Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berlebihan Konsumsi Daging Bakar saat Idul Adha, Benarkah Berisiko Sebabkan Kanker?

image-gnews
Sate pincuk berisi irisan daging ayam, sapi, dan jando dengan siraman bumbu kacang. (ANWAR SISWADI)
Sate pincuk berisi irisan daging ayam, sapi, dan jando dengan siraman bumbu kacang. (ANWAR SISWADI)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Makanan yang dipanggang seperti sate banyak disantap orang terutama saat Idul Adha. Aroma sedap dan rasanya yang khas membuat sate menjadi hidangan yang menggiurkan. Namun, tahukah Anda bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan yang bakar seprti sate dapat menyebabkan risiko penyakit? 

Penyebab kanker

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Columbia University Medical Center, bahwa proses pemanggangan saat membuat sate dapat menciptakan senyawa kimia berbahaya yang dikenal sebagai polisiklik aromatic hydrocarbons (PAH) dan heterocyclic amines (HCA). 

PAH terbentuk ketika lemak atau cairan daging jatuh ke bara api dan menghasilkan asap. PAH adalah senyawa kimia yang dihasilkan ketika lemak dalam makanan terbakar oleh api dan dapat melekat pada permukaan daging yang dipanggang di atas api terbuka. 

Selain itu, saat memanggang, kita juga terpapar PAH yang terdapat dalam asap. Perlu diperhatikan bahwa PAH juga terdapat dalam asap rokok dan polusi udara. Itulah sebabnya merokok dan paparan polusi udara terkait dengan risiko kanker.

Di sisi lain, HCA terbentuk ketika daging, ikan, atau ayam yang kaya protein terpapar panas tinggi. HCA biasanya terbentuk dalam daging saat asam amino dan kreatin (protein otot) bereaksi dengan panas tinggi. Penting untuk diingat bahwa semakin lama daging terpapar panas, jumlah HCA yang terbentuk akan semakin meningkat. 

HCA dan PAH telah terbukti menyebabkan kanker pada hewan laboratorium. Meskipun belum ada bukti definitif tentang dampaknya pada manusia, beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi makanan bakar dengan peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker usus, pankreas, dan payudara.

Mencegah kanker

Meskipun risiko yang terkait dengan memasak makanan bakar ada, bukan berarti setiap orang yang mengonsumsinya akan mengembangkan kanker. Penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti yang disebutkan WebMD di bawah ini.

  • Mulailah dengan menggunakan daging rendah lemak dan pastikan untuk memotong semua bagian kulit dan lemak yang terlihat sebelum memanggangnya. Selain membuat daging lebih sehat, langkah ini juga dapat mengurangi risiko daging terbakar.
  • Untuk mengurangi kadar HCA dalam daging panggang, Anda dapat memanaskan daging di dalam microwave selama 2 menit sebelum memanggangnya. Proses ini dapat mengurangi kadar HCA hingga 90 persen. Setelah dimasak dengan microwave, keringkan daging dengan menepuk-nepuknya agar mengurangi jumlah jus yang menetes ke panggangan.
  • Panggang daging dalam waktu yang lebih lama dengan suhu yang lebih rendah, kurang dari 325 derajat Fahrenheit. Matikan gas atau biarkan arang terbakar menjadi bara sebelum memasak daging. 
  • Anda juga dapat meletakkan selembar kertas timah di bawah daging dan membuat beberapa lubang di dalamnya. Langkah ini dapat mengurangi jumlah jus yang menetes ke panggangan dan mengurangi jumlah asap yang mencapai daging.
  • Untuk mengurangi panas dan paparan arang pada daging, tinggikan permukaan panggangan dan pindahkan briket arang ke sisi panggangan yang berlawanan.
  • Balik daging secara teratur, setidaknya sekali setiap menit. Pembalikan yang cepat membantu mencegah terbentuknya HCA yang berlebihan.
  • Sebelum menyantap daging panggang, pastikan untuk memotong bagian yang terlihat hangus.
  • Tambahkan beberapa sayuran ke panggangan Anda. Sayuran tidak menghasilkan HCA seperti daging dan juga rendah lemak serta kalori. Dengan menggunakan lebih banyak sayuran dan sedikit daging, Anda dapat mengurangi risiko paparan zat karsinogenik.
  • Usai memanggang, pastikan untuk membersihkan panggangan secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang terbakar yang menempel pada permukaannya.  

Pilihan Editor: Mengenal 8 Jenis Sate dari Berbagai Negara

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gejala Awal Kanker Kerongkongan yang Perlu Diperhatikan

20 jam lalu

Kanker kerongkongan
Gejala Awal Kanker Kerongkongan yang Perlu Diperhatikan

Kanker kerongkongan adalah penyebab kanker paling umum ke-8 di dunia dan penyebab kematian terkait kanker ke-6 di seluruh dunia.


5 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan Tubuh, Berapa Cangkir Sehari Disarankan?

1 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
5 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan Tubuh, Berapa Cangkir Sehari Disarankan?

Selain dapat melawan rasa kantuk sekaligus penambah energi, ternyata kopi memiliki manfaat lain bagi kesehatan tubuh. Apa saja manfaat kopi bagi kesehatan tubuh?


Gejala Kanker Pankreas yang Tampak di Mata dan Kulit

1 hari lalu

Ratu musik soul Amerika Serikat, Aretha Franklin meninggal dunia pada 16 Agustus 2018 dalam usia 76 tahun di kediamannya di Detroit, Amerika. Peraih 18 Grammy ini meninggal setelah bergelut dengan kanker pankreas stadium lanjut. REUTERS/Jose Luis Magana
Gejala Kanker Pankreas yang Tampak di Mata dan Kulit

Seperti penyakit lain, semakin dini gejala kanker pankreas terdeteksi maka semakin cepat bisa diobati. Cek gejala awalnya.


Ini Bahayanya Makan Makanan Dibakar Nyaris Gosong

2 hari lalu

Ilustrasi Barbeque
Ini Bahayanya Makan Makanan Dibakar Nyaris Gosong

Makan makanan gosong memang dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan. Bisa sebabkan penyakit kanker hingga masalah pencernaan?


Dokter Spesialis Penyakit Dalam Diharapkan Jadi Garda Terdepan Tangani Pasien dengan Kanker

4 hari lalu

Konferensi Pers The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) pada Sabtu 23 September 2023 di Jakarta/Tempo- Mitra Tarigan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Diharapkan Jadi Garda Terdepan Tangani Pasien dengan Kanker

Dokter spesialis penyakit dalam alias internis diharapkan menjadi garda terdepan dalam penanganan kanker mulai dari deteksi dini.


Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

6 hari lalu

Dampak polusi udara bukan hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak/Foto: Doc. Istimewa
Kaitan Polusi Udara dan Kanker Menurut Pakar

Pakar mengatakan polusi udara dapat menyebabkan kanker. Menurutnya, 90 persen penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, juga polusi udara.


Usia yang Dianjurkan Dokter untuk Periksa Kanker Prostat

7 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Usia yang Dianjurkan Dokter untuk Periksa Kanker Prostat

Pakar menyarankan laki-laki menjalani pemeriksaan kanker prostat saat berusia 50 tahun atau lebih dini bila memiliki riwayat keluarga serupa.


Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

9 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

Kanker ginjal paling sering terjadi pada orang berusia antara 65 dan 74 tahun. Pria diklaim berisiko dua kali lipat dibandingkan wanita.


Mengenal Jenis dan Stadium Kanker Ginjal seperti yang Dialami Vidi Aldiano

9 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Mengenal Jenis dan Stadium Kanker Ginjal seperti yang Dialami Vidi Aldiano

Vidi Aldiano, penyanyi berusia 33 tahun sudah berjuang melawan kanker ginjal sejak 2019. Ini penjelasan jenis dan stadium kanker ginjal.


Deretan Tes untuk Mendiagnosis Sarkoma Tulang

9 hari lalu

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Deretan Tes untuk Mendiagnosis Sarkoma Tulang

Sarkoma tulang merupakan salah satu jenis kanker yang memerlukan berbagai pemeriksaan untuk diagnosis yang akurat.