Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Epidemiolog: Covid Varian Eris Mulai Terdeteksi di Indonesia Sejak Maret 2023, Apa Kata WHO?

image-gnews
Ilustrasi wanita memakaikan masker pada orang lain. Freepik.com/Prostoleh
Ilustrasi wanita memakaikan masker pada orang lain. Freepik.com/Prostoleh
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 lalu banyak membawa berita duka bagi seluruh dunia. Wabah Covid hingga hari ini masih terus menghantui dengan berbagai varian baru yang ditemukan. Baru-baru ini Covid varian Eris atau Omicron EG.5.1 disebut mulai mewabah.

Di Indonesia, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah siap menghadapi varian baru Covid-19, yakni Eris dengan standar operasional prosedur yang sesuai. 

"Pengalaman selama kemarin, pokoknya ini Covid-19 kalau nanti ada varian baru, itu prosedurnya penyakit menular biasa. Otomatis di semua rumah sakit sudah ada tempat untuk penanganan namanya kejadian infeksius," ujar Muhadjir Effendy saat ditemui di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Selasa, 8 Agustus 2023.

Covid varian Eris masuk ke Indonesia sejak Maret

Seorang epidemiolog, Windhu Purnomo, menjelaskan jenis varian covid ini sudah masuk ke Indonesia sejak Maret. "Ini bukan varian baru, tapi subvarian baru. Dari yang saya ikuti selama ini, EG.5.1 sudah dideteksi di Inggris sejak Februari 2023 dan terdeteksi di Indonesia sejak dari awal Maret 2023, sampai sekarang di Indonesia sudah ada sekitar 12 sekuens," kata Windu, Senin, 7 Agustus 2023.

Windhu Purnomo juga mengatakan perbedaan subvarian covid ini dengan jenis covid lainnya tidak begitu signifikan yakni terletak pada struktur genomiknya saja. Secara karakteristik dalam hal transmisibilitas, virulensi, dan patogenitasnya kurang lebih sama dengan sub varian omicron lainnya.

Covid varian Eris menurut World Health Organization (WHO) 

Menurut laporan epidemiologi mingguan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian baru Covid Eris atau Omicron EG.5.1 menunjukkan kasus yang meningkat. 

WHO menambahkan EG.5.1 ke dalam daftar varian yang dipantau pada bulan Juli 2023. Varian baru ini dijuluki Omicron EG.5.1 atau Eris yang merupakan sub-strain variasi Omicron XBB dan memiliki mutan tambahan pada protein lonjakan yakni S:F456L dan S:Q52H. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecepatan transmisinya 45 persen lebih tinggi dari XBB.1.16. 

Covid varian Eris ini menyebabkan lebih dari 17,3 persen dari semua kasus Covid-19 yang dilaporkan minggu lalu di Amerika Serikat. Jenis EG.5.1 ini sekarang merupakan varian yang paling umum di AS. Lalu, di Inggris per 20 Juli, EG.5.1 mencakup 14,55 persen dari semua kasus Covid-19, dengan sedikit peningkatan pada jumlah orang yang menjalani rawat inap di rumah sakit. 

Gejala pada varian Eris ini sama seperti jenis Omicron yang lain, yakni pilek, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan. 

Varian Covid EG.5.1 mulai mewabah di Australia sejak April 2023 dan masih muncul secara sporadis. Pada 7 Agustus 2023, ada 158 kasus yang diketahui yakni mewakili 2,1 persen dari varian yang dilaporkan. Namun, tingkat infeksi keseluruhan di Australia terus menurun, seperti halnya rawat inap dan kematian terkait Covid, juga laporan kasus dalam perawatan lansia. 

Covid varian Eris tidak berbahaya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun juga telah mendeklarasikan EG.5, keluarga varian Omicron, sebagai "varian menarik" setelah munculnya EG.5.1, yang dikenal sebagai Eris. Eris telah dilaporkan di seluruh dunia, khususnya di Asia dan sekarang merupakan proporsi kasus COVID terbesar di AS. 

Meskipun hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa EG.5.1 menyebabkan penyakit yang berbahaya daripada varian Omicron lainnya, penyakit ini lebih mudah menular dan berpotensi kebal vaksin. 

Namun, tidak menutup kemungkinan jika respons antibodi vaksin bivalen terhadap EG.5.1 serupa dengan varian sebelumnya dengan dosis vaksin bivalen, menghasilkan peningkatan antibodi lima kali lipat yang melindungi imun tubuh terhadap Covid varian Eris ini.

MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | NAUFAL RIDHWAN

Pilihan Editor: WHO Sebut Covid-19 Varian Eris Tak Terlalu berbahaya, Menko PMK: Pemerintah Harusnya Lebih Siap

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

10 jam lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.


Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?