. Dok. Istimewa
Aktivitas Tenggara Youth Community yang dalam menyampaikan materi edukasi kesehatan reproduksi. Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak untuk mencegah terjadinya perkawinan anak sehingga mendorong pendidikan kesehatan reproduksi masuk ke dalam kurikulum pendidikan. Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Rini Handayani, mengatakan selain diperlukan pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) di sekolah, orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

"PR terbesar kita adalah tidak hanya dari sisi pendidikan formal tapi pendidikan informal itu sangat mengedukasi, bagaimana memulai dari keluarga," kata Rini dalam acara bertajuk Peluncuran Laporan Studi Dispensasi Kawin di Jakarta, Senin, 19 Juni 2023.

Pihaknya mencontohkan anak harus diajarkan sejak kecil tentang bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan dipegang oleh orang lain. "Hal-hal kecil dari anak berusia balita, apa yang menjadi privasinya," ujar Rini.

Edukasi orang tua dan anak
Karena itu, pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya diperlukan untuk anak namun juga perlu dilakukan sosialisasi terhadap orang tua. "Pendidikan inilah yang kita harus berikan. Tentu saja tidak serta merta bisa terjadi, harus ada sosialisasi kepada keluarga dan orang tua pendidikan pertama ada di dalam keluarga," jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perkawinan anak menjadi ancaman besar bagi anak-anak Indonesia karena juga berdampak pada ancaman kesehatan reproduksi perempuan, terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan putus sekolah. Dampak lain kematian ibu hamil dan melahirkan, angka kematian bayi, meningkatnya kasus stunting, bahkan memperbesar peluang terjadinya kemiskinan antargenerasi.

Pilihan Editor: Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

9 jam lalu

Ilustrasi lebah. Trade Vista
Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.


Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

6 hari lalu

Relawan Yayasan Kepedulian Untuk Anak (Kakak) memberikan sosialisasi dan edukasi untuk warga pada aksi bertajuk Jo Kawin Bocah, Stop Kekerasan dan Eksploitasi Seksual saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Ahad, 24 Juli 2022. Aksi tersebut digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional. ANTARA/Maulana Surya
Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

6 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


BNPT Imbau Masyarakat Pintar Menyaring Konten Radikalisme

31 hari lalu

BNPT Imbau Masyarakat Pintar Menyaring Konten Radikalisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus berupaya mencerdaskan masyarakat untuk menyaring dan menyikapi konten bermuatan radikalisme di dunia maya.


Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

40 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.


Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

47 hari lalu

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024/Istimewa
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.


Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

48 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

Edukasi dan kepedulian terkait tuberkulosis (TBC) perlu ditingkatkan karena masih ada stigma di masyarakat tentang penyakit menular itu.


Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

50 hari lalu

Deteksi Endometriosis Melalui Darah
Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.


Soal Dirty Vote, Pengamat Film: Itu Bagian dari Kebebasan dan Edukasi Pemilu

16 Februari 2024

Poster film Dirty Vote. Foto: Instagram.
Soal Dirty Vote, Pengamat Film: Itu Bagian dari Kebebasan dan Edukasi Pemilu

Pengamat perfilman Hikmat Darmawan menilai Dirty Vot sebagai bentuk kebebasan dan edulasi soal Pemilu.


Angka Pengasuhan Tidak Layak Anak Masih Tinggi, Ini Saran Legislator

4 Februari 2024

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Angka Pengasuhan Tidak Layak Anak Masih Tinggi, Ini Saran Legislator

Legislator menyoroti penurunan angka pengasuhan tidak layak belum merata di Indonesia, termasuk juga perkawinan anak, ini sarannya.