TEMPO.CO, Jakarta - Peradangan adalah respons fisiologis alami ketika kita sakit atau cedera, menurut Dr Hussain Ahmad, praktisi dan konsultan Click2Pharmacy di Inggris. Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya.
"Respons ini menyebabkan sistem imun berusaha memperbaiki dan mempertahankan diri, tergantung penyebab peradangan," ujarnya kepada The Sun.
Dalam jangka pendek peradangan akut bermanfaat bagi proses pemulihan tubuh namun bisa berbahaya bisa terus terjadi untuk waktu lama, bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Hal ini bisa menyebabkan kondisi kronis dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai ancaman besar bagi kesehatan manusia. Berikut beberapa kondisi yang terkait dengan peradangan kronis.
Penyakit jantung
Kita sering menyebut kolesterol tinggi sebagai kontributor besar penyakit jantung. Tapi peradangan mungkin berperan kunci.
"Peradangan kronis bisa mengiritasi pembuluh darah, mempersempit arteri, dan memicu penggumpalan darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke," papar Ahmad.
Kanker
Cancer Research UK menyebut peradangan sebagai penyebab utama kanker dan satu dari empat kasus terkait peradangan. Mutasi dan pembelahan sel-sel dan gen tubuh terkait perkembangan kanker dan peradangan berkontribusi pada perubahan itu.
Masalah kulit
Berbagai macam masalah kulit berakar dari peradangan. "Peradangan berperan signifikan pada psoriasis dan eksim, memunculkan gejala tertentu dan berperan dalam perkembangan penyakit," jelas dermatolog Dr Daniel Glass.
Berbagai pemicu misalnya zat kimia, alergen, dan obat-obatan bisa merangsang respons imun dan memicu peradangan. Glass menjelaskan ketika peradangan sudah parah maka bisa memunculkan gejala di kulit, seperti menebal, bersisik pada psoriasis, serta gatal dan kering pada eksim.
Pilihan Editor: Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?