Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saran Dokter Paru bila Kualitas Udara Buruk

Reporter

image-gnews
Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis paru Erlina Burhan menyebut kualitas udara buruk di Jakarta juga dapat berdampak jelek pada kesehatan paru. Sejumlah penyakit seperti infeksi saluran pernapasan dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) lebih rentan terjadi saat kualitas udara buruk

"Bagi yang sudah memiliki riwayat asma, kualitas udara yang buruk bisa menjadi pemicu asma kambuh lagi," katanya.

Karena itu, dia mengimbau masyarakat tidak ke luar rumah jika tidak terlalu perlu, terutama saat kualitas udara sedang buruk, yang dapat dicek sewaktu-waktu melalui internet. Selain itu, dia juga meminta masyarakat tetap memakai masker untuk meminimalisasi dampak buruk polusi udara.

"Kita tidak dapat melarang orang lain maka kita juga perlu menjaga diri sendiri," tutur dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta tersebut.

Menurutnya, dengan membiasakan diri menggunakan transportasi publik dapat memperbaiki kualitas udara menjadi lebih layak lagi. "Seharusnya dengan transportasi publik yang bagus dan prima orang akan beralih, jadi tidak pakai transportasi sendiri," ujarnya.

Dengan berkurangnya jumlah kendaraan pribadi, Erlina mengatakan polusi udara juga akan berkurang. Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan polusi yang diciptakan oleh industri.

"Barangkali kondisinya sekarang ada motor roda dua, kita tidak bisa melihat ini bagus atau tidak. Maka uji emisi juga harus lebih rutin digalakkan," tegasnya.

Waspadai long COVID
Erlina juga mengimbau untuk mewaspadai kondisi pasca-COVID-19 atau yang dikenal sebagai long COVID."Long COVID benar adanya. Sampai saat ini banyak pasien saya yang datang mengeluhkan gejala tersebut," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan gejala long COVID merupakan hal yang tak terduga dan hingga kini masih dipelajari cara mengatasinya. Meski demikian, dia menyebut para dokter telah mengetahui gejala itu dapat diobati secara multidisiplin karena gejalanya berbeda-beda. Dia mengungkapkan gejala yang biasanya dialami beragam, seperti sesak, nyeri dada, pusing, dan perasaan lupa tiba-tiba.

"Sampai sekarang masih diteliti, hal apa yang bisa meminimalisir long COVID," ujarnya.

Dia menjelaskan kondisi long COVID memiliki waktu pengobatan yang berbeda-beda. "Berdasarkan literatur, ada yang tiga bulan, enam bulan, bahkan hingga satu tahun. Ada yang ringan tapi hanya satu atau dua orang," tuturnya.

Dia menyebutkan kondisi long COVID lebih rentan terjadi pada pasien yang memiliki komorbid, lansia, atau penyintas COVID-19 yang memiliki gejala berat sebelumnya. Menurutnya, vaksinasi COVID-19 yang tidak lengkap memiliki kaitan dengan gejala long COVID meski secara tidak langsung.

"Adanya vaksin bisa membuat serangan COVID-19 menjadi tidak berat maka berarti ada hubungan tidak langsung," tandasnya.

Pilihan Editor: Awas, Memasak Terlalu Lama Sebabkan Polusi Udara

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Walhi Sebut Data Kualitas Udara Alat Ukur Swasta Lebih Unggul daripada Pemerintah

7 jam lalu

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Walhi Sebut Data Kualitas Udara Alat Ukur Swasta Lebih Unggul daripada Pemerintah

Walhi menilai masyarakat lebih percaya pada alat ukur pihak swasta dibandingkan pemerintah perihal kualitas udara.


Walhi Menilai Dinas LH DKI Berupaya Monopoli Informasi Polusi Udara

1 hari lalu

Sebuah lampu merah terlihat diselimuti kabut dan asap polusi di Jakarta, 27 Juli 2018. REUTERS/Beawiharta
Walhi Menilai Dinas LH DKI Berupaya Monopoli Informasi Polusi Udara

Walhi mengkritik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta soal keinginan menertibkan alat ukur polusi udara yang disediakan oleh swasta tak berizin.


Polusi Udara di Jakarta, Dinas LH Ukur Emisi dari Cerobong Pabrik Minyak Goreng Kedua

1 hari lalu

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Tim Satgas  melakukan operasi pengawasan dan pengukuran emisi langsung terhadap cerobong pabrik perusahaan pengolahan sawit yang ada di Jakarta Timur, Kamis 21 September 2023. DOK DLH DKI
Polusi Udara di Jakarta, Dinas LH Ukur Emisi dari Cerobong Pabrik Minyak Goreng Kedua

Hampir semua perusahaan yang telah diberikan sanksi karena sebabkan polusi udara di Jakarta adalah industri yang berhubungan dengan batu bara.


4 Manfaat Daun Legundi, Bisa Obati Asma hingga Sakit Tenggorokan

1 hari lalu

Pondok Herbal Kenanga memiliki koleksi 200 tanaman herbal. Pondok Kenanga memperoleh bimbingan dari PT Medco E&P Indonesia-Rimau Asset. TEMPO/Parliza Hendramwan
4 Manfaat Daun Legundi, Bisa Obati Asma hingga Sakit Tenggorokan

Daun legundi mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, vitrisin, dan glikosida flavonoid (persikogenin).


DLH DKI Mau Batasi Alat Ukur Kualitas Udara Swasta, Greenpeace: Pengalihan Isu Polusi

1 hari lalu

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
DLH DKI Mau Batasi Alat Ukur Kualitas Udara Swasta, Greenpeace: Pengalihan Isu Polusi

Dinas Lingkungan Hidup DKI mempersoalkan laporan indeks kualitas udara Jakarta dari pihak swasta yang belum memiliki izin


Awal Mula Hadirnya Car Free Day yang Diperingati Setiap 22 September

1 hari lalu

Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day). Tempo/Tony Hartawan
Awal Mula Hadirnya Car Free Day yang Diperingati Setiap 22 September

Car Free Day dilakukan sebagai bentuk dorongan bagi pengendara mobil untuk tidak menggunakan mobil selama satu hari.


Bahkan, di Pukul 03.30 Subuh, Jakarta Tetap Paling Polusi di Dunia, Mengapa?

2 hari lalu

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Bahkan, di Pukul 03.30 Subuh, Jakarta Tetap Paling Polusi di Dunia, Mengapa?

Bahkan, pada pukul 03.30 subuh, Kamis, 21 September 2023, polusi udara Jakarta tetap paling tinggi di dunia.


Top 3 Metro: Eks Warga Kampung Bayam Cabut Gugatan, Alat Ukur Kualitas Udara Swasta Disoal

2 hari lalu

Eks warga Kampung Bayam yang tinggal di tenda di depan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Rabu 20 September 2023. Pemda DKI meminta Eks warga Kampung Bayam pindah sebelum Piala Dunia U-17 2023 dihelat pada 10 November-2 Desember. Eks warga Kampung Bayam memilih tinggal di tenda-tenda yang dipasang di depan JIS sebagai bentuk protes terhadap Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Warga yang huniannya digusur demi pembangunan JIS ini belum bisa menempati Kampung Susun Bayam karena belum sepakat soal harga sewa. TEMPO/Subekti.
Top 3 Metro: Eks Warga Kampung Bayam Cabut Gugatan, Alat Ukur Kualitas Udara Swasta Disoal

Dari Kampung Bayam sampai demo Rempang, berikut Top 3 Metro, Kamis 21 September 2023.


Planet Ban Ajak Masyarakat Merawat Motor untuk Menekan Polusi Udara

2 hari lalu

Pemeriksaan emisi gas buang pada sepeda motor di Planet Ban. (Planet Ban)
Planet Ban Ajak Masyarakat Merawat Motor untuk Menekan Polusi Udara

Planet Ban mengajak para pemilik kendaraan roda dua melakukan perawatan motor sebagai upaya menekan tingkat emisi gas buang.


Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

2 hari lalu

Ilustrasi penitipan anak (daycare). shutterstock.com
Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

Debu bercampur bakteri banyak terdapat di penitipan anak sehingga bisa memicu asma, ungkap sebuah penelitian di European Respiratory Society.