TEMPO.CO, Jakarta - Hepatitis B adalah infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Biasanya infeksi dapat bersifat akut atau kronis, dan menempatkan orang pada risiko tinggi kematian akibat sirosis dan kanker hati. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti, darah, air liur, cairan vagina dan air mani.
Hepatitis B merupakan salah satu masalah kesehatan global yang utama. Beban infeksi tertinggi berada di wilayah Pasifik Barat dan wilayah Afrika, dimana masing-masing 116 dan 81 juta orang terinfeksi kronis. Sementara itu, terdapat 60 juta orang terinfeksi di wilayah Mediterania Timur, 18 juta berada di wilayah Asia Tenggara, 14 juta di wilayah Eropa, dan 5 juta di wilayah Amerika.
Dilansir dari World Health Organization, di daerah yang sangat endemik, hepatitis B paling sering menyebar dari ibu ke anak saat lahir (penularan perinatal) atau melalui paparan darah yang terinfeksi (penularan horizontal). Perkembangan kronis dari hepatitis B sering terjadi pada bayi yang terinfeksi dari ibunya, atau sebelum berusia 5 tahun.
Di Indonesia, berdasarkan keterangan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, kebanyakan kasus hepatitis B ditularkan dari ibu ke anak.
Penularan hepatitis B dari ibu yang terinfeksi kepada anak adalah satu dari banyaknya penyebab prevalensi hepatitis di Indonesia meninggi. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi hepatitis B secara umum sebesar 7,1 persen atau sekitar 18 juta penduduk Indonesia dan biasanya mereka memiliki risiko lebih dari 90 persen sampai 95 persen berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Seperti dilansir dari Kemkes.go.id, untuk mengatasi hal ini ibu hamil diimbau segera melakukan tes hepatitis ke fasilitas kesehatan terdekat, untuk mencegah terjadinya penularan hepatitis ke anak. Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan ibu hamil diantaranya melalui tes hepatitis dan vaksinasi.
“Upaya pencegahan hepatitis ini kita lakukan penerapan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Pemerintah memberikan vaksin hepatitis B kepada ibu hamil untuk meningkatkan kekebalan, melakukan pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak, notifikasi pasangan sebelum mempunyai anak, dan melakukan uji saring infeksi menular lewat transfusi darah, serta penerapan kewaspadaan standar,” jelas dr. Imran saat Konferensi Pers Hari Hepatitis Sedunia, Rabu, 26 Juli 2023.
Berbagai upaya lain untuk mengatasi hepatitis B juga telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, antara lain dengan melakukan pemberian vaksin hepatitis B dosis 1 pada bayi baru lahir (usia 0 sampai kurang dari 24 jam), kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi hepatitis B dosis selanjutnya sesuai dengan program imunisasi nasional.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah melakukan pemeriksaan hepatitis B pada semua ibu hamil, dimana pada tahun 2022 pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil di 489 kabupaten atau kota dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa lebih dari 3,2 juta orang. Pada tahun yang sama pula, telah dilakukan pemberian obat anti virus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil yang telah didiagnosis hepatitis B. Fasilitas obat anti virus hingga saat ini telah dilakukan di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten atau kota di 17 provinsi.
“Ini sudah bertahap, nanti akan kita tambah wilayah untuk pemberian anti virus tenofovir disoproxil fumarate. Harapan kami tahun 2029 semua kabupaten atau kota dapat memberikan obat anti virus tenofovir disoproxil fumarate pada ibu hamil,” ujar Imran pada kesempatan tersebut.
Ketua Komite Ahli Hepatitis, David Handojo Muljono, mengatakan bahwa pada tahun 2020 WHO telah mengeluarkan revolusi bahwa hepatitis menjadi prioritas penanganan dunia. Menurutnya, Indonesia merupakan negara pionir di Asia yang memberi tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil dan mengimbau masyarakat lebih terlibat dalam kampanye kesadaran penyakit hepatitis.
“Ibu hamil di Indonesia sebanyak 3,2 juta bisa dites hepatitis. Ini suatu prestasi karena hingga saat ini hanya Indonesia yang bisa melakukan pemeriksaan 3,2 juta ibu hamil dengan gratis. Mari kita berbagi informasi yang benar tentang pencegahan hepatitis, permasalahan hepatitis di Indonesia perlu menjadi perhatian bagi kita semua dan diperlukan peran aktif dari setiap individu sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing,” kata David.
Pilihan Editor: Hari Hepatitis Sedunia dan Perlunya Langkah Nyata Pengentasan Lewat UU Kesehatan