Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

image-gnews
Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Adu domba Garut merupakan salah satu tradisi yang populer di daerah Garut, Jawa Barat. Tradisi ini adalah ajang adu kekuatan dan keberanian domba melalui sebuah pertarungan. Dalam pertarungan dua hewan itu, diiringi juga oleh musik dan komentator.  

Seni adu domba Garut merupakan atraksi wisata yang digelar dalam acara-acara tertentu, terutama pada bulan Juni, Agustus, dan Desember di Desa Ngamplang, Cangkuang, dan Ranca Bango, Kabupaten Garut.

Dikutip dari situs Visit Garut, pertarungan domba Garut dan berbagai atraksi musik dan kesenian tradisional lainnya kerap menggunakan pengeras suara besar. Acara ini dihadiri oleh masyarakat pecinta adu domba Garut dari berbagai lapisan masyarakat dan daerah di luar Garut.

Asal usul domba Garut 

Menurut legenda, sejarah domba Garut dimulai pada masa pemerintahan Bupati Suryakanta Legawa sekitar tahun 1815-1829. Ia sering mengunjungi temannya di perguruan yang bernama Haji Saleh, yang memiliki banyak domba.

Salah satu domba milik Haji Saleh, yang dikenal sebagai si Lenjang, diminta oleh bupati untuk dikawinkan dengan domba yang ada di pendopo kabupaten yang bernama si Dewa. Anak dari si Dewa dan si Lenjang, yang bernama si Toblo, kemudian berkembang biak dan menghasilkan keturunan domba Garut hingga saat ini.

Dalam sejarahnya, domba sebagai hewan ternak di kalangan masyarakat agraris telah berkembang menjadi tradisi seni adu ketangkasan. Sebab domba Garut ini memiliki peruntukannya khusus sebagai bagian dari seni adu ketangkasan, berbeda dengan domba biasa yang dipelihara oleh masyarakat.

Domba-domba yang digunakan dalam adu ketangkasan ini memiliki perawatan yang teratur dan terjaga. Makanan, minuman, dan kesehatannya diperhatikan dengan baik.

Sejarah adu domba

Seni adu Domba Garut melahirkan berbagai varian. Selain pertarungan dua domba jantan, ada juga kontes fisik domba. Postur dan bentuk tubuh domba diinilai sedemikian rupa. Termasuk bentuk dan ukuran tanduk mereka.  

Hal ini menghasilkan motto yang terkenal tentang domba Garut, yaitu "Tandang di Lapang, Gandang di Lapang, Indah Dipandang serta Enak Dipanggang". Seni ini melibatkan kontes dalam memilih bibit domba Garut terbaik sebagai raja dan ratu bibit.

Setiap ajang pertandingan ternak domba yang baik selalu menarik perhatian peternak dan penggemar, Bagi para domba juara, harganya menjadi tinggi seiring prestasi mereka. Kontes ternak ini menjadi tempat berkumpulnya peternak, pemilik, penggemar, dan tokoh terkait dengan domba Garut, serta organisasi profesi yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI). 

Pemeliharaan domba Garut sebagai domba tangkas atau laga telah dilakukan sejak lama oleh peternak dan penggemar domba dengan perlakuan yang istimewa. Pemilik domba dahulu sering disebut "juragan".

Peternak harus memiliki jiwa seni khusus dan memiliki kedekatan dengan domba dalam pemeliharaannya. Para peternak domba Garut melakukan berbagai upaya dan pengorbanan untuk menciptakan keunggulan domba pejantan dalam arena adu ketangkasan. Domba laga yang unggul akan memperoleh gelar juara dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Karena domba Garut merupakan bagian dari ternak seni, setelah domba Garut bertanding di lapangan, salah satu kegembiraan yang dirasakan oleh pemilik atau pelatihnya adalah ketika domba tersebut menunjukkan seni sesuai irama ketukan kendang.

Keunikan domba garut

Domba Garut memiliki ciri khas yang berbeda dari domba-domba di daerah lain. Mereka memiliki tubuh yang kuat dengan berat sekitar 60-80 kg, tanduk yang besar, bulu kebanyakan berwarna putih, dan telinga yang menggantung. Ini menjadi salah satu ciri dominan dari domba Garut.

Domba di Garut juga terkenal karena sifat-sifatnya yang kuat, tangguh, dan memiliki insting bertarung yang tinggi.

Perkembangan pemeliharaan domba Garut selanjutnya memiliki dua tujuan utama, yaitu sebagai sumber daging dan sebagai kesenangan atau hobi. Masyarakat terus mengembangkan dan merawat domba Garut dengan baik untuk memenuhi kebutuhan daging serta sebagai bagian dari tradisi dan kebudayaan Garut yang kaya.

Pilihan Editor: Viral Domba Seharga Rp 400 Juta, Dosen Peternakan Unpad: Domba Garut Sumber Genetik Terbaik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

6 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

8 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

9 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

9 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

14 hari lalu

Lebaran Topat di Lombok Barat 2023 (dok. Dinas Pariwisata Lombok Barat)
Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024


Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

17 hari lalu

Warga Saudi menyambut penetapan Hari Raya Idul Fitri pada hari Selasa dengan antusias.[Saudi Gazette]
Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.


Intip Tren Mudik dan Lebaran 2024, Staycation Masih Ikut Jadi Favorit

18 hari lalu

Perempuan solo traveling. Freepik
Intip Tren Mudik dan Lebaran 2024, Staycation Masih Ikut Jadi Favorit

Traveloka membagikan tren mudik dan libur Lebaran 2024. Selain wisata ke kampung halaman, tren staycation pun ikut meningkat.


Jelang Libur Lebaran Pemesanan Tiket Transportasi, Akomodasi dan Atraksi Wisata Kian Meningkat

21 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan kereta api. TEMPO/Muhammad Hidayat
Jelang Libur Lebaran Pemesanan Tiket Transportasi, Akomodasi dan Atraksi Wisata Kian Meningkat

Data internal Traveloka menunjukkan adanya peningkatan dalam pemesanan tiket transportasi, akomodasi dan atraksi wisata menjelan libur Lebaran


Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

29 hari lalu

Sejumlah pemuda memukul bekas tong plastik sambil menyanyikan lagu-lagu religi saat berkeliling pemukiman untuk membangunkan sahur di Balakong, Malaysia, 26 Maret 2023. Sejumlah pemuda berkeliling pemukiman warga sembari memainkan musik dengan bekas tong plastik dan menyanyikan lagu religi untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadan. REUTERS/Hasnoor Hussain
Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.


Pengiriman Jagung Impor Lambat, Asosiasi Peternak Layer Nasional Khawatir Jika Impor Dihentikan

35 hari lalu

Pekerja mengemas jagung yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis 24 Jnauari 2019. Jagung tersebut merupakan jagung impor gelombang kedua dari Brazil, sebanyak 26 ribu ton yang merupakan bagian dari total 100 ribu ton jagung impor dan selanjutnya didistribusikan ke sejumlah peternak di wilayah Jawa dan sekitarnya. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Pengiriman Jagung Impor Lambat, Asosiasi Peternak Layer Nasional Khawatir Jika Impor Dihentikan

Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyetop impor jagung menjelang Ramadan 2024.