Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli Gizi Sebut Kaitan Makan Mi Instan dan Risiko Obesitas

Reporter

image-gnews
Ilustrasi mi instan (Pixabay.com)
Ilustrasi mi instan (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi Eva Kurniawati mengingatkan jangan sering dan rutin makan mi instan karena bisa berdampak buruk bagi tubuh, seperti obesitas dan sindrom metabolik. Anggota tim dokter spesialis RS Pelni itu mengatakan kandungan mi instan seperti karbohidrat, lemak, serta natrium tinggi namun rendah protein, serat, vitamin, dan mineral.

Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dan digunakan dalam waktu lama, sebut dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 menunjukkan prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8 persen dan usia 18 tahun ke atas 21,8 persen. Angka ini menunjukkan kenaikan, khususnya pada usia di atas 18 tahun, bila dibandingkan dengan data Riskesdas 2013, yakni 15,4 persen.

Obesitas bisa disebabkan beberapa faktor seperti makanan, kurang aktivitas fisik, stres yang menimbulkan inflamasi dan berujung penumpukan lemak, serta kurang atau kebanyakan tidur. Khusus untuk makanan, merujuk analisis survei konsumsi Kementerian Kesehatan pada 2014, sekitar 40,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, kemudian 53,1 persen makan makanan manis, 93,5 persen kurang makan sayur dan buah, serta 26,1 persen kurang beraktivitas fisik.

Rekomendasi Kemenkes
Kementerian Kesehatan merekomendasikan Isi Piringku yang mengacu pada lima kelompok pangan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah, dan air putih untuk mencegah obesitas. Rekomendasi ini membagi piring untuk sekali makan, sepertiga piring lauk pauk, sepertiga berisi buah, dua per tiga berisi sayuran, dan dua per tiga sisanya makanan pokok. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, direkomendasikan pula minum delapan gelas air putih serta rutin beraktivitas fisik selama 30 menit per hari. Selain obesitas, studi yang dilakukan peneliti dari Harvard School of Public Health (HSPH) pada 2014 menunjukkan orang yang sering makan mi instan ditemukan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, obesitas, dan tekanan darah tinggi, kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Dalam studi itu, para peneliti mempelajari 10.711 orang dewasa di Korea Selatan. Mereka mengamati dua pola diet yang berbeda di antara subjek, salah satunya tinggi asupan daging dan makanan olahan, termasuk mi instan. Peneliti menemukan ada hubungan antara sindrom metabolik dan konsumsi mi instan terlepas dari faktor pola makan lain. Khususnya pada wanita, yang makan mi instan setidaknya dua kali seminggu menunjukkan risiko sindrom metabolik 68 persen lebih tinggi.

Pilihan Editor: Perilaku Tak Seimbang sejak Kecil Picu Obesitas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

8 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

8 hari lalu

Parto Patrio  di Trans TV, Jakarta, 13 November 2002. [TEMPO/ Rendra].
Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

14 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

22 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

22 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

23 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


7 Rekomendasi Minuman Peluntur Lemak Setelah Konsumsi Hidangan Lebaran

24 hari lalu

Ilustrasi jus seledri dan sayuran (pixabay.com)
7 Rekomendasi Minuman Peluntur Lemak Setelah Konsumsi Hidangan Lebaran

Setelah menjalani masa lebaran yang penuh dengan hidangan berlemak dan bersantan, bakar lemak melalui olahraga dan minuman bisa dilakukan.


Waspada Kolesterol Tinggi Saat Hari Raya Idul Fitri, Simak Tips Pencegahannya

30 hari lalu

Ilustrasi rendang. shutterstock.com
Waspada Kolesterol Tinggi Saat Hari Raya Idul Fitri, Simak Tips Pencegahannya

beberapa tips mencegah diri dari masalah kolesterol tinggi saat Hari Raya Idul Fitri.


Ribuan Pedagang Warmindo Mulai Mudik Tinggalkan Yogyakarta

31 hari lalu

Ribuan pedagang Warmindo di Yogyakarta mulai mudik H-7 Lebaran atau Rabu petang 3 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ribuan Pedagang Warmindo Mulai Mudik Tinggalkan Yogyakarta

Dengan mudiknya ribuan pedagang Warmindo, mahasiswa Yogyakarta yang masih di kota bisa mencari alternatif warung lain jika butuh makanan tengah malam.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

33 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.