TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, minuman berpemanis sedang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Sebab, 13.000 orang sedang melakukan petisi agar mendesak pemerintah untuk kenakan cukai pada minuman berpemanis. Petisi tersebut diinisiasi oleh Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) dan FYIndonesians menggunakan platform Change.org.
Ori Sanri Sidabutar selaku Senior Communication Officer CISDI mengungkapkan bahwa 21 organisasi masyarakat sipil juga mendukung pemerintah untuk segera menerapkan cukai MBDK (Minuman Berpemanis Dalam Kemasan).
Sebelumnya, penerapan cukai MBDK telah menjadi perbincangan pada 2020. Namun, sampai saat ini pemerintah belum menunjukkan implementasi dari rencana tersebut. Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan terwujud pada 2024.
Menanggapi hal tersebut, menurut CISDI, kebijakan harus segera diterapkan karena konsumsi masyarakat terhadap minuman berpemanis telah meningkat sebanyak 15 kali lipat. Konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan risiko obesitas pada masyarakat Indonesia.
Minuman Berpemanis
Minuman manis bisa mengacu pada minuman apapun yang ditambahkan dengan gula atau pemanis lain, seperti sukrosa, konsentrat jus buah, dan sirup jagung fruktosa tinggi. Minuman manis dapat meliputi soda, cola, tonik, minuman bubuk manis, dan minuman energi.
Jika dilihat dari segi kesehatan manusia, minuman berpemanis berada di urutan paling bawah yang memberikan dampak baik bagi tubuh. Sebab, minuman berpemanis memiliki banyak kalori dan hampir tidak memiliki nutrisi. Walaupun memiliki dampak yang buruk bagi tubuh, masyarakat di dunia tetap mengonsumsi minuman tersebut. Mengutip hsph.harvard.edu, ukuran porsi minuman manis telah meningkat drastis selama 40 tahun terakhir sehingga menyebabkan peningkatan konsumsi di kalangan anak-anak dan orang dewasa.
Meningkatnya konsumsi minuman berpemanis di dunia membuat peneliti Harvard mengamati data atas 13.000 pria dan wanita selama 20 tahun. Para peneliti tersebut menemukan risiko kematian yang lebih rendah bagi penderita diabetes yang meminum minuman, seperti susu rendah lemak, teh, dan kopi.
Mengambil dari cbsnews, ketika seseorang mengganti satu porsi minuman manis dengan minuman dalam waktu setiap hari, mereka akan memiliki risiko kematian 20 persen lebih rendah.
Dilansir dari Psychology Today, makanan dan minuman bergula tambahan tidak baik untuk kesehatan, apakah gula tambahan itu bersifat alami atau buatan. Diabetes sendiri dapat meningkatkan risiko demensia. Jadi, pilihan yang jauh lebih sehat adalah dengan membiasakan minum air putih. Untuk variasi, coba campur segelas air dengan buah-buahan segar atau infused water.
Penyakit yang Muncul Akibat Konsumsi Minuman Berpemanis
- Sakit gigi
- Obesitas
- Peningkatan risiko penyakit jantung dan peredaran darah
- Peningkatan peluang tekanan darah tinggi dan diabetes tipe-2
Pilihan Editor: Tak Cuma Kesehatan Fisik, Minuman Berpemanis juga Berbahaya bagi Otak