TEMPO.CO, Jakarta - Air purifier dan humidifier terlihat sangat mirip, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Air purifier bekerja untuk membersihkan alergen di udara, sementara humidifier berfungsi untuk menambah kelembaban ekstra mengatasi udara kering.
Dilansir dari Live Science, air purifier merupakan perangkat yang menjebak dan menghilangkan kontaminan dari udara. Sebagian besar pembersih udara ini bekerja dengan cara menyedot udara melalui mesin, di mana udara ini akan melewati serangkaian filter untuk mendapatkan udara yang lebih baik.
Ada beberapa jenis air purifier, termasuk yang menggunakan ionisasi negatif atau bipolar, penyaringan karbon, dan sinar ultraviolet (UV) untuk menyaring udara. Kebanyakan air purifier berbasis filter komersial memiliki filter partikulat udara (HEPA) efisiensi tinggi.
Filter HEPA dibuat dari jaring benang plastik dan fiberglass yang ditenun bersama untuk menghentikan kontaminan merayap masuk. Filter ini mampu menangkap partikel sekecil 0,3 mikron dan dapat menghilangkan berbagai macam partikel, termasuk iritasi dan alergen seperti debu, bakteri, jamur, dan lainnya.
Sedangkan humidifier merupakan alat yang dapat menambah kelembaban di udara. Alat ini mampu mencegah udara kering yang dapat menyebabkan iritasi. Dikutip dari Healthline, humidifier bertindak sebagai agen pelembap alami yang dapat meredakan kekeringan, terutama saat cuaca dingin di luar ruangan atau saat udara mengering.
Selain itu, alat ini juga sering digunakan untuk meredakan kulit kering, sinus atau sakit kepala, tenggorokan kering, iritasi hidung, hidung terluka, pita suara yang teriritasi, batuk kering, atau bibir pecah-pecah. Beberapa orang juga menggunakan humidifier untuk meredakan gejala pilek dan flu, alergi, sinusitis, dqn eksema.
Penggunaan humidifier harus dilakukan dengan tepat. Hal ini karena terlalu banyak udara yang lembap dapat menyebabkan masalah kesehatan. Tingkat kelembapan yang tinggi juga dapat memperburuk masalah pernapasan dan menciptakan kelembaban yang tidak nyaman di udara.
Udara yang terlalu lembap dapat mendorong pertumbuhan tungau debu, jamur dan bakteri berbahaya. Karena itu, jaga kelembaban antara 30-50 persen. Untuk itu ujilah kelembapan setiap hari, terutama bagi seseorang yang memiliki alergi atau asma.
Pilihan Editor: Polusi Udara Tinggi, Air Purifier Jadi Andalan di Rumah