TEMPO.CO, Jakarta - Olahraga atau latihan kebugaran bisa menjadi tantangan di masa menopause karena taku kelelahan dan nyeri sendi. Padahal kedua hal itu tak bisa dijadikan alasan malas berolahraga.
Pelatih kebugaran yang mengkhususkan usia 40 tahun ke atas, Katie Walton, memberikan saran agar latihan fisik tak lagi menjadi momok buat wanita paruh baya. Simak sarannya, dilansir dari Hello Magazine.
Baca Juga:
Saya sangat lelah. Haruskah berolahraga?
Walton menjawab, "Di masa perimenopause, kita harus memilih ulang jenis latihan yang biasa dilakukan. Trik lama seperti makan sehat dan berolahraga sudah tak cocok lagi. Sekarang waktunya memilih pendekatan yang berbeda."
Di masa ini, olahraga tak lagi bertujuan untuk membentuk tubuh agar ideal tapi lebih ke menjaga kadar gula darah dan menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
"Olahraga mendukung aliran darah ke otak, meningkatkan energi dan suasana hati, dan melawan kabut otak," ujarnya.
Bagaimana berolahraga di masa menopause?
"Jalan kaki setiap hari (terutama di ruangan terbuka dengan udara segar), kita perlu latihan yang meningkatkan kekuatan dan massa otot dan menjaga tulang tetap kuat. Kombinasikan latihan beban dengan jalan kaki yang lebih jauh tapi lebih lambat," jelas Walton.
Latihan apa yang baik untuk masa perimenopause?
Yang terbaik tentu saja yang ingin dilakukan. Selain latihan untuk menambah kekuatan, yoga adan pilates juga baik karena low impact dan bersahabat buat persendian serta bisa meredakan stres. Jalan kaki, berenang, dan dansa juga bisa dipilih karena akan menjaga persendian tetap sehat.
Latihan apa yang harus dihindari di usia paruh baya?
"Lari jarak jauh kecuali Anda memang pelari sungguhan dan menyukainya. Meski latihan kardio penting, angkat beban lah yang akan membuat tubuh kuat dan lebih fungsional.
Pilihan Editor: Berniat Bangun Pagi Esok Hari? Lakukan Hal Ini agar Niat Tak Gagal