Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Leptospirosis, Penyakit yang Sering Muncul Selama Musim Pancaroba

image-gnews
Di Bawah Ancaman Banjir dan Kencing Tikus
Di Bawah Ancaman Banjir dan Kencing Tikus
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, leptospirosis menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat musim pancaroba tiba.

Kondisi ini terjadi ketika banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut berlarian di sekitar manusia dan kotorannya akan bercampur dengan air banjir.

"Seseorang memiliki luka, lalu bermain atau terendam air banjir yang tercampur kotoran dan air kencing tikus mengandung bakteri leptospirosis berpotensi terinfeksi dan akan jatuh sakit," jelas Tjandra pada 4 November 2023.

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan antara hewan dan manusia. Seseorang dapat terinfeksi melalui beberapa hal, yaitu:

  • Kontak langsung dengan air kencing atau cairan reproduksi hewan yang terinfeksi.
  • Kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.
  • Makan atau minum dari makanan atau air yang terkontaminasi.

Berdasarkan clevelandclinic, biasanya, seseorang yang mengalami leptospirosis paling sering terjadi di daerah tropis dan iklim lebih hangat dengan banyak curah hujan setiap tahun. Berikut adalah beberapa daerah yang memiliki peningkatan risiko leptospirosis, antara lain:

  • Oseania (Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik).
  • Karibia.
  • Bagian dari sub-Sahara Afrika.
  • Bagian dari Amerika Latin.
  • Asia Selatan. 
  • Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Penyakit leptospirosis memiliki beberapa gejala tertentu untuk mengenalinya. Seseorang yang memiliki leptospirosis akan mengalami gejala-gejala berikut datang secara tiba-tiba, seperti:

  • Demam tinggi.
  • Mata merah.
  • Sakit kepala.
  • Merinding.
  • Nyeri otot.
  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah.
  • Diare.
  • Kulit atau mata kuning.
  • Ruam.

Lalu, leptospirosis berat dapat dimulai 3-10 hari kemudian setelah mengalami gejala di atas, yaitu:

  • Batuk darah.
  • Nyeri dada.
  • Kesulitan bernapas.
  • Air kemih berdarah.
  • Jumlah buang air kecil berkurang.
  • Bintik-bintik datar dan merah pada kulit.

Namun, tidak perlu khawatir karena terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani leptospirosis. Adapun, cara penanganan yang digunakan untuk penyakit leptospirosis sebagai berikut, yaitu:

Antibiotik

Seseorang dapat mengonsumsi jenis antibiotik yang mengobati leptospirosis, antara lain doksisiklin, amoksisilin, ampisilin, penisilin-G, dan ceftriaxone

Ventilasi Mekanik

Jika paru-paru terinfeksi bakteri, seseorang akan mengalami kesulitan bernapas. Akibatnya, seseorang membutuhkan bantuan mesin untuk bernapas dengan leluasa menggunakan ventilasi mekanik. 

Plasmapheresis

Plasmapheresis merupakan pengobatan atau penukaran plasma. Plasmapheresis dapat membantu seseorang yang berisiko mengalami kerusakan organ akibat leptospirosis, terutama ketika musim pancaroba. Selama melakukan prosedur ini, dokter akan mengeluarkan darah menggunakan tabung yang melekat pada vena. Lalu, sebuah mesin akan memisahkan plasma dari darah dan menggantinya dengan pengganti plasma. Darah pun dikembalikan ke tubuh melalui tabung lain.

RACHEL FARAHDIBA R | YUNIA PRATIWI
Pilihan editor : Waspdai Leptospirosis dan Diare di Musim Pancaroba

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

9 hari lalu

Proses evakuasi korban tewas tertimbun tanah longsor di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 26 April 2024. (ANTARA/HO-Basarnas Garut)
Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

24 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

39 hari lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

39 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

57 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com
Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

Petir akan menyambar titik yang terdekat dengannya.


IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

3 Maret 2024

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.


Inilah Tanda-tanda akan Terjadi Hujan Es

1 Maret 2024

Ilustrasi hujan es. youtube.com
Inilah Tanda-tanda akan Terjadi Hujan Es

Meskipun tidak sering mengalami hujan es, tetapi masyarakat Indonesia perlu mengetahui gejala fenomena ini.


10 Makanan dan Minuman Sehat di Musim Pancaroba

29 Februari 2024

Ilustrasi mendung di Jakarta. TEMPO/Frannoto
10 Makanan dan Minuman Sehat di Musim Pancaroba

Cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat, disertai kilat atau petir, angin kencang, dan fenomena hujan es dapat terjadi di musim pancaroba saat ini.


5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

28 Februari 2024

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba
5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.


Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

27 Februari 2024

Seorang petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

Selama periode pancaroba, kata BMKG, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem.