TEMPO.CO, Jakarta - Dermatologi dan venereolog lulusan Universitas Indonesia, Marsha Bianti, mengingatkan untuk menghindari bahan-bahan yang dapat mengiritasi kulit setelah terpapar sinar matahari, misalnya yang mengandung eksfolian atau pengelupasan .
“Setelah paparan sinar matahari hindari bahan-bahan yang dapat mengiritasi kulit, contohnya produk-produk yang mengandung eksfolian seperti AHA, BHA, atau asam-asam yang lain,” ucap Marsha.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu mengatakan penggunaan bahan perawatan kulit yang mengandung retinol juga sebaiknya ditunda agar tidak menyebabkan iritasi kulit lebih lanjut. Selain itu, prosedur seperti waxing atau mencabut bulu menggunakan lilin khusus dan bercukur juga tidak disarankan setelah kulit terpapar sinar matahari, terutama setelah paparan berat, karena bisa menyebabkan lebih teriritasi.
Jika sudah terkena sinar matahari atau berkeringat, Marsha menyarankan untuk menenangkan kulit dan menyamakan suhu kulit dan suhu ruangan terlebih dulu sebelum mandi.
“Paling tidak suhu badan sama suhu luar kurang lebih sama, apalagi habis panas-panasan atau berolahraga, suhu dalam tubuh meningkat, perbedaan suhu ekstrem itu yang kita hindari,” paparnya.
Menurutnya, selain mandi orang juga bisa menggunakan pelembab atau menggunakan losion khusus setelah terkena sinar matahari untuk mendinginkan kulit.
“Mandi air yang dingin kemudian setelah itu gunakan pelembab supaya ada ademnya, biasanya ada penggunaan after sun lotion menggunakan aloe vera atau bahan-bahan lain yang bisa mendinginkan kulit,” ucap Marsha.
Pembersihan ganda
Bagi wanita yang menggunakan riasan dan pengguna tabir surya, dokter di Rumah Sakit Kramat 128 dan Beyoutiful Clinic itu mengatakan sebaiknya melakukan pembersihan ganda dengan didahului pembersih wajah yang bahan dasarnya minyak seperti micellar water atau cleansing oil. Setelah itu, lanjutkan membersihkan kulit, termasuk wajah, dengan air dan sabun, termasuk untuk membersihkan kulit dari polusi udara maupun debu-debu lain.
Marsha juga menyarankan cukup minum air untuk menghidrasi kulit ketika terkena paparan matahari. Sementara untuk mengatasi polusi udara, konsumsi makanan yang mengandung antioksidan agar kulit tahan terhadap oksidasi bebas di lingkungan.
“Makan buah dan sayur yang kaya vitamin C, protein nabati, protein hewani seperti ikan, itu juga bagus,” lanjutnya.
Ia juga menyarankan untuk selalu menggunakan tabir surya jika keluar rumah dan bila merasa matahari terlalu terik bisa menggunakan pakaian yang menutup kulit atau penutup tambahan seperti payung atau topi. Jika kulit terbakar dengan gejala kulit merah, perih, atau muncul lenting melepuh, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kulit.
Pilihan Editor: Tips Aman Lari Maraton saat Cuaca Panas