TEMPO.CO, Jakarta - Anda suka bertengkar dengan pasangan? Jangan khawatir karena hal itu wajar dalam hubungan. Yang perlu diperhatikan justru bagaimana penyelesaiannya agar hubungan tak sampai berantakan.
Siapa pun pasti akan membela diri saat bertengkar dengan pasangan. Ketika berbeda pendapat, sudut pandang Anda pasti tampak benar. Akhirnya, usai bertengkar Anda mungkin menyadari cara berpikir pasangan dalam beberapa kasus atau menyadari Anda tidak sepenuhnya bersikap legawa.
Menurut Psychology Today, otak berevolusi untuk melindungi pemiliknya, baik secara fisik maupun psikologis. Karena itu Anda merasa paling benar saat bertengkar. Ketika merasa posisi terancam, Anda dengan cepat memikirkan apa yang dianggap sebagai kepentingan terbaik. Refleks ini didukung oleh bias yang mengubah persepsi menjadi menguntungkan dan memastikan akan melihat posisi sendiri lebih menguntungkan daripada posisi pasangan.
Kondisi ini mengarahkan orang mengevaluasi dan menghasilkan bukti, menguji hipotesis dengan cara yang rancu terhadap keyakinan, opini, dan sikap sebelumnya. Anda cenderung sulit menerima ide-ide yang tidak mendukung sudut pandang pribadi. Bias kognitif ini mengarahkan untuk menekankan faktor internal ketika menjelaskan kekurangan orang lain dan faktor eksternal ketika menjelaskan kekurangan diri sendiri.
Contoh, jika pasangan terjatuh, Anda mungkin menyalahkan kecerobohannya. Namun jika mengalami kejadian serupa, Anda mungkin berfokus pada buruknya jarak pandang atau pada cara mengemudi orang lain. Daripada kesal sendiri, cek tips mengatasi konflik dengan pasangan berikut.
Beri waktu
Menurut psikolog klinis Deborah Grody, ketika konflik terjadi akan sangat membantu jika memilih waktu untuk membicarakan masalah. Menyisihkan waktu untuk menyelesaikan pertengkaran memberi ruang bagi pasangan untuk akur lagi. Mereka dapat memikirkan cara terbaik untuk mengomunikasikan perasaan dengan cara yang lebih tenang dan rasional sehingga terhindar dari naluri defensif atau menuduh.
Jangan mengeluh
Pertengkaran sering dimulai dengan keluhan daripada meminta pasangan melakukan sesuatu yang Anda ingin ia lakukan. Lebih mudah untuk bertanya kepada pasangan kenapa tidak pernah melakukan sesuatu daripada sekedar memintanya melakukannya.
Minta klarifikasi
Saat tiba waktu untuk duduk dan membicarakan penyelesaian konflik, hal terpenting yang dapat dilakukan adalah mendengarkan pasangan tanpa menyela. Hal ini mungkin lebih menantang daripada yang terlihat. Lalu, mintalah klarifikasi jika ada sesuatu yang kurang dipahami. Hindari penghinaan dan pembunuhan karakter dengan cara apapun.
Minta maaf
Setiap orang memiliki bahasa permintaan maaf yang berbeda. Sadar telah menyakiti orang yang dicintai dan berutang maaf saja tidak cukup. Anda harus cukup mengenalnya untuk mencari kata maaf yang tepat.
Pilihan Editor: Manfaat Pelukan usai Bertengkar dengan Pasangan