TEMPO.CO, Jakarta - Penderita gangguan makan jenis orthorexia nervosa terobsesi menjalankan pola makan sehat secara berlebihan. Mereka cenderung membatasi makanan olahan, tinggi gula, lemak tidak sehat, dan pengawet.
Dikutip dari Verywell Health, orthorexia nervosa tergolong sindrom gaya hidup dan kebiasaan ekstrem. Sebab penderitanya hanya mau mengonsumsi makanan dengan jenis dan kualitas tertentu.
Gejala Orthorexia Nervosa
Baca Juga:
Sebagaimana merujuk Web MD, orthorexia nervosa dapat ditandai dengan:
• Kekhawatiran tinggi tentang kualitas makanan
• Menghindari makanan yang disiapkan orang lain
• Waspada berlebihan terhadap kebersihan makanan, karena takut sakit
• Memiliki tanda-tanda fisik malanutrisi
• Sangat lama saat mengamati komposisi makanan
• Tidak mau mengkonsumsi beragam jenis makanan
• Terlalu membatasi asupan makanan karena takut konsumsi berlebihan
• Merasa bersalah ketika mengonsumsi makanan di luar yang direncanakan.
Penyebab Orthorexia Nervosa
Sebut Verywell Mind, hanya sedikit penelitian mengenai penyebab orthorexia nervosa. Namun, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risikonya:
• Mengadopsi teori diet yang sangat ketat
• Penyakit masa kanak-kanak yang melibatkan masalah diet atau pencernaan
• Takut penyakit
• Masalah medis yang tidak dapat diatasi oleh ilmu kedokteran
• Orang tua yang terlalu mementingkan makanan sehat
• Sifat perfeksionisme, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan ekstremisme.
Bahaya Orthorexia Nervosa
Eating Disorder menjelaskan, perilaku orthorexia nervosa dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi medis seperti:
• Malnutrisi
• Berkurangnya fungsi kognitif
• Gangguan sistem kekebalan tubuh
• Peningkatan disregulasi emosional (IE: depresi, kecemasan, dan lain-lain)
• Meningkatnya keinginan bunuh diri dan perilaku menyakiti diri sendiri
• Kegagalan organ
• Masalah ginjal
• Perubahan dalam siklus dan fungsi menstruasi
• Masalah kesuburan
• Masalah kardiovaskular dan jantung atau penyakit jantung
• Isolasi
• Gangguan kinerja pekerjaan
• Menurunkan kepadatan tulang atau osteoporosis.
Pilihan editor: Dokter Sebut Kaitan Gangguan Makan dengan Siklus Menstruasi Buruk