TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggunakan alat bantu mesin continuous positive airway pressure (CPAP) untuk membantu memperbaiki tidurnya. Alat ini membantu saluran udara tetap terbuka selama tidur sehingga bisa terus menerima oksigen yang dibutuhkan, terutama untuk orang dengan kondisi sleep apnea
"Sejak 2008, laporan medis telah menyebut presiden (Joe Biden) mengalami sleep apnea. Dia menggunakan mesin CPAP yang umum dipakai orang dengan masalah yang sama," kata juru bicara Gedung Putih Andrew Bates pada Juni 2023, dikutip dari USA Today.
Sleep apnea adalah kondisi sistem pernapasan seseorang terganggu selama tidur. Kondisi ini mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan tak nyenyak.
Tentang Sleep Apnea
1. Bisa diatasi dengan terapi
Sleep apnea bisa diatasi dengan berbagai cara misalnya terapi, diet untuk mengurangi berat badan, obat semprot hidung untuk mempermudah pernapasan. Ini bisa juga dibantu dengan alat CPAP.
2. Merokok bisa menjadi faktor risiko
Dikutip dari Mayo Clinic, orang yang merokok tiga kali berisiko mengalami sleep apnea dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Sebab, merokok akan meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas. Mengonsumsi alkohol juga berisiko, karena zat-zat tersebut mengendurkan otot-otot di tenggorokan yang bisa memperburuk apnea.
3. Menyebabkan kelelahan pada siang
Terbangun berulang kali pada malam hari, karena sleep apnea mengakibatkan tidur dan kelelahan yang mempengaruhi suasana hati mudah tersinggung.
4. Kaitan sleep apnea dengan penyakit jantung
Kaitan antara keduanya bersifat dua arah, yakni antara satu dan yang lain bisa saling mempengaruhi. Kekurangan oksigen intermiten akibat sleep apnea meningkatkan tekanan darah dan penurunan kadar oksigen dalam darah.
TIM TEMPO | MAYO CLINIC
Pilihan Editor: Lebih Jauh Soal Gangguan Tidur Sleep Apnea yang Diderita Joe Biden