TEMPO.CO, Jakarta - Minuman berpemanis kini tengah menjadi perhatian menyusul rencana penerapan cukai pada minuman yang kini sangat menjamur dan dibeli banyak orang. Selain dapat menurunkan konsumsi gula masyarakat, penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) perlu segera diterapkan untuk menurunkan beban anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Buat yang suka memilih minuman berpemanis, seperti soda, jus buah dalam kemasan, dan yang sekarang sedang tren macam kopi kekinian dan boba, ketika ketika butuh kesegaran saat cuaca panas, waspadalah. Menenggak beragam jenis minuman tersebut dapat menghilangkan memori dan mengurangi volume otak, terutama di area otak yang melibatkan daya ingat dan pembelajaran. Fakta tersebut didapat dari hasil penelitian oleh para ilmuwan dari Universitas Boston, Amerika Serikat.
Risiko stroke dan demensia
Dalam penelitian lanjutan, para peneliti yang sama juga menemukan orang yang minum setidaknya satu kaleng soda diet sehari tiga kali lebih berisiko mengalami stroke atau demensia dibanding yang tidak minum soda diet. Para peneliti menggunakan tingkat konsumsi soda sebagai acuan karena lebih mudah memperhitungkan kandungan gula atau pemanis lain dibanding makanan secara keseluruhan.
Kesimpulannya, bukan cuma minuman soda dan jus buah saja yang dapat menyebabkan masalah melainkan jumlah pemanis yang dikonsumsi secara keseluruhan. Terlalu banyak gula dalam makanan telah terbukti menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi kesehatan lain yang disebabkan asupan gula tambahan berlebihan.
Dilansir dari Psychology Today, makanan dan minuman bergula tambahan tidak baik untuk kesehatan, apakah gula tambahan itu bersifat alami atau buatan. Diabetes sendiri dapat meningkatkan risiko demensia. Jadi, pilihan yang jauh lebih sehat adalah dengan membiasakan minum air putih. Untuk variasi, coba campur segelas air dengan buah-buahan segar atau infused water.
Pilihan Editor: Kurangi Konsumsi Gula Berlebih dengan Kebijakan Publik yang Tegas