TEMPO.CO, Jakarta - Semangka memang segar dikonsumsi saat matahari sedang terik-teriknya. Kandungan airnya yang melimpah dan rasa yang manis menjadikan buah ini favorit bagi masyarakat. Namun, ternyata ada aturan tidak tertulis yang menyatakan jika semangka tidak baik dikonsumsi pada pagi hari.
Dikutip dari laman Hindustan Times, semangka memang bagus dalam menghidrasi tubuh dan memperbaiki keseimbangan elektrolit. Namun, tidak semua orang dapat toleran jika mengonsumsi semangka pada pagi hari dengan kondisi perut kosong tidak terisi nutrisi. Terutama bagi yang memiliki gejala resistensi insulin sangat tidak direkomendasikan mengonsumsi semangka sebelum sarapan.
Hal ini dikarenakan tubuh akan bersifat intoleran terhadap fruktosa, sehingga lemak yang diproduksi dan disimpan kadarnya tinggi, risiko obesitas pun besar terjadi. Selain itu, dilansir dari Indian Express, kadar fruktosa yang tinggi pada semangka kurang bagus untuk kondisi pencernaan yang masih kosong. Fruktosa yang berlebih memberikan dampak kembung pada perut, produksi gas berlebih, dan menyebabkan diare yang mengiritasi.
Sebanyak 30-40 persen orang tidak dapat menyerap fruktosa dengan baik yang masuk ke saluran pencernaan. Masih diacu dari sumber yang sama sebelumnya, pada dasarnya konsumsi semangka bertujuan untuk menyeimbangkan elektrolit tubuh sedangkan di pagi hari elektrolit masih dalam kondisi seimbang dan baik. Orang cenderung tidak memiliki banyak aktivitas di pagi hari, dibandingkan pada siang atau sore harinya.
Konsumsi semangka dianjurkan setelah kita melakukan banyak aktivitas dan kehilangan separuh cairan energi di dalam tubuh. Waktu yang tepat adalah antara siang hingga menjelang sore hari. Meskipun tubuh toleran, hindari konsumsi semangka di pagi hari agar kadar gula tetap terjaga dengan baik.
Pilihan Editor: Negara-negara Penghasil Semangka Terbanyak di Dunia