TEMPO.CO, Jakarta - Bau mulut bisa terjadi pada semua orang. Itu sebabnya ada begitu banyak permen karet, mint, dan obat kumur yang dibuat untuk menghilangkannya dengan cepat.
Halitosis (istilah medis untuk bau mulut) biasanya disebabkan oleh sesuatu di mulut - apakah itu sisa makanan yang tersangkut di gigi, penumpukan bakteri di lidah atau merokok. Bahkan makanan yang mengandung bawang putih dan bawang bombay dapat tercium pada nafas lama setelah dicerna.
Namun, tak selamanya bau mulut disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk. Bisa jadi, itu karena kondisi kesehatan atau penyakit tertentu.
Berikut beberapa penyakit yang bisa menyebabkan bau mulut menurut Kami Hoss, dokter gigi dan penulis buku If Your Mouth Could Talk: An In-Depth Guide to Oral Health and Its Impact on Your Entire Life.
1. Diabetes
Orang yang menderita diabetes atau pra-diabetes mungkin mengalami bau napas yang aneh, mirip dengan penghapus cat kuku atau buah, kata Hoss.
"Tubuh, karena kekurangan insulin, tidak dapat membakar gula, sehingga mulai membakar lemak dan menghasilkan bahan kimia yang disebut keton," kata Hoss. Ketika kadar gula darah tidak dikelola, keton dapat menumpuk dan mencapai kadar tinggi dalam darah. Hasilnya adalah nafas yang berbau buah atau seperti aseton (bahan utama penghapus cat kuku), karena aseton adalah keton, kata Hoss.
Nafas berbau buah juga bisa menjadi tanda ketoasidosis diabetik, komplikasi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika kadar keton sangat tinggi sehingga darah menjadi asam, menurut National Library of Medicine.
2. Refluks asam
Terkadang, bau mulut bisa disebabkan oleh masalah yang menggelegak dari perut. Refluks asam atau gastroesophageal reflux, terjadi ketika asam di lambung mengalir kembali ke kerongkongan, kata Hoss.
Refluks asam dapat terjadi pada siapa saja, tetapi bentuk yang lebih parah dan kronis disebut penyakit gastroesophageal reflux atau GERD, yang dialami sekitar 20 persen populasi AS.
"Bayangkan saja semua asam itu dan semua makanan yang belum dicerna, itu akan terdorong ke kerongkongan dan masuk ke mulut," kata Hoss. Hal ini dapat menyebabkan napas berbau asam, menyengat, dan berbau seperti makanan yang tidak tercerna di perut.
3. Masalah ginjal
Ginjal bekerja untuk membuang racun dan produk limbah lainnya dari darah, yang kemudian dikeluarkan melalui urin Anda, menurut Cleveland Clinic. “Jika ginjal tidak berfungsi dengan benar, organ itu tidak dapat menyaring mineral tertentu dari darah dengan baik,” kata Hoss.
Ketika seseorang memiliki masalah ginjal atau penyakit ginjal, racun ini menumpuk di dalam tubuh dan beredar di aliran darah, kata Hoss. “Ini bisa membuat napas berbau seperti amonia atau urine,” ujar dia. Amonia ditemukan di banyak pembersih rumah tangga.
4. Penyakit hati
Masalah hati atau penyakit lever bisa tercium dari napas. “Ketika hati tidak berfungsi dengan baik, ia tidak dapat menyaring racun dari darah atau mengatur gula darah Anda,” kata Hoss. Akibatnya, racun ini tetap berada di dalam tubuh dan dapat menyebabkan bau napas yang terlalu manis dan pengap, ujar Hoss.
Dalam kasus penyakit hati yang parah, napas mungkin berbau telur busuk (disebut fetor hepaticus), menurut National Institutes of Health.
5. Infeksi bakteri atau virus
Setiap infeksi di mulut, hidung, sinus atau tenggorokan dapat menyebabkan bau mulut, jelas Hoss. Ini termasuk infeksi lokal, seperti luka yang terinfeksi, tempat bedah atau abses gigi.
Infeksi dari virus atau bakteri, seperti bronkitis, radang amandel dan sinusitis, dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan lendir di bagian belakang tenggorokan, juga disebut post-nasal drip, kata Hoss. Lendir mungkin memiliki bau busuk yang menyebabkan bau mulut.
6. Dehidrasi
"Air liur sangat, sangat penting. ... Ini membantu dalam segala hal - pencernaan, pelumasan saat menelan dan ... membersihkan mulut," kata Hoss. Dia menambahkan bahwa air liur juga menjaga tingkat pH mulut seimbang.
Ketika mulut tidak menghasilkan cukup air liur, bakteri berbahaya dapat dengan cepat menumpuk dan mulai menghasilkan bau, jelas Hoss. Bau mulut bisa disertai dengan rasa kering atau lengket dan air liur yang kental di mulut.
Mulut kering (juga disebut xerostomia) dapat disebabkan oleh dehidrasi, kata Hoss, yang mengurangi produksi air liur. Minum cukup air adalah bagian penting untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah bau mulut.
Kondisi kesehatan tertentu juga bisa mengeringkan mulut, tambah Hoss. Ini termasuk masalah yang memengaruhi kelenjar ludah, diabetes, stroke, Alzheimer, dan gangguan autoimun (seperti sindrom Sjogren atau HIV/AID), menurut Mayo Clinic.
7. Obat-obatan
"Ada ratusan obat yang dapat menyebabkan mulut kering dan berkurangnya air liur. Ini adalah efek samping yang sangat umum," kata Hoss. Beberapa obat juga bisa melepaskan bahan kimia yang bisa tercium saat nafas, tambahnya.
Obat-obatan yang biasa dikaitkan dengan bau mulut meliputi antihistamin, antidepresan, dan perawatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi. Stres pun bisa menyebabkan mulut kering, kata Hoss.
TODAY
Pilihan Editor: 5 Manfaat Rutin Menggunakan Obat Kumur