Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Perempuan Lebih Sering Mengalami Gangguan Kesehatan Mental

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kesehatan mental dapat mempengaruhi siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin. Namun, ada beberapa faktor yang membuat perempuan cenderung lebih sering mengalami masalah kesehatan mental dibanding laki-laki. 

Dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM, Ronny Tri Wirasto, menjelaskan wanita sebenarnya lebih mampu mengendalikan stres dibandingkan laki-laki. 

Kemampuan perempuan untuk mengendalikan stres berkaitan dengan tingginya hormon estrogen dalam tubuh yang berfungsi memblokir efek negatif stres di otak.

“Harusnya wanita lebih tahan stres dibanding laki-laki karena laki-laki hormonnya mudah labil sehingga emosinya naik turun. Namun, menariknya wanita yang semestinya stabil secara emosional justru menjadi lebih emosional,” kata Ronny.

Mengutip Mental Health Foundation, berikut beberapa fakta mengenai kesehatan mental terhadap wanita:

- Saat ini, wanita tiga kali lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental yang umum dibandingkan pria. 

- Tingkat melukai diri sendiri di kalangan perempuan muda meningkat tiga kali lipat sejak 1993.

- Wanita tiga kali lebih mungkin mengalami gangguan makan daripada pria.

- Wanita muda tiga kali lebih mungkin untuk mengalami gangguan stres pascatrauma daripada pria.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Wanita muda lebih mungkin mengalami kondisi yang berhubungan dengan kecemasan daripada kelompok lain mana pun.

Dilansir dari laman Universitas Airlangga (Unair), pakar psikologi Unair, Ike Herdiana, menyebut perempuan seringkali menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental. 

Dalam ranah domestik, perempuan lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak dibandingkan pria. Begitu pula dengan peran perempuan yang sering mengambil tanggung jawab jika ada keluarga yang mengalami kecacatan atau lanjut usia.

“Kultur masyarakat kita selalu membebankan pengasuhan anak pada perempuan saja. Padahal pengasuhan itu tugas sangat berat yang seharusnya dilakukan secara seimbang oleh ibu dan ayah. Hal ini penting karena tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi juga tumbuh kembang anak,” jelas Ike.

Perempuan yang memiliki tanggung jawab lebih seperti ini umumnya akan mudah mengalami kecemasan dan depresi. Perempuan juga cenderung hidup dalam kemiskinan dibandingkan dengan pria. Fakta ini menimbulkan rasa tidak aman serta terisolasi.

Faktor lainnya adalah kenyataan bahwa kasus kekerasan maupun pelecehan seksual hampir selalu terjadi pada perempuan dan anak-anak.

Perempuan yang mengalami pengalaman traumatis ini lebih rentan terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dampak mental jangka panjang. Selain itu, lingkungan yang diskriminatif dan tidak ramah juga mampu mempengaruhi kesehatan mental.

Pilihan Editor: Mengenal Baby Blues bagi Perempuan Pasca Melahirkan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswi Diduga Bunuh Diri Akibat Depresi, UMY Gencarkan Mitigasi Psikologis

10 jam lalu

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dok. UMY
Mahasiswi Diduga Bunuh Diri Akibat Depresi, UMY Gencarkan Mitigasi Psikologis

Hasil pemeriksaan polisi, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi UMY asal Bandar Lampung itu diduga jatuh karena tindakan bunuh diri.


Memahami Hodofobia, Kondisi Takut Bepergian

11 jam lalu

Ilustrasi fobia. Shutterstock
Memahami Hodofobia, Kondisi Takut Bepergian

Hodofobia adalah fobia atau ketakutan bepergian, atau bisa juga dimaknai cara pandang seseorang dan interaksinya dengan dunia.


Ancaman Kesehatan Mental Remaja Harus Ditangani Secara Serius

19 jam lalu

Ancaman Kesehatan Mental Remaja Harus Ditangani Secara Serius

Kesehatan mental remaja harus ditangani secara serius di tengah perkembangan fisik dan psikis yang mereka alami.


Benarkah Lama Menatap Layar Gawai Sebabkan Menstruasi Dini pada Anak Perempuan?

22 jam lalu

Siswi kelas 2 SDN 01 Pagi Bukit Duri Keysha Nayara Effeni (8) belajar secara online didampingi ibunya Okta (31) di gerai makanan tempat ibunya berjualan di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan metode daring dan bimbingan orang tua saat masa pandemi ini masih menjadi kendala.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Benarkah Lama Menatap Layar Gawai Sebabkan Menstruasi Dini pada Anak Perempuan?

Sinar biru pada gawai disinyalir menurunkan hormon melatonin yang berperan pengaturan siklus menstruasi dan terjadinya menarche pada remaja perempuan.


Mengenal Apa itu Psikobiotik? Probiotik dan Prebiotik yang Berdampak ke Mood

1 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Mengenal Apa itu Psikobiotik? Probiotik dan Prebiotik yang Berdampak ke Mood

Psikobiotik, adalah probiotik dan prebiotik dianggap membantu mengurangi kecemasan, depresi, dan meningkatkan suasana hati secara menyeluruh.


Kondisi Pulau Rempang Terkini: Perempuan Terus Suarakan Penolakan Penggusuran

1 hari lalu

Warga Sembulang saat melakukan unjuk rasa saat kedatangan Kepala BP Batam di Kampung Sembulang, Pulau Rempang, Selasa (3/10/2023). Foto Yogi Eka Sahputra
Kondisi Pulau Rempang Terkini: Perempuan Terus Suarakan Penolakan Penggusuran

Beberapa penolakan yang ditulis di spandung emak-emak Pulau Rempang yaitu: "Kami benci pengkhiatan", "Pak Jokowi Mana Janj Sertifikat Kami",


4 Dampak Buruk Bullying bagi Korban

1 hari lalu

Ilustrasi cyber bullying. Shutterstock
4 Dampak Buruk Bullying bagi Korban

Konsekuensi kesehatan fisik dari bullying bersifat menimbulkan efek jangka panjang


Istilah Ghosting Pernah Dilekatkan Pada Kaesang, Begini Sesungguhnya Artinya

2 hari lalu

Ghosting pun menjadi trending topik di jagat Twitter Indonesia, setelah mencuatnya kisah Kaesang Pangarep yang menghilang tanpa kabar atau ghosting terhadap Felicia Tissue. Instagram/@feliciatissuee
Istilah Ghosting Pernah Dilekatkan Pada Kaesang, Begini Sesungguhnya Artinya

Istilah ghosting pernah sangat populer saat hubungan anak Jokowi, Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue kandas. Ini makna kata tersebut.


Loncat dari Lantai 4, Mahasiswa UMY Sempat Minum Obat Sakit Kepala 20 Butir Sekaligus

2 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Loncat dari Lantai 4, Mahasiswa UMY Sempat Minum Obat Sakit Kepala 20 Butir Sekaligus

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkat bicara soal mahasiswinya, SM, 18 tahun yang meninggal pasca jatuh dari lantai 4 asrama putri UMY di Pedukuhan Ngebel, Tamantirto, Bantul Senin 2 Oktober pukul 06.15 WIB.


Manfaat Box Breathing, Teknik Pernapasan untuk Meredakan Stres

2 hari lalu

Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)
Manfaat Box Breathing, Teknik Pernapasan untuk Meredakan Stres

Box breathing bermanfaat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati