Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelompok yang Paling Terdampak Cuaca Panas Ekstrem Menurut Pakar

Reporter

image-gnews
Ilustrasi belanja di bawah teriknya sinar matahari. Foto: Freepik.com
Ilustrasi belanja di bawah teriknya sinar matahari. Foto: Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada pertengahan Oktober 2023, suhu udara maksimal diprakirakan mencapai 43 derajat Celcius di Surabaya, 40 derajat Celcius di Semarang, dan 37 derajat Celcius di Jakarta. Pakar kesehatan Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, mengatakan pemilik komorbid, bayi dan anak-anak, lansia, hingga atlet yang berlatih di luar ruangan lebih rentan terkena dampak buruk cuaca panas ekstrem.

"Kalau udara panas 40 derajat celcius, hampir semua orang kesehatannya akan terpengaruh, akan menurun. Namun, yang banyak terdampak ada beberapa kelompok, misalnya usia lanjut, penderita komorbid, bayi dan anak kecil, orang-orang miskin yang pekerjaan sehari-harinya di tempat terbuka, serta atlet," kata Zubairi.

Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu juga menjelaskan salah satu dampak buruk cuaca panas ekstrem adalah dehidrasi hingga yang paling serius heat stroke atau kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis. Bahkan, cuaca panas ekstrem seperti gelombang panas dapat berakibat pada kematian, seperti yang terjadi di beberapa negara.

"Ini saya sampaikan data angka kematian. Di Amerika itu, setiap tahun lebih dari 1.200 orang meninggal akibat gelombang panas. Pada tahun 2022, yang meninggal akibat gelombang panas 1.714," jelasnya.

Sementara itu, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, menambahkan dampak buruk cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan ke dalam dua kategori, yakni dampak ringan dan sedang serta dampak berat.

"Dampak ringan dan sedang seperti berkeringat, sakit kepala dan pusing, keram otot, kehausan sampai dehidrasi. Dampak berat yaitu gangguan kesadaran sampai heat stroke," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala heat stroke
Untuk mencegah dampak heat stroke di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda berbagai daerah, ia mengungkapkan sejumlah gejala yang patut diwaspadai, di antaranya keringat berlebihan, wajah yang tampak pucat, mual, muntah, kaki kram, sakit kepala dan pusing, merasa sangat lelah, tidak bisa berkonsentrasi, dan kulit terasa panas, kemerahan, serta kering.

Ia juga mengingatkan untuk menerapkan semboyan stay cool, stay hydrated, and stay informed karena masyarakat perlu tetap menjaga tubuh tetap dingin dengan membatasi aktivitas di luar ruangan, melakukan aktivitas fisik secara bertahap, mengenakan baju berwarna cerah dan berbahan ringan, serta menggunakan tabir surya dengan kandungan minimal SPF 30. Masyarakat juga perlu tetap terhidrasi dengan banyak minum air putih serta tetap mengikuti informasi terkini seputar cuaca panas dan langkah pencegahan terhadap dampak buruknya untuk kesehatan.

Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, menyampaikan suhu udara yang menyengat di Indonesia saat ini dipengaruhi fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang diprakirakan mencapai puncak pada Oktober 2023. Fenomena El Nino adalah pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik bagian tengah. Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan perbedaan suhu permukaan laut di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia. 

Pilihan Editor: Saran Dokter Kulit untuk Hadapi Cuaca Panas Ekstrem

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

10 jam lalu

Seorang siswa menjawab modul pembelajarannya setelah penangguhan kelas tatap muka, di toko kosong milik keluarganya, di Manila, Filipina, 26 April 2024. REUTERS/Lisa Marie David
5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.


Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

20 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.


Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

2 hari lalu

Ilustrasi wanita di bawah paparan sinar matahari. Freepik.com
Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

Berikut tips tetap terhidrasi dan sehat selama cuaca panas ekstrem bagi pasien diabetes yang mungkin mengalami respons dari obat.


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

3 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

4 hari lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

5 hari lalu

Petani beraktivitas di sawah kawasan Majalengka, Jawa Barat, Senin, 20 November 2023. Kesulitan air di daerah tersebut mulai dirasakan sejak Juni 2023 hingga saat ini. Akibat musim kemarau, petani mengaliri sawah menggunakan pompa dari sumur yang airnya terbatas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.


Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

5 hari lalu

Harga Gabah Terjun Bebas
Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

8 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.


Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

15 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.