TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda pasangan yang berencana memiliki anak? Sebelum Anda melakukannya, pernahkah Anda memikirkan alasan Anda ingin punya anak?
Mengasuh anak bukanlah pekerjaan mudah dan membesarkan anak mengharuskan Anda mempersiapkan diri sepenuhnya. Penting untuk mengevaluasi tujuan Anda memiliki anak dengan pasangan. Berikut lima alasan keliru terkait keinginana memiliki anak, dikutip dari Times of India.
1. Menyenangkan orang tua semata
Anda mungkin ditekan oleh orang tua atau mertua untuk menganugerahkan cucu kepada mereka. Perlu ditegaskan bahwa pada akhirnya yang akan menjadi orang tua bagi anak tersebut adalah Anda. Oleh karena itu penting untuk memiliki anak saat Anda menginginkannya, bukan saat orang tua atau mertua Anda menginginkannya. Beberapa calon kakek-nenek mungkin juga memberi tahu Anda bahwa mereka akan menjaga anak-anak Anda di masa depan. Namun, jika Anda ingin membesarkan anak-anak yang bahagia, Anda harus menjadi orang tua yang terikat dengan anak.
2. Untuk membantu “menyempurnakan” pernikahan
Ketika pasangan suami istri sedang melalui fase sulit, banyak orang mungkin menyarankan mereka untuk memiliki bayi. Ini dilandasi alasan bahwa anak akan membantu melupakan kekhawatiran dan bertindak sebagai agen untuk meningkatkan ikatan Anda dengan pasangan. Meskipun hal ini tentu saja mungkin bisa membantu, namun jika tidak, ini justru dapat memperburuk situasi Anda dan membuat tugas mengasuh anak menjadi beban.
3. Membuktikan kemampuan diri untuk memiliki keturunan
Kita hidup dalam masyarakat yang melihat bahwa memiliki anak adalah hal yang “wajib” setelah menikah. Jika Anda berencana untuk tidak melakukannya, orang mungkin dapat menganggap bahwa Anda mungkin tidak dapat melahirkan anak bagi perempuan atau tidak dapat memberikan benih keturunan bagi lak-laki. Ketakutan akan hal ini dapat mendorong pasangan untuk memiliki anak segera setelah menikah terlepas dari apakah mereka benar-benar menginginkan anak saat ini atau tidak.
4. Agar tidak dicecar terus-menerus soal anak
Banyak pasangan suami istri yang akhirnya memiliki anak karena tekanan sosial. Dalam beberapa tahun setelah pernikahan mereka, kebanyakan orang di sekitar mereka terus menanyakan kabar terbaru tentang keturunan. Anda tidak boleh memiliki anak hanya karena “semua orang memilikinya”. Penting bagi Anda untuk siap secara fisik, mental, dan emosional untuk memiliki anak.
5. Menjadikan anak untuk mengakomodasi impian masa lalu yang belum tercapai
Hampir setiap orang mempunyai impian yang tidak pernah terwujud. Namun, anak bukanlah sarana Anda untuk mencapai hal-hal yang Anda lewatkan dalam hidup. Mereka akan memiliki identitas individualnya sendiri dan impian serta tujuan mereka mungkin sejalan atau tidak dengan apa yang Anda ingin mereka capai dalam hidup mereka. Anak mungkin akan merasa terbebani dengan impian yang Anda bebankan kepadanya.
Pilihan editor: Utusan Palestina untuk PBB: Satu Anak Tewas Terbunuh Setiap Lima Menit di Gaza