TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2022, Kementerian Kesehatan dengan seluruh tenaga medis berhasil mendeteksi penderita TBC di Indonesia lebih dari 700 ribu kasus. Angka ini menjadi capaian tertinggi sejak TBC menjadi program prioritas nasional. Saat ini, Indonesia berada di peringkat kedua setelah India.
Peringkat selanjutnya ketiga China (7,1 persen), kemudian Filipina (7 persen), Pakistan (5,7 persen), Nigeria (4,5 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Republik Demokratik Kongo (3 persen)
Perlu diketahui kasus ini sebanyak 969 ribu dengan kematian 93 ribu pertahun. Ini setara dengan 11 kematian per jam. Dari jumlah kasus TBC terbanyak di dunia menyerang kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun. Dalam merespon hal ini, juru bicara Kementerian Kesehatan RI menyampaikan ada kegiatan pendeteksian TBC tertinggi pada tahun 2022 menunjukkan komitmen yang dilakukan pemerintah dan surveilans menjadi semakin gencar terhadap penyakit ini.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga meminta pada jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian penderita TBC. Dan 90 persen dari total kasus ini, dapat terdeteksi pada tahun 2024 mendatang. Strategi untuk mengeliminasi TBC juga sudah tertuang dalam Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Yang di dalamnya terdapat penguatan komitmen, peningkatan akses layanan TBC, optimalisasi upaya promosi dan pencegahan TBC, pengobatan TBC dan pengendalian infeksi hingga pemanfaatan hasil riset dan teknologi.
Dilansir melalui tbindonesia.or.id, kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000, artinya setiap 100.000 orang terdapat 354 orang yang menderita TBC. Angka ini masih sub optimal pada 85 persen. Ini di bawah target global dalam angka keberhasilan pengobatan hingga 90 persen.
Pentingnya TBC dieliminasi dipicu oleh alasan:
1. TBC merupakan penyakit menular. Untuk itu arus globalisasi transportasi dan migrasi penduduk menjadi ancaman serius.
2. Pengobatan TBC tidak mudah dan sebentar
3. TBC yang tidak ditangani tuntas akan mengakibatkan resistensi obat
4. TBC menular dengan mudah, yakni melalui udara yang berpotensi menyebar di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum lainnya
Dampaknya bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada sosial dan ekonomi masyarakat. Sehingga, keberhasilan eliminasi TBC juga ditentukan pada kolaborasi dan kontribusi lintas sektor oleh multi pihak dan seluruh lapisan masyarakat.
Pilihan Editor: Deretan 5 Cara Sederhana Mencegah Terjangkit TBC